Adsense

Tampilkan postingan dengan label Kiat Bisnis Roti. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kiat Bisnis Roti. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 11 Juni 2016

OMZET PULUHAN JUTA DARI BISNIS SELAI

Sempat merugi miliaran rupiah tak membuat wanita ini menyerah untuk terus melakukan usaha. Berbagai cara dilakukan untuk kembali bangkit meski dililit utang hampir Rp 2 miliar.
Wanita tersebut bernama Nani Kurniasari. Kisahnya berawal saat usaha katering miliknya yang sudah dirintisnya sejak 2003-2010 silam. Usaha katering ini akhirnya rugi dan meninggalkan utang.
Penderitaan Nani tak berhenti sampai di situ, saat usahanya rugi dan terlilit utang ia justru harus berpisah dengan suaminya. Dia sangat merasa terpuruk.
"Sebetulnya karena waktu itu kondisi lagi drop bisnis katering dari 2003-2010 bangkrut akhirnya saya rugi Rp 1,5 miliar. Bodohnya saya pinjam uang lagi sekitar total Rp 500 juta untuk menutup utang tadi, malah jadi tambah utangnya, jadi malah harus menutup utang sekitar Rp 2 miliar. Lalu lagi ada masalah begitu ditambah kehidupan keluarga pisah sama suami," ujar Nani Kurniasari, dikutip detikFinance.
Setelah itu, ia bahkan sempat tidak memiliki pekerjaan dari tahun 2010-2013, sehingga mengandalkan pendapatan dari bantuan keluarganya, dan mulai bangkit di awal tahun lalu dengan membuat selai.
"Di 2010 sampai 2013 sempat vakum jadi saya mengandalkan sedapatnya dari pemberian keluarga. Kemudian 2014 mulai jualan lagi hijab tapi bangkitnya sejak tahun lalu sempat ikutan life coach untuk self healing. Nah dari situ ada tugas yang harus menghasilkan karya. Saya kan suka masak dan tidak mau ribet kalau katering kan ribet peralatannya banyak. Nah kalau selai ini mudah dan bisa dikerjain sendiri," lanjut Nani.
Wanita yang pernah kuliah di jurusan kelautan ini mengatakan, proses percobaan pembuatan selainya tidak mudah dari 4 sampel selai yang dibuatnya hanya 1 yang layak dijual. Saat ini selai yang dijualnya hanya 1 varian saja yaitu rasa karamel.
"Kalau sekarang jual 1 rasa yaitu selai karamel saja. Dulu itu waktu pertama kali percobaan bikin 4 dari 4 yang lolos cuma 1 sisanya pahit akhirnya coach saya bilang fokus untuk kerjain satu walaupun hasilnya kecil tapi harus ditekuni. Waktu yang bikin 4 itu emang bikinnya buru-buru sambil marah dan nggak fokus, makanya sekarang saya jual masih satu rasa aja mau fokus di satu dulu," kata Nani.
Modal awal yang dibutuhkan untuk usaha selainya ini sebesar Rp 200 ribu untuk bahan baku dan juga untuk kemasan toples. Selainya ini dijual dengan harga Rp 40 ribu/toples, 1 jarnya berisi 120 mg. Ia mengaku omzet dari penjualan selai move on miliknya ini mencapai Rp 4 juta per hari.
"Modal itu waktu awal Rp 200 ribu untuk bahan baku dan jar. Sehari bisa produksi sampai 300 jar. Alhamdulillah akhir-akhir minggu ini target jual 100 jar per hari bisa kekejar omzet sekarang Rp 4 juta per hari. Sebelumnya Rp 4-5 juta itu paling sebulanan bikin 10 jar aja seminggu nggak habis-habis," tuturnya.
Wanita yang memiliki 4 anak ini mengatakan, ia mengerjakan usaha selainya ini dibantu oleh kedua orang temannya. Saat ini ia memasarkan selai buatannya melalui teman-temannya dan juga melalui online seperti Facebook, Instagram, dan Twitter.
Ke depan ia berharap bisa membuat rumah selai yang bisa dimanfaatkan untuk menjual selai dan produk-produk lainnya, serta bisa memasarkan produknya sampai ke luar negeri.
"Sekarang untuk 1 resep itu buatnya 10 jam, bikinnya di rumah dibantu sama teman ada 2 orang. Pemasaran barang sih masih mouth to mouth dan online di Instagram, Facebook, dan Twitter masih belum dipikirin untuk sampai besar tapi ke depan pengennya bikin rumah selai move on nanti disitu ada selai atau ada produk-produk lain dari teman-teman yang mungkin lagi move on juga masih ngumpulin modal sih karena kan besar," ujarnya.
"Kemasan juga dipercantik jadi kalau orang mau kasih gift nggak malu-maluin begitu. Kalau pengiriman paling jauh ke Papua kalau ke luar negeri paling lewat teman ada yang titip selai move on pas teman lagi ke sana minta bawain ada yang ke Kanada, UK tapi belum pengiriman masih lewat teman saja," ujarnya.
Untuk mencoba Selai Move On milik Nani bisa mengunjungi
    Instagram: mamakrempong
    Facebook: mamak rempong
    Twitter: mamakrempong. 

sumber : http://ayopreneur.com/

Kamis, 06 Maret 2014

PELUANG BISNIS BURGER SETAN

Makanan burger makin memasyarakat di Indonesia. Tak heran banyak toko atau gerai yang menjajakan burger. Persaingan di bisnis ini pun kian ketat. Tapi itu tak mengurangi nyali Saiful Muslimim, pemilik Burger Setan asal Sidoarjo, Jawa Timur, masuk ke bisnis ini.
Saiful mulai terjun ke bisnis burger sejak 2010 lalu. Setelah menyadari peminat burger cukup tinggi, maka ia menawarkan kemitraan pada tahun yang sama. Saat ini, Saiful telah memiliki 26 cabang burger setan yang tersebar di Sidoarjo, Jakarta, Surabaya, Jawa Tengah dan Pasuruan.
Dari total jumlah gerai itu, lima gerai diantaranya milik sendiri. Saiful sengaja memberi nama burgernya itu burger setan karena bentuknya hitam. "Saya juga ingin membuat nama produk saya unik dan membuat orang penasaran," ujarnya.
Di gerai miliknya tersebut, Saiful tidak saja menjual burger tapi juga menjual menu lainnya seperti hot dog, dan kentang. Ia membanderol menu di gerainya mulai dari Rp 7.500 sampai Rp 15.000 per porsi. Menurut Saiful, harga jual produknya masih sesuai dengan kantong masyarakat.
Ia juga bilang, produknya ini menyasar semua kalangan dari kalangan masyarakat menengah ke bawah dan menengah ke atas. Bagi yang berminat menjadi mitra, Saiful menawarkan satu paket kemitraan dengan nilai investasi sebesar Rp 15 juta.
Dengan modal investasi sebesar itu, mitra akan mendapatkan satu buah gerobak dorong, bahan baku awal sebanyak 50 porsi, pelatihan karyawan, standar operasional prosedur dan survei lokasi.
Saiful menjanjikan mitra bisa meraup omzet rata-rata Rp 400.000 - Rp 500.000 per hari, dengan keuntungan sekitar 20% hingga 30% dari omzet. Dengan omzet sebesar itu, mitra bisa balik modal dalam waktu empat sampai lima bulan pasca beroperasi.
Saiful juga tidak memungut royalti fee dan masa kerjasama berlangsung seterusnya. Namun dengan catatan, mitranya itu harus membeli produk utama dari kantor pusat seperti roti, daging dan kemasan produk. Ia mengklaim, keunggulan produknya ini terletak pada dagingnya yang tebal dan mengandung protein tinggi. Sumber : Kontan.co.id

Jumat, 28 Februari 2014

Persaingan ketat, bisnis kebab tetap pekat

KEBAB sudah cukup akrab di lidah masyarakat Indonesia. Tengok saja, sudah banyak bisnis kuliner yang menjajakan menu khas Timur Tengah ini. Peluang bisnis makanan berupa hidangan daging panggang atau bakar ini memang selezat rasanya. Ini terbukti dengan bermunculan berbagai usaha yang mengangkat nama kebab sebagai menu utama. Tak ayal, banyak bisnis kebab menawarkan kemitraan, yang membuat kebab semakin dikenal hingga ke daerah-daerah.
Namun, banyaknya pemain yang bertarung dalam bisnis kebab membuat persaingan semakin tinggi. Para pemilik usaha kebab harus menerap  strategi yang tepat untuk memenangkan persaingan. Bagaimana prospek bisnis ini? Berikut ulasan KONTAN terhadap tiga kemitraan kebab yaitu Zahfy Kebab, Kebab Kings, dan Corner Kebab.
n Zahfy Kebab
Zahfy Kebab berdiri di tahun 2009. Tak hanya kebab, Zahfy Kebab juga menawarkan burger dan roti maryam. Pada awal 2010, Hefni Tri Sriyantono, pemilik Zahfy kebab, mulai menawarkan kemitraan. KONTAN telah mengulaskemitraan usaha kebab yang ada di Bekasi ini pada Februari 2012. Kala itu, jumlah gerai mereka sebanyak 28 gerai dengan 10 gerai milik sendiri dan sisanya milik mitra. Saat ini, gerai telah bertambah menjadi 45 gerai. Rinciannya,  dua gerai milik pribadi dan sisanya milik mitra.
Manager Operasional Zahfy Kebab, Hendra menjelaskan, mereka sengaja mengurangi kepemilikan pribadi karena ingin fokus mengembangkan gerai untuk mitra. Ada sedikit perubahan tawaran kemitraan. Sejak akhir tahun lalu, mereka hanya menawarkan tiga model investasi yaitu paket booth Rp 30 juta, paket outlet Rp 45 juta dan paket foodcourt Rp 65 juta. Sebelumnya, Zahfy kebab mempunyai enam pilihan model investasi.
Sejak akhir 2012, Zahfy Kebab juga telah menghapuskan sistem biaya royalti sebesar 3,5%. Alasannya, karena ini tidak menguntungkan mitra.
Omzet yang didapatkan dari bisnis ini lumayan, yaitu sekitar 30 juta per bulan dengan laba bersih sebesar 30%-40% dari omzet. Sehingga, hitungan Hendra para mitra bisa balik modal sekitar 8-11 bulan.
Akhir tahun lalu, Zahfy Kebab mengeluarkan dua menu baru yaitu Nasi Goreng Kebab dan Mie Goreng Kebab. Sehingga, saat ini Zahfy Kebab menjual delapan menu di gerainya. Adapun harga menu mengalami kenaikan dari kisaran Rp 9.000-Rp 11.000 menjadi Rp 12.000- Rp 20.000.
n Kebab Kings
Bisnis kebab ini dirintis Bobby Hendrawan sejak 2006 di Surabaya. Untuk membesarkan kebab Kings, Bobby mulai menawarkan peluang kemitraan di 2007.
Ketika KONTAN mengulas kemitraan ini pada awal 2013, sudah tercatat sebanyak 365 gerai kebab Kings yang tersebar dari Aceh hingga Papua. Rinciannya, sebanyak 20 gerai di antaranya milik Bobby dan sisanya milik mitra.
Seiring berjalannya waktu, jumlah gerai Kebab Kings bertambah sekitar 135 gerai yang tersebar di kota-kota besar Indonesia. Sehingga, total gerai Kebab Kings sekitar 500 gerai. "Pusat punya sekitar 50 lebih gerai baru," kata Bobby.
Ia bilang, pertumbuhan pesat jumlah gerai lantaran promosi tim manajemen hingga saat ini yang lumayan gencar. Selain promosi di internet,  Kebab Kings sering mengikuti pameran-pameran waralaba hingga saat ini.
Di tahun 2013, Bobby menawarkan empat paket investasi, yakni, paket gerobak senilai Rp 35 juta, booth Rp 40 juta, paket kios Rp 50 juta, dan paket motor roda tiga seharga Rp 55 juta. Saat ini, nilai investasi untuk menjadi mitra Kebab Kings sudah meningkat. Untuk masing-masing paket, ada kenaikan biaya sebesar Rp 5 juta. Jadi, paket investasi Kebab Kings kini berkisar Rp 40 juta-Rp 60 juta.
Meski demikian, harga jual produk ke konsumen tidak naik, yakni di kisaran harga Rp 12.000-Rp 15.000 per porsi. Namun, harga jual bisa lebih mahal di lokasi tertentu, seperti Papua, yang bisa mencapai Rp 20.000 per porsi.
Bobby mengklaim, tiap gerai bisa meraup omzet berkisar Rp 15 juta-Rp 60 juta per bulan. Ia menargetkan, awal tahun ini, jumlah gerai Kebab Kings akan bertambah menjadi 800 gerai. "Saya ingin, gerai kebab Kings tidak saja berada di kota-kota besar, tapi juga mencapai pelosok daerah," ucap Bobby.
Meski persaingan kian ketat dengan banyaknya pemain baru, namun Bobby masih yakin, karena bisnis kebab di Indonesia masih cukup menjanjikan.
n Kebab Corner
Kebab Corner dirintis oleh Ardiansyah Murdiawan Saputra sejak Agustus 2007. lantas pada Juli 2008, ia mulai menawarkan sistem kemitraan bagi masyarakat.
Usaha yang bermarkas di Komplek Ruko Ogie Plaza, Pamulang, Tangerang Selatan ini mampu berkembang. Ketika KONTAN mengulas tawaran kemitraan ini pada April 2013, Kebab Corner baru memiliki 350 gerai, yakni 15 gerai milik pusat dan sisanya milik mitra. Kini, total jumlah gerai bertambah menjadi 400 gerai. Rinciannya, 70 dikelola pusat dan sisanya sebanyak 330 gerai dimiliki mitra.
Ardiansyah mengatakan, perkembangan Kebab Corner yang lumayan ditandai dengan pertambahan gerai yang cukup cepat, tidak lepas dari  upaya inovasi dan terus mengontrol mitra. Selain itu, ia juga terus meningkatkan pelayanan pada konsumen serta menjalin hubungan yang baik dengan karyawan. "Kita menjalin hubungan baik dengan karyawan karena mereka adalah aset kita," tutur Ardian.
Inovasi yang dilakukan Kebab Corner adalah dengan menggunakan outlet berbahan 100% stainless steel dan meluncurkan menu-menu baru dan mengganti menu lama yang sudah tidak terlalu diminati pelanggan.
Awal tahun 2014, Ardian meluncurkan menu baru yaitu Burger Duo yang terdiri dari daging sapi dan ayam. "Pelanggan yang ingin menikmati dua macam daging dalam satu menu bisa memilih ini," ujarnya.
Selain itu, Ardiansyah juga terus berusaha menjaga kepercayaan klien dan komitmen untuk membantu jika mitra mengalami kesulitan.
Paket investasi yang ditawarakan Kebab Corner masih sama seperti tahun lalu senilai Rp 40 juta. Ardian belum berencana menaikkan paket investasi karena hal itu akan berpengaruh pada target balik modal mitra. Menurut dia, tidak bagus bagi perkembangan usaha jika mitra harus balik modal di atas dua tahun. "Oleh karena itu kita tidak berencana menaikkan harga paket investasi," kata dia.
Namun, untuk mengimbangi kenaikan harga bahan baku dan biaya operasional, Kebab Corner terpaksa menaikkan harga jual sekitar Rp 1.000- Rp 2.000 per menu. "Kalau cuma bahan baku yang naik tidak masalah. Tapi karena biaya operasional yang kita keluarkan untuk pegawai semakin besar jadi terpaksa menaikkan harga jual," jelasnya.
Sepanjang tahun 2013, Ardian  tidak banyak melakukan kegiatan promosi. Ia lebih fokus pada perbaikan dari sisi internal untuk memperkuat manajemen perusahaan. "Kalau tahun 2012 kita banyak mengikuti pameran.  Tapi di tahun 2013 kita lebih fokus memperbaiki sistem seperti membuat pusat pelatihan," tuturnya.
Ardian mengatakan, kedepan Kebab Corner masih akan terus melakukan inovasi baik dari sisi infrastruktur, produk, sistem dan Sumber Daya Manusia (SDM). Tahun ini ia menargetkan memiliki hingga 500 mitra. “Tahun 2012 sistem kemitraan kami bagi hasil syariah, tahun kita akan lebih fokus mengembangkan mitra mandiri,” ujar dia.      
Meski berasal dari Timur Tengah, kuliner kebab sudah banyak dikenal masyarakat Indonesia. Kuliner berbasis daging ini cukup popular di Indonesia. Meski ada pandangan   bisnis kebab sudah mulai jenuh, kenyataannya gerai-gerai kebab terus bermunculan. Para pemilik kemitraan kebab terus menambah mitra mereka.
Pengamat waralaba, Amir Karamoy menilai bahwa prospek bisnis kebab masih cukup menarik. Namun, ia juga tidak menutup mata bahwa persaingan antar pemain cukup ketat. Apalagi, beberapa gerai kebab berada pada lokasi yang berdekatan. Ini tentu harus menjadi perhatian para pelakunya. “Sebenarnya, perbandingan antara gerai yang menjual kebab dengan jumlah penduduk Indonesia masih terlampau jauh. Jadi pangsa pasar masih ada,” ujarnya.
Amir bilang, di beberapa pelosok, kebab belum terlalu populer. Artinya, daerah-daerah tersebut bisa dijadikan pangsa pasar yang baru. Ia juga menuturkan bahwa bisnis kuliner butuh waktu yang sangat lama hingga bisa jenuh. Di sisi lain, tentu saja pemilik usaha harus terus berinovasi untuk membesarkan usaha. “Dalam hal ini, inovasi rasa atau menu bisa jadi fokus agar konsumen tetap tertarik menikmati kebab,” tandasnya.
Ia menyoroti kebab Baba Rafi yang masih memimpin pasar hingga saat ini. Menurut Amir, usaha kebab yang lain pun seharusnya terpacu bukan hanya mencuil kue bisnis, tapi bisa merebut pasar. Selain inovasi, konsistensi kualitas, baik dalam hal rasa dan pelayanan pun harus terus ditingkatkan jika ingin bisnis kebab terus berjaya. sumber : Kontan.co.id

Minggu, 24 Maret 2013

Bisnis Roti dengan Modal Rp 100.000

TOKO ROTI, RESEP ROTI, BISNIS ROTI, USAHA ROTI, MESIN BAKERY, MESIN ROTI
FIKRI-TEKNIK.com - Semenjak dulu, Ambar Murtilina (38) memang bercita-cita menjadi pengusaha sukses. Tetapi semua itu baru terwujud setelah ia lulus kuliah dan bekerja di perusahaan swasta. Lina menimba ilmu di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 4 dengan Jurusan Tata Boga di Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Setelah lulus sekolah, Lina -begitu perempuan ini disapa- melanjutkan ke Akademi Perhotelan di Universitas Sahid, Jakarta. Berbeda dengan teman-temannya, Lina tergolong mahasiswa yang tak betah berdiam diri. Waktu senggang kuliah ia pakai untuk bekerja di salah satu pasar swalayan sebagai tenaga marketing. Keluwesan dan ketekunan inilah yang membuat Lina cepat mendapat pekerjaan setelah lulus kuliah.

Ia bekerja di perusahaan bakery ternama yang memproduksi donat. Namun begitu, ia merasa tidak betah. Pasalnya, perusahaan tersebut menempatkan Lina pada posisi marketing. “Padahal saya lebih suka di bagian produksi donat,” jelasnya.

Setahun kemudian Lina pun mengundurkan diri dari pekerjaannya. Ia bertekad untuk memulai bisnis. “Yang terpikir saat itu hanyalah bisnis warung nasi,” jelasnya. Tanpa pikir panjang, Lina pun membuat warung nasi tak jauh dari rumahnya. Namun sayang, bisnis ini hanya bertahan enam bulan. Warung nasinya tutup dan ia pun merugi.

Lina tidak menyerah. Pada tahun 2009 ia mendapat kabar mengenai pelatihan cara pembuatan roti di UKMKU asuhan Wulan Ayodya. “Kebetulan saya memang suka dengan roti, dan saya ingin tahu bagaimana cara pembuatannya,” ceritanya.
Dari situlah kemudian Lina berpikir untuk membangun bisnis roti. Menurutnya, roti itu makanan yang disukai oleh semua orang, dari anak kecil sampai orang dewasa. “Tapi, bukan berarti membuat bisnis roti itu mudah. Apalagi saya merupakan pendatang baru yang harus bersaing dengan merek roti lainnya,” jelasnya.

Lina pun membuat pembeda di bisnisnya ini. Ia membuat roti tanpa bahan pengawet dan harga yang murah. “Karena setahu saya saat ini banyak roti yang menggunakan bahan pengawet, dan harganya mahal. Nah, saya ingin beda dari yang lain,” tuturnya.

Bisnis roti Lina resmi berdiri pada 4 Maret 2009 dengan modal Rp 100.000. Uang itu ia belikan untuk terigu dan aneka selai. “Ternyata uang Rp 100.000 itu bisa untuk membuat roti selama seminggu,” jelasnya.
Lina baru tahu ternyata membuat roti tidak memerlukan banyak terigu. Di hari pertama produksi misalnya, ia hanya menghabiskan 1 kg tepung. “Dari 1 kg tepung itu saya bisa membuat 45 buah roti,” ucapnya.

Terus berkembang
Setiap hari, produksi roti Lina semakin bertambah. Dari 1 kg per hari, terus bertambah hingga 10 kg per hari. Roti-roti yang sudah diproduksi ia kirim ke warung-warung terdekat untuk dijual. Di sinilah Lina kerap mendapatkan cobaan. Roti buatannya kerap ditolak. Apalagi ketika mendengar roti tersebut dibuat di rumah. “Hah, roti rumahan? Pasti aneh rasanya,” begitu kata orang-orang pada awal ia menitip jual roti.

Para pemilik warung selama ini juga sudah terbiasa dengan roti buatan pabrik. “Ketika mendengar roti rumahan mereka langsung (menganggapnya) aneh,” jelas Lina. Dari 15 warung yang didatangi olehnya, hanya lima warung yang bersedia dititipi roti. Padahal Lina sudah memberikan contoh roti untuk dicoba secara cuma-cuma. “Namun mereka tetap tidak mau,” katanya.

Lina tak mau putus asa. Ia tetap mencari warung-warung lain yang mau menerima roti buatannya. Dari 20 roti yang dititipkan di satu warung, hanya satu atau dua roti yang laku. Selebihnya si pemilik warung memulangkan roti-roti tersebut. Kondisi ini tak berjalan lama. Lina justru semakin bangkit dan terus memperbaiki kualitas rasa roti tersebut. Hasilnya sangat mengejutkan.
Roti-roti itu habis terjual. Sampai-sampai si pemilik warung meminta Lina untuk mengirimkan kembali roti-roti tersebut. Berhubung banyak permintaan, akhirnya warung-warung yang sempat menolak roti buatan Lina pun berubah pikiran. “Mereka segera menghubungi saya dan minta dikirim roti,” ceritanya sambil tersenyum.

Berhubung permintaan semakin tinggi, Lina pun mulai keteteran. “Setiap hari saya mendapat telepon bertubi-tubi, pesannya hanya satu: mereka minta dikirimi roti segera,” kata perempuan kelahiran Jakarta, 2 Juni 1974 ini.
Mau tidak mau, Lina pun mengganti cara produksi roti tersebut. Ia mulai memproduksi dengan jumlah yang besar. Tak hanya itu, ia juga mengemas roti-roti itu dalam plastik bening agar terjaga kebersihannya. Setiap mengantar roti Lina akan bertanya kepada pemilik warung, apa saja kekurangan pada produknya. “Dari situ saya terus belajar dan belajar untuk menghasilkan roti yang lezat,” jelasnya.

Ia juga membuat inovasi dalam varian rasa roti. Tak hanya roti cokelat, kacang hijau, kelapa, dan stroberi, ia juga membuat roti piza. Roti berbentuk makanan khas Italia ini dibuat mungil. Rencananya ia akan memproduksi massal roti piza setelah Lebaran tahun ini.
“Awalnya coba-coba tapi ternyata peminatnya banyak,” tuturnya sabil tersenyum.
Tak hanya varian rasa yang akan dikembangkan oleh Lina, ia juga menargetkan distributor roti-roti buatannya. “Kalau bisa tahun ini 70 warung yang menjual roti buatan saya. Saya yakin pasti berhasil,” tutupnya.

Kamis, 21 Maret 2013

Tweet Pie, Buku Kumpulan Resep 140 Karakter

Ada kabar gembira bagi Anda yang memiliki hobi masak, sekaligus menjadi 'pecandu' jejaring sosial Twitter. Sebuah buku yang diberi judul "Tweet Pie" mengumpulkan sejumlah resep, yang tiap resep terdiri dari kata dengan jumlah maksimum 140 karakter, yang merupakan ciri khas Twitter.

toko roti, mesin roti, bisnis roti, mesin bakery, alat roti, usaha roti, kuliner, mesin roti bekas, usaha sampingan, bisnis online, bisnis sukses, restoran, hotel, mixer roti, oven roti, oven otomatis, oven lokal,proofer roti,proofer otomatis, steamer, ic board, sparkling, divider rounder, moulder,loyang roti,meja kerja,rak loyang,work table,cold showcase,dough sheeter,dough moulder.Buku resep terpendek di dunia ini memuat sejumlah resep makanan. Mulai dari makanan pembuka, makanan utama, hidangan penutup, aneka minuman, hingga makanan ringan.

Setidaknya ada 200 resep tersedia di buku ini. Namun, pihak penerbit buku sengaja membuat desain halaman sedemikian rupa, yaitu satu halaman untuk satu resep. Karena jika tidak, semua kumpulan resep itu pun bisa ditampung dalam satu halaman kertas A4.

Awalnya, buku ini terinspirasi dari sebuah survei yang mengungkap bahwa koki-selebriti Inggris, Delia Smith, menjadi koki yang paling banyak menggunakan kata dalam buku resepnya, dengan 872 kata hanya untuk sebuah resep sapi panggang. Sedangkan untuk resep yang sama, koki-selebriti lain, Nigella Lawson membutuhkan 787 kata dan Jamie Oliver membutuhkan 773 kata.

Sebuah organisasi amal di bidang makanan, FoodCycle, kemudian tergelitik untuk bertanya dalam sebuah tweet: "Bisakah Anda menciptakan resep hanya dalam 140 karakter?" demikian tweet yang ditulis FoodCycle yang bekerja sama dengan produsen makanan ringan asal Inggris Belling.

Tweeps pun kemudian menyahut tweet itu, dan mengirimkan sejumlah resep. Kumpulan resep inilah yang kemudian dihimpun dalam sebuah buku resep. Tak hanya resep, tweeps juga ikut menyumbang ilustrasi dalam buku ini.

Keuntungan dari penjualan buku ini sepenuhnya akan didonasikan untuk kegiatan amal yang dilakukan FoodCycle, yang menyebut ada setidaknya 4 juta warga Inggris kekurangan makanan dan menderita malnutrisi. Buku ini sendiri dijual secara online di situs eBay.

Senin, 18 Maret 2013

Salwa, Sate Ikan Crispy

Bisnis sate ikan ternyata cukup menjanjikan. Sate ikan tanpa tulang ini, mulanya adalah produk rumahan, namun kini berkembang dengan sistem waralaba.

alat pengembang roti, alat roti, bisnis online, bisnis roti, bisnis sukses, cold showcase, divider rounder, dough moulder., dough sheeter, hotel, ic board, kuliner, loyang roti, meja kerja, mesin bakery, mesin roti, mesin roti bekas, mesin roti murah., mixer murah, mixer roti, moulder, oven lokal, oven murah, oven otomatis, oven roti, proofer hemat daya, proofer murah, proofer otomatis, proofer room., proofer roti, rak loyang, restoran, rotary oven, sparkling, steamer, steamer donuts, toko roti, usaha roti, usaha sampingan, usaha rumah tangga,work tableMuhammad Toip, pemilik usaha "Salwa" sate ikan, mengaku bisnis ini adalah obsesi besarnya. Karena peluang usaha ini sangat menjanjikan, Muhammad Toip rela meninggalkan pekerjaannya yang sudah dilakoninya selama delapan di dua perusahaan. "Terakhir saya jadi kepala cabang," katanya.

Dulu Muhammad Toip menjual sate ikan secara langsung. Namun karena permintaan sangat banyak dan terutama ingin menciptakan pekerjaan buat orang lain, maka ia mencoba menggunakan sistem waralaba.

Indonesia, kata Muhammad Toip, kaya dengan ikan, namun konsumsi masyarakatnya sangat kurang. "Dengan jajanan sehat ini bisa memberikan konstribusi sehingga bisa meningkatkan kualitas hidup," ujarnya.

Menu andalan "Salwa" sate ikan antara lain, kakap crispy, tuna crispy, balakutak crispy, dan udang crispy. Cara membuatnya sangat gampang. Pertama pilih ikan segar. Kemudian pilih bumbu seperti garam, lada bubuk, dan cabe merah bubuk. "Terakhir bahan dicampur dengan tepung crispy sebelum digoreng," terangnya.

Dijelaskan Muhammad Toip, selama dua tahun bisnis ini berjalan sudah 20 mitra yang bergabung. Mereka ada di Kota Bandung, Tangerang, serta Bogor.

Kamis, 14 Maret 2013

Brownies Ikan Bandeng Kreasi Mahasiswi Unhalu

Sejumlah mahasiswi yang mengenyam pendidikan di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Haluoleo (Unhalu), Kendari, Sulawesi Tenggara, pandai memanfaatkan sumber daya alam daerahnya untuk pembuatan brownies. Mereka memakai ikan bandeng (Chanos chanos) sebagai bahan baku brownies.

brownies_ikan_bandengKreasi para mahasiswi Program Studi Budi Daya Perairan ini patut diacungi jempol. Melalui program kreatifitas mahasiswa kewirausahaan (PKMK), mereka ingin memperkenalkan produk olahan ikan bandeng sekaligus menumbuhkan jiwa kewirausahaan rekan sebayanya. Memilih proses pengolahan bahan pangan yang terbilang unik, Yulian Syalfiana Fatuni dan beberapa temannya menyajikan makanan olahan bandeng yang sebelum ini mungkin belum pernah ada di pasaran.

Dalam tahap pembuatan brownies ikan bandeng, putri-putri bangsa ini melakukannya dengan sistematis dan penuh perhitungan agar bisa menghasilkan brownies selezat brownies panggang konvensional yang banyak beredar. Pengujian produk dilakukan melalui 2 tahap, yakni tahap uji laboratorium dan tahap uji kepuasan konsumen.

Pada tahap uji laboratorium, produk tersebut dinyatakan lolos dan layak untuk dikonsumsi karena mengandung protein sebanyak 15,64 persen, karbohidrat 46,86 oersen dan lemak 17,1 persen. Sedangkan untuk uji kepuasan konsumen parameter yang diajukan seperti tampilan, rasa, aroma dan tekstur, semuanya dinyatakan lolos dan layak untuk dipasarkan.

Karena produk terbilang baru, brownies ikan bandeng ini dijual dengan beberapa strategi pemasaran yaitu dijual melalui kantin kampus dan koperasi mahasiswa FPIK, menitipkan brownies ke toko-toko kue di daerah setempat, melakukan penjualan door-to-door, mengikuti sejumlah bazaar serta pameran. Dibanderol seharga Rp5.000 untuk kemasan kecil dan sederhana serta Rp50 ribu untuk kemasan yang lebih besar dan menarik, brownies ini diharapkan bisa menarik minat masyarakat dan meningkatkan daya konsumsi masyarakat akan ikan bandeng yang kaya nutrisi.

Senin, 11 Maret 2013

Yoghurt Kulit Pisang Kaya Manfaat

Pisang merupakan buah yang selalu tersedia melimpah di pasar, bukan jenis buah musiman dan produksinya cukup banyak. Buah tropis ini banyak dikonsumsi dalam keadaan segar oleh sebagian masyarakat, tetapi kulitnya hanya dibuang begitu saja dan ujungnya menjadi limbah.

yogurt_pisangPadahal, penelitian tim Universitas Kedokteran Taichung Chung Shan Taiwan memperlihatkan bahwa ekstrak kulit pisang ternyata berpotensi mengurangi gejala depresi dan menjaga kesehatan retina mata. Selain kaya vitamin B6, kulit pisang banyak mengandung serotonin yang sangat vital untuk menyeimbangkan mood. Selain itu, ditemukan pula manfaat ekstrak pisang untuk menjaga retina dari kerusakan cahaya akibat regenerasi retina.

Melihat banyaknya manfaat yang terdapat dalam kulit pisang tersebut mendorong mahasiswa Jurusan Pendidikan IPA fakultas MIPA UNY yaitu Ratna Wirawati, Manna Wassalwa, Zamzam Fatma Ambarsari, Feby Kristifany dan Anita Setyorini untuk mengolah limbah kulit pisang menjadi yoghurt.
''Kami memilih kulit pisang untuk dijadikan yoghurt karena selama ini kulit pisang hanya menjadi limbah dari pedagang gorengan dan dianggap sebagai sampah yang tidak ada manfaatnya, tetapi ternyata dapat berubah menjadi komoditas usaha yang menjanjikan,'' kata Ratna Wirawati.

Manna Wassalwa menambahkan bahwa kulit pisang mengandung karbohidrat sebesar 18,50%, vitamin C, vitamin B, kalsium, protein, lemak, pektin dan air sebanyak 68,90%. ''Rata-rata setiap 100 gram daging pisang mengandung 70 gram air, 1,2 gram protein, 0,3 gram lemak, 27 gram pati dan 0,5 gram serat.

''Pisang juga kaya akan potassium yang berguna untuk pertumbuhan, dan juga merupakan bahan yang baik untuk diet karena mengandung kolesterol, lemak serta garam yang rendah. Pisang juga mengandung vitamin C, vitamin B6, dan vitamin A,'' katanya

Cara pembuatannya, dijelaskan Feby Kristifany, pertama kali adonan yoghurt dibuat dengan takaran 1 liter cream pisang dicampur dengan 0,5 kg gula pasir lalu disterilkan atau dipasteurisasi dengan cara memanaskan adonan cream kulit pisang tersebut hingga suhu 73 derajat C selama 15 menit denga menggunakan panci, kompor dan thermometer. Langkah berikutnya, proses kulturisasi yaitu memasukkan bibit yoghurt dan susu bubuk putih.

Yang dimaksud dengan bibit yoghurt disini adalah yoghurt yang sudah jadi sebanyak 0.05 liter dan 0,25 gr susu bubuk putih ditambahkan ke dalam cream kulit pisang  yang sudah dipasteurisasi tersebut.  Cream kulit pisang yang sudah dikulturkan tersebut dihangatkah dalam suhu 45 derajat C selama 24 jam atau disebut proses inkubasi yang dilakukan dengan menggunakan kardus berventilasi, ditempeli dengan bohlam yang diatur sedemikian agar lampu bohlam tersebut mampu memberikan kehangatan kepada susu tersebut.

Kemudian cream kulit pisang diletakkan dalam kardus selama 24 jam, setelah itu yoghurt kulit pisang yang sudah jadi dimasukan ke dalam kulkas. Gagasan mahasiswa pendidikan IPA itu berhasil meraih dana Dikti dalam Program Kreativitas Mahasiswa tahun 2011 bidang Kewirausahaan.

Kamis, 07 Maret 2013

Wow, Ada Kue dari Jengkol!

Fakta bahwa jengkol adalah makanan yang menghasilkan aroma yang luar biasa sudah tidak aneh lagi. Tapi fakta bahwa jengkol dijadikan bahan mentah yang bisa diolah menjadi kue mungkin terdengar aneh.

jengkolTapi tidak ada yang tidak mungkin bagi merek kue ternama di Bandung J&C Coockies. Mereka berani menggebrak pasar dengan 'Jengkies' Jengkol Coockies.

Jengkol asli? Pertanyaan itu pasti muncul di benak kita. J&C tidak main-main, mereka benar-benar membuat kue yang terbuat dari jengkol. Jengkies terbuat dari bahan baku jengkol asli yang dipadukan dengan ramuan kue kering khas citarasa J&C. Rasanya tak beda jauh dengan jengkol asli, namun aromanya tidak sekuat makanan yang terbuat dari jengkol lainnya.

"Ide awalnya dari Owner J&C, Pak Dedi. Dia senang makan jengkol. Kemana-mana suka bawa jengkol. Kadang-kadang malu, dari situ kepikiran untuk buat kue dari jengkol," jelas Corporate Secretary Lucky D Aria.

Dari rasa suka sang Owner itulah, mulai April 2011 lalu, Jengkies beredar di pasaran. Meski banyak yang sangsi dengan citarasa kue Jengkies ini, namun tak disangka kue ini cukup laku di pasaran, khususnya penggemar jengkol.

"Kita sudah membuat Jengkies sekitar 300 lusin, atau 3.600 toples. Kalau permintaan sih lebih dari itu," imbuh Lucky.

Diakui Lucky, penggemar Jengkies kebanyakan luar pulau Jawa. Sementara untuk konsumen di area pulau Jawa masih kurang. "Kebanyakan Sumatera. Bahkan orang Malaysia pada suka kue ini," terang Lucky.

Beberapa orang justru menikmati Jengkies ini dengan nasi putih seperti layaknya makan siang biasa. Anda juga tak perlu malu, Jengkies bisa dibawa kemana-mana karena hadir dalam kemasan toples hardtop dengan berat 325 gram.

Satu toplesnya dibanderol Rp 60.000. Jengkis ini cukup awet, bisa dikonsumsi hingga enam sampai delapan bulan.

Selain jengkol, J&C juga mempunyai kue unik lainnya seperti kue rujak, dan kue emping. Ke depan, Lucky mengatakan J&C akan terus berinovasi membuat kue-kue unik lainnya seperti kue durian dan kue pete.

Minggu, 03 Maret 2013

Pudding Daun Binahong; Lezat & Berkhasiat

Daun Binahong adalah tanaman obat yang berasal dari Daratan Tiongkok. Tanaman ini dikenal memiliki khasiat menyembuhkan berbagai penyakit, salah satunya adalah diabetes.

binahongDengan kandungan antioksidan, asam arkobat, total fenol, dan protein yang cukup tinggi, penggunaan tanaman yang bernama latin Anredera Cordifolia ini sudah menjadi tradisi dan bukan hal baru. Saat ini, produk olahan tanaman ini hanya tersedia dalam bentuk kapsul dengan harga yang relatif mahal.

Untuk menyiasati hal tersebut, empat mahasiswa dari Fakultas Matematika dan IPA Universitas Negeri Yogyakarta (FMIPA UNY) menciptakan inovasi baru agar para penderita diabet tetap dapat memperoleh khasiat daun Binahong.

Tim yang terdiri dari Endah Dani Puspitaningrum, Amri Handayani, Alvani Nuzul Marfu’ah, dan Ari Nurlitawati ini pun menciptakan produk olahan berbahan baku daun Binahong dalam bentuk puding yang diberi nama Deralia's Pudding.

"Pemberian nama Deralia's Pudding diambil dari singkatan nama ilmiah Daun Binahong. Sementara untuk rasa, tersedia dalam tiga varian, yakni original, melon, dan pandan," kata Amri. Demikian dilansir dari situs UNY.

Sementara, untuk membuat puding sehat bagi penderita diabet ini, tergolong cukup mudah. Bahan-bahan yang diperlukan, yakni satu kilogram (kg) daun Binahong, satu bungkus agar-agar bubuk, 1/2 kg madu, air, dan perasa makanan dengan rasa melon maupun pandan secukupnya.

"Pertama, daun Binahong dicucui bersih. Kemudian, campurkan dengan air. Remas-remas daun Binahong tersebut, lalu disaring," kata Alvani.

Langkah selanjutnya, sama seperti membuat agar-agar pada umumnya. "Daun Binahong yang sudah diperas dan disaring, campurkan dengan agar-agar bubuk dan madu dalam sebuah panci. Panaskan di atas kompor sambil diaduk-aduk hingga mendidih. Kemudian, tambahkan perasa secukupnya. Tuang adonan tersebut dalam cetakan, diamkan sebentar, dan masukkan ke dalam lemari pendingin," ujar menambahkan.

Rabu, 27 Februari 2013

Lezatnya Roti dari Tela Ungu

Sejauh ini orang mengenal tela ungu hanya sebatas untuk membuat keripik, atau makanan rebus biasa. Bahkan, banyak yang menganggap tela ungu adalah makanan kampung yang mulai tidak dilirik lagi.

tela_ungu0911Tapi, berbeda dengan Fitri Sundari pemilik toko kue Tsabita, yang awalnya hanya tertarik dengan segala sesuatu yang berwarna ungu.

“Saya ingin, bagaimana agar tela ungu ini diolah dimodifikasi sehingga kemudian diminati banyak orang,” kata Fitri, di lokasi usahanya di Jalan Semenromo 46, Ngruki, Cemani, Sukoharjo, Jawa Tengah.

Berawal dari browsing internet, Fitri menemukan bahwa tela ungu memiliki banyak manfaat. Seperti, mengandung banyak antioksidan, dan warna ungu dalam tela tersebut juga ada manfaatnya.

Tawangmangu adalah salah satu daerah penghasil utama. Saat ini ia pun bisa memaksimalkan potensi tela ungu yang diproduksi petani. “Sebelumnya, kami pernah survei di Tawangmangu, pemanfaatan tela ungu itu maksimal hanya untuk keripik,” ujarnya seperti dikutip dari Solopos
Dengan berkali-kali melakukan percobaan, Tsabita pun akhirnya bisa memodifikasi tela ungu itu menjadi beragam bentuk kue dan roti. Hanya melalui proses dikukus, dihaluskan kemudian dibuat roti.

“Kami sudah mencoba sekitar 30 item cake tela ungu. Seperti, variasi cake, muffin, brownis, filling roti manis, hingga snack tradisional. Inovasi ini kami buat tanpa bahan pengawet. Sehingga, PR kami ke depan adalah bagaimana membuat hasil cake tadi terutama filling roti itu bisa lebih awet,” paparnya.

Sabtu, 23 Februari 2013

Membuat Ubi Jadi Berkelas

Mengonsumsi makanan tradisional berbahan baku seperti singkong, ubi jalar, pisang yang direbus dan digoreng tentu sudah biasa. Bagaimana jadinya jika panganan kampung itu diubah sebagai camilan berkelas?

Ya, di tangan Agustina Herlina, warga Jalan Nangka Raya 29, Lamper Kidul, Semarang, makanan tersebut diubah menjadi berkelas. Yaitu stik renyah ubi jalar, sirup dan abon yang dihasilkannya sejak tahun 2001.

ubi_jalar’’Selama ini ubi jalar hanya dimasak menjadi kolak, digoreng atau direbus, sehingga tidak memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Kemudian saya mencoba untuk berinovasi menjadikan ubi sebagai camilan stik renyah dan sirup,’’ kata Agustina.

Agustina ingin menambah keanekaragaman makanan camilan di kota Semarang. Masyarakat Semarang, kata dia, tentu sangat mengenal ubi jalar. Popularitasnya sebagai panganan sejajar dengan singkong, pisang dan sejenisnya. Namun ubi jalar memiliki ciri khas sendiri, dapat pula dijadikan menjadi stik yang renyah dan gurih.

Stik menjadi salah satu produk yang paling diminati, utamanya anak-anak. Proses pembuatannya pun cukup rumit. Menurut ibu dari dua putra ini, ubi jalar yang sudah dipilih lalu dikupas dan dibersihkan. Yang perlu diingat, ubi jalar yang dipilih adalah ubi yang memiliki kualitas bagus dengan tekstur halus sehingga saat diolah lebih bagus dan mudah. Khusus untuk mencari ubi jalar berkualitas nomer satu itu, Agustina berburu hingga Ungaran dan sekitarnya.

“Di daerah Ungaran kan lahan pertanian masih luas sehingga di sana masih banyak lahan ubi jalar,” katanya.

Setelah dikuliti dan dibersihkan, ubi itu kemudian dipotong dengan menggunakan mesin yang dibelinya seharga Rp 15 juta. Proses pemotongan ini akan memisahkan mana ubi yang memiliki potongan bagus dan mana yang tidak. Yang bagus ini kemudian disortir dan dimasukan ke proses coating atau memberi lapisan pada ubi jalar. Lapisan yang digunakan biasanya tepung beras atau jagung. Hal ini dilakukan agar saat digoreng ubi jalar tidak rusak.

“Ubi jalar itu pengelolaannya tidak gampang butuh perhatian dan keseriusan, rusak sedikit, rasanya sudah lain,” terangnya.

Dalam satu minggu dibutuhkan sekitar 500 kilogram ubi jalar berkualitas bagus untuk memenuhi permintaan pasar. Untuk 100 kilogram atau satu kwintal ubi jalar, bisa diolah menjadi 200 kemasan stik.

Setiap kemasan dengan berat masing-masing mulai 450 gram. Sedangkan minyak goreng yang dibutuhkan sekitar 5 liter tiap 100 kilogramnya. Untuk kemasan, dia menggunakan mesin pengemasan otomatis sehingga lebih kuat dan stiknya bisa lebih awet.

“Pengemasan merupakan salah satu proses yang penting dalam produksi, makanya saya pilih menggunakan mesin sealer otomatis yang bisa diatur hingga suhunya mencapai 150 derajat celsius. Selain itu plastik yang digunakan tidak sembarangan yakni menggunakan yang berbahan baku polyethylene yang tahan hingga suhunya 80 derajat celsius atau bau menyengat,’’ papar Agustina.

Berkat inovasi, ketekunan dan kerja kerasnya usahanya semakin sukses dan berkembang. Produksinya mulai merambah ke beberapa daerah. Selain sejumlah pasar tradisional, supermarket dan retail modern pun juga menampung hasil produksinya. ’’Saya berharap produk yang saya hasilkan bisa dikonsumsi masyarakat luas. Untuk meningkatkan usaha saya ini, ke depannya akan mencoba menggali ide untuk inovasi produk lagi,’’ terang dia.

Sabtu, 16 Februari 2013

12 Prinsip Guerilla Marketing bagi Bisnis Rumahan

toko roti, mesin roti, bisnis roti, mesin bakery, alat roti, usaha roti, kuliner, mesin roti bekas, usaha sampingan, bisnis online, bisnis sukses, restoran, hotel, mixer roti, oven roti, oven otomatis, oven lokal,proofer roti,proofer otomatis, steamer, ic board, sparkling, divider rounder, moulder,loyang roti,meja kerja,rak loyang,work table,cold showcase,dough sheeter,dough moulder.
Perusahaan besar umumnya memiliki anggaran marketing yang besar dan staf yang jumlahnya ratusan bahkan ribuan. Tak heran, mereka ini menghabiskan ratusan juta Rupiah untuk beriklan.
Namun, masalahnya tidak semua perusahaan seperti itu. Apalagi jika kita membahas tentang bisnis rumahan. Perbedaannya akan sangat besar, seperti bumi dan langit. Lalu,apa yang bisa Anda lakukan jika Anda seorang pebisnis rumahan? Apakah Anda harus menyerah karena terbatasnya anggaran untuk beriklan?

Untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan besar ini, pemilik bisnis rumahan tak perlu gentar. Pahamilah prinsip-prinsip guerilla marketing berikut ini.

1. Investasi terbesar Anda ialah waktu, energi, dan imajinasi, bukan uang.
2. Penting untuk memahami copywriting, sehingga Anda bisa memahami dan berkomunikasi langsung pada audiens sasaran dalam semua salinan penjualan Anda.
3. Penting untuk mengukur upaya marketing yang dilaksanakan berdasarkan laba, bukan volume penjualan.
4. Marketing yang sukses bersandar pada pengetahuan mengenai angka dan mengetahui kebiasaan audiens sasaran, bukan hanya menerka-nerka.
5.Fokus pada kualitas tinggi dalam produk dan jasa Anda. Saat Anda memutuskan memperluas jajaran produk Anda, pastikan apa yang Anda jual itu berhubungan erat dengan produk utama. Selalu berpikir mengutamakan kualitas tinggi dan hindari kualitas rendah yang menghancurkan reputasi.
6.Jangan menyerah untuk mendapatkan pelanggan baru, tetapi di saat yang sama juga carilah cara untuk merawat pelanggan setia dan transaksi yang lebih besar dari basis pelanggan yang ada.
7.  Carilah peluang untuk bekerjasama dengan pihak lain untuk memajukan usaha, bahkan jika itu adalah pesaing Anda.
8.Temukan kombinasi strategi marketing yang menghasilkan hasil terbaik untuk Anda. Misalnya, bisa jadi itu gabungan antara penggunaan blog, artikel, dan jejaring sosial, serta kartu pos. Setiap bagian kanal marketing Anda akan membantu pekerjaan lain.
9. Fokus pada terbangunnya hubungan baru dalam berbisnis. Hubungan yang baik dapat menggiring kita ke naiknya angka penjualan di masa depan.
10.Teknologi adalah teman Anda. Jangan menyia-nyiakannya. Perkembangan terbaru dalam teknologi memberikan peluang untuk memaksimalkan marketing bisnis rumahan Anda setiap harinya.
11. Terdapat banyak alat yang tersedia yang akan mebantu meningkatkan keuntungan. Banyak yang gratis.
12.Jaga agar tetap sederhana. Jangan mempersulit dan membuat menjadi lebih kompleks. Ini akan mempermudah Anda mengendalikan bisnis.

Rabu, 13 Februari 2013

Populerkan Merek dengan Waralaba

toko roti, mesin roti, bisnis roti, mesin bakery, alat roti, usaha roti, kuliner, mesin roti bekas, usaha sampingan, bisnis online, bisnis sukses, restoran, hotel, mixer roti, oven roti, oven otomatis, oven lokal,proofer roti,proofer otomatis, steamer, ic board, sparkling, divider rounder, moulder,loyang roti,meja kerja,rak loyang,work table,cold showcase,dough sheeter,dough moulder.
Siapa tak kenal sistem waralaba alias franchise sekarang ini? Waralaba bisa didefinisikan sebagai sebuah perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual (HAKI) atau pertemuan dari ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan oleh pihak lain tersebut dalam rangka penyediaan dan atau penjualan barang dan jasa.
Kadang pebisnis merasa putus asa saat menghadapi berbagai kendala dalam memasarkan merek yang ia miliki. Nah, jika Anda juga menghadapi problem serupa (merek tak kunjung dikenal orang). Jangan khawatir, mungkin sistem waralaba adalah jawaban yang Anda tunggu selama ini. Lalu seberapa menguntungkannya jika kita membuat sebuah waralaba dengan merek yang kita miliki?

Menurut Peni R. Pramono, konsultan keuangan dan pelatih kewirausahaan, kemitraan bisa dibangun untuk membuat lebih banyak orang menyadari kehadiran merek Anda di pasar (meningkatkan brand awaraness).  Selain itu, risiko yang kita tanggung sendirian pada awalnya bisa dibagi-bagikan kepada mitra. Kemitraan membuat merek kita bisa menjangkau lebih banyak pasar dan dengan sendirinya membuat lebih banyak orang mengenal dan menggunakannya.

Lalu untuk membangun kemitraan atau partnership, kita juga perlu banyak persiapan. Sebuah poin penting yang patut diingat sebelum mengembangkan merek menjadi sebuah sistem waralaba ialah bahwa bisnis waralaba intinya adalah menduplikasi atau mereproduksi apa yang sudah ada. Pewaralaba (franchisor) perlu cermat dalam memilih hal-hal yang bisa dibagikan kepada para terwaralaba (franchisee) karena jika kurang cermat, hal-hal yang seharusnya tetap menjadi ‘resep rahasia dapur’ menjadi terbuka ke banyak orang.

Bagi pemilik merek/ usaha yang ingin berfokus pada pemantapan kualitas produk dan merek yang ia jual, menyewa jasa seorang konsultan dan agensi merupakan solusi terpraktis untuk membangun sistem waralaba bagi merek Anda. Mereka inilah yang akan melaksanakan riset pemetaan untuk Standard Operational Procedure (SOP) yang akan dibagikan kepada para terwaralaba. Agensi juga bisa memberikan bantuan dalam menemukan mitra yang setara.

Sabtu, 09 Februari 2013

Sunarto, Jatuh Bangun Kelola Sate Tegal "Laka-Laka"

toko roti, mesin roti, bisnis roti, mesin bakery, alat roti, usaha roti, kuliner, mesin roti bekas, usaha sampingan, bisnis online, bisnis sukses, restoran, hotel, mixer roti, oven roti, oven otomatis, oven lokal,proofer roti,proofer otomatis, steamer, ic board, sparkling, divider rounder, moulder,loyang roti,meja kerja,rak loyang,work table,cold showcase,dough sheeter,dough moulder.
Memilih pensiun dini sebagai wartawan, Sunarto banting setir menekuni bisnis kuliner dengan mendirikan warung sate tegal sejak tahun 2003. Padahal karier lulusan Universitas Diponegoro, Semarang ini sebenarnya tengah di moncer-moncernya di surat kabar nasional di Ibu Kota.

"Saya tertarik bisnis kuliner antara lain didorong saat sering liputan dan menangani rubrik tentang kuliner," ujar Narto, panggilan rekan-rekannya saat masih di media. Saat memulai, dia mengaku dapat pinjaman modal dari saudaranya.

Namun, jalan yang dilalui ayah dari Raidha ini cukup terjal dan berliku. Saat mulai membuka warung dia langsung dihadang masalah. tanah yang dia beli untuk mendirikan warung di daerah Cibinong ternyata jalur hijau. Sehingga baru sekitar enam bulan bangunan permanen dua tingkat didirikan dan warung dibuka terkena penggusuran.

Dia, istri dan anak semata wayang menyaksikan langsung penggusuran bangunan yang menghabiskan puluhan juta saat dibangun itu. Dia mengaku salah dan tertipu saat membeli tanah. Namun Narto justru mendapat jalan di tengah penggusuran itu. "Habis penggusuran saya malah ditawari petugas Trantib untuk mendirikan tenda di depan Kantor Pemkab Bogor di Cibinong," ujar Narto.

Tawaran itu langsung ditangkap. Dia mendirikan warung tenda dengan menu bebek goreng yang dinamakan "Bego". Selain tentu saja menu sate kambing. Perlahan tapi pasti warungnya banyak pembelinya. Hanya berselang dua bulan dia membuka satu cabang masih tak jauh dari lokasi yang pertama. Tak lama kemudian satu warung tenda dibuka lagi. Sehingga dalam waktu setahun setelah tergusur dia bisa mendirikan tiga warung tenda.

Merasa terlanjur "basah" di bisnis kuliner, Narto mengaku semakin menekuni kegiatannya itu. Apalagi ada 20 karyawan yang bekerja pada dia. Untuk itu tak jarang, sehabis menutup warung tenda ditengah malam, dia lanjutkan belanja sayuran ke pasar hingga subuh. Usaha-usaha pengembangan tak henti dilakukan. "Terpenting adalah mencari lokasi yang tepat," ujarnya.

Setelah berkali-kali tak berhasil, akhirnya dia mendapatkan lahan sewa di pinggir jalan baru Bogor-Parung. Di tempat yang kini semakin ramai setelah dibukanya jalan tol luar Bogor itu Narto menyewa lahan seluas 200 meter persegi selama 10 tahun untuk dirikan warung sate "Laka-laka" tahun 2010. Berarti dia butuh waktu tujuh tahun untuk bisa bangkit mendirikan warung lagi.

Pilihan Narto tidak salah. Warung yang didirikan di atas lahan sewa itu banyak dikunjungi pembeli. Menunya pun bervariasi. Selain menu utama sate kambing, dia juga menjual bebek goreng, ayam goreng, sop sapi, sate ayam, sop kambing. Selain berbagai minuman. Ia pun mengajak keluarga pemilik lahan itu untuk menjual es kelapa muda. Dia menyebut rata-rata untuk kambing dia bisa menghabiskan lima ekor.

Bulan Juni 2012, dia kembali membuka cabang sate "Laka-laka" di Kota Bogor. Di kawasan kuliner itu, dia mengaku menginvestasikan dana sekitar Rp 750 juta untuk sewa lahan dan mendirikan restoran. Kini dia lebih fokus mengelola dua restonya. Tiga warung tenda sudah ditutup. "Anak-anak (karyawan-red) pada ogah disuruh kerja di warung tenda mas. Jadi saat saya gilir ke sini pada tidak mau lagi ke warung tenda," ujarnya.

Sekarang Narto semakin menata pengelolaan usahanya. Dari sekitar 40 karyawan yang bergabung di bagi dalam dua bagian yaitu bagian produksi dan bagian pelayanan. Sedang untuk yang bertugas pada kasir, dalam sehari tiga kali melaporkan ke dia.

Selasa, 05 Februari 2013

Fathurahman, Mendulang Untung dari Bisnis Kuliner Terapung

toko roti, mesin roti, bisnis roti, mesin bakery, alat roti, usaha roti, kuliner, mesin roti bekas, usaha sampingan, bisnis online, bisnis sukses, restoran, hotel, mixer roti, oven roti, oven otomatis, oven lokal,proofer roti,proofer otomatis, steamer, ic board, sparkling, divider rounder, moulder,loyang roti,meja kerja,rak loyang,work table,cold showcase,dough sheeter,dough moulder.
Menikmati santap malam sambil menyusuri Sungai Kapuas menjadi incaran turis asal Malaysia dan Brunei. Inilah yang menjadi ladang bisnis Fathurahman, pemilik kafe Banjar Serasan di Kota Pontianak.

"Bisa dibilang 40 persen tamu kafe ini adalah turis dari Malaysia dan Brunei. Sisanya berasal dari dalam negeri dan beberapa turis asing asal negara lain," ujar Fathurahman.

Diakui Fathur, dia memang menjalin kerjasama hampir dengan semua travel agent yang ada di Pontianak.

Makan sambil berpesiar dengan kapal Banjar Serasan sudah menjadi bagian dari city tour yang dikemas biro perjalanan di Pontianak. Tak hanya disuguhi menu khas seperti ayam api serasan, tumis pukis maupun asam pedas ikan serangin yang bercita rasa khas Melayu dengan beragam bumbu, para tamu juga mendapat suguhan panorama yang eksotik.

Saat sore menjelang petang saat matahari menuju peraduan, panorama sunset terlihat sangat menakjubkan. Semburat warna jingga di langit biru serta kecipak ombak kecil dengan balutan angin sepoi-sepoi menjadi daya tarik bagi tamu. Sedang saat malam menjemput siang pemandangan lampu-lampu di kota membuat suasana romantis di dalam perahu.

Fathurahman memberikan pilihan dua trip bagi para tamunya. Jika siang hari kapal Banjar Serasan akan berangkat dari Serasan menuju Alun Kapuas hingga Tugu Khatulistiwa dan kembali lagi dengan durasi sekitar 1,5 jam. Sedang saat malam dari Serasan sampai Alun Kapus kembali ke Serasan butuh waktu sekitar 40 menit. "Namun jika hujan dan berangin saya tidak izinkan kapal berjalan mengangkut tamu," papar dia.

Dia mematok tarif sebesar Rp 400 ribu sekali trip. Saat ini kapal yang dia miliki bisa menampung 25 orang. Namun dia sudah menyiapkan satu kapal lagi yang mampu menampung 60 orang. Fathur memang membuat sendiri kapal-kapal yang dijadikan kafe. Jika pada kapal yang pertama menggunakan mesin Isuzu Panther. Sedang, pada kapal kedua dia pasang mesin Mitsubhisi PS 120.
 Saat mengawali usaha tahun 2001, Fathur hanya menggunakan keramba terapung dengan tenda-tenda dari sponsor. Para pembeli lesehan di atas keramba. Kafe perahu mulai dirintis 2006. Itu setelah dia membangun kafe permanen di tepi sungai Kapuas tepatnya di dekat dermaga Serasan.

"Masakan tidak dibuat di kapal namun di dapur resto permanen. Jadi setelah menu yang dipesan para tamu disajikan, baru kapal berlayar," ujar Fathur. Pada setiap trip ada dua pelayan, juru kemudi dan seorang ABK. Namun, menurut Fathur, jumlah petugas disesuaikan dengan jumlah tamu terutama untuk memberikan pelayanan yang baik kepada para tamu.

Saat ini kafe yang memberikan layanan berlayar menyusuri Kapuas memang baru yang dikelola Fathur. Untuk itu dia optimistus usahanya masih akan berkembang. "Saya optimis dengan wisata kuliner sambil berlayar ini," ujar Fathur. Hanya saja dia berharap dukungan infrastuktur berupa dermaga dari Pemerintah Kota. Terutama agar turis bisa turun mengunjungi Tugu Khatulistiwa.

Rabu, 30 Januari 2013

Fatoni, Menggurita dengan Jamur Kriuk

toko roti, mesin roti, bisnis roti, mesin bakery, alat roti, usaha roti, kuliner, mesin roti bekas, usaha sampingan, bisnis online, bisnis sukses, restoran, hotel, mixer roti, oven roti, oven otomatis, oven lokal,proofer roti,proofer otomatis, steamer, ic board, sparkling, divider rounder, moulder,loyang roti,meja kerja,rak loyang,work table,cold showcase,dough sheeter,dough moulder.
Pernah melihat gerobak kecil mengkal di suatu sudut dengan tulisan Jamur Kriuk? Cukup dengan Rp 5000 saja Anda sudah dapat sekantung jamur kriuk Jakri, dengan aneka pilihan rasa. Sepintas tampilan cemilan yang digemari ABG ini mirip dengan ayam goreng tepung alias fried chicken. Bukan, jamur kriuk ini terbuat dari jamur merang yang digoreng garing dengan tepung, lalu diberi tambahan rasa sesuai selera.  Gerobak itu tidak hanya satu, melainkan lebih dari 200-an tersebar di seantero Indonesia. Mereka adalah bisnis waralaba yang dirintis oleh Fatoni, dari Purwokerto, Jawa Tengah. Pria yang akrab disapa Toni ini memulai semuanya dengan modal Rp 3 juta saja, dan siapa nyana dalam tempo 2,5 tahun ia sukses meraih 205 mitra. Usaha yang berbendera CV Manggala Karya Abadi ini meraih profit dari royalty fee, serta penjualan bahan baku.

Ide membuat snack jamur kriuk datang dari istri, Lita Desita, yang mencoba meramu gorengan jamur. Ternyata rasanya renyah, kriuk, dan gurih. Terbersit untuk berjualan sendiri dengan gerobak. Naik turun penjualan tak membuat alumni Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta itu gentar. Setelah dagangan snack ini cukup laris manis, ia mulai berpikir untuk mewaralabakannya. Dengan gigih ia mengetuk hati para investor. Berkat perjuangan yang cukup keras, dalam 2,5 tahun Toni berhasil mendapatkan 205 waralaba, di mana 28 adalah pemilik master franchise.

Wow, luar biasa bukan? Tak mudah menyerah, pada pertengahan 2011 silam ia membuka waralaba baru, Pasta Jakri, yakni pasta yang dikombinasikan dengan ragam jamur kriuk hasil kreativitasnya. Kendati belum berhasil membuka waralaba, Pasta Jakri sudah dapat mengeruk omzet Rp. 1,5 juta sehari. Toni mengaku terus memikirkan inovasi lain untuk usahanya yang berbasis bahan jamur merang ini.

Berminat menjadi waralaba Jamur Kriuk milik Toni? Untuk pemegang waralaba atau franchise bisa merogoh kocek Rp 6,8 juta untuk investasi. Sementara untuk master franchise harus menyiapkan modal setidaknya Rp 30 juta. Semuanya mendapatkan fasilias training pengolahan jamur kriuk, agar sesuai dengan standar. Training ini diadakan sampai si karyawan yang dikirim oleh mitra bisa membuat jamur kriuk sesuai harapan, yakni yang lezat, renyah, dan gurih.

Jika cukup aktif berpromosi, didukung lokasi penjualan yang strategis, 1 gerai gerobak Jamur Kriuk dapat mendulang omzet Rp 300.00-500.000 per hari. “Dengan bisnis franchise kami dapat membantu orang lain, membuka peluang usaha dan lapangan kerja bagi yang ingin usaha tapi belum memiliki ide bisnis,” ujar Toni dalam blognya yang memang dikhususkan untuk mempromosikan bisnisnya.

Agaknya harapan Toni membantu orang lain tidak berlebihan, sebab terbukti gerobak Jamur Kriuk-nya sudah tersebar di Jakarta, Depok, Yogya, Bandung, Semarang, Bogor, Serang, Banten, Tangerang, bahkan Pekanbaru.

Sabtu, 26 Januari 2013

Riyadh Ramadhan, Jutawan Muda Berkat Bisnis Gorengan

toko roti, mesin roti, bisnis roti, mesin bakery, alat roti, usaha roti, kuliner, mesin roti bekas, usaha sampingan, bisnis online, bisnis sukses, restoran, hotel, mixer roti, oven roti, oven otomatis, oven lokal,proofer roti,proofer otomatis, steamer, ic board, sparkling, divider rounder, moulder,loyang roti,meja kerja,rak loyang,work table,cold showcase,dough sheeter,dough moulder.
Kendati usianya masih muda, Riyadh Ramadhan sudah berani memulai usaha. Di usia 19 tahun, ia sudah memiliki bisnis gorengan di Surabaya dengan omzet ratusan juta per bulan. Bisnis ini dirintisnya tahun 2009, saat ia masih berusia 16 tahun.

Saat itu, ia baru duduk di kelas satu sekolah menengah atas (SMA). Lantaran usianya yang masih belia, ia pernah dinobatkan sebagai Entrepreneur Termuda 2010 versi Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah.

Riyadh memulai bisnis secara autodidak. Semua berawal dari kegemarannya memasak. Suatu ketika, naluri bisnisnya bangkit setelah melihat peluang usaha gorengan. "Saya melihat di Surabaya banyak penjual gorengan, lalu saya berpikir untuk membikin sendiri," kata Riyadh.

Keinginan untuk berbisnis itu kemudian diutarakannya kepada kedua orangtuanya. Walau masih muda, orangtua Riyadh menyambut baik keinginan anaknya itu untuk berbisnis. Kebetulan, orangtua Riyadh memang memiliki jiwa bisnis.

Mereka berprofesi sebagai wiraswasta. Namun, usaha yang mereka kelola bukan bergerak di bidang makanan. "Mereka mengelola lembaga pendidikan," ujar Riyadh.

Tekad Riyadh Ramadhan untuk memiliki bisnis di usia muda sangat kuat. Karena tekad yang kuat itu, ia pun tak risih meski harus harus memulai usaha dari menjajakan gorengan di sekolahnya.

Riyadh memang mengawali kesuksesan bisnisnya sebagai penjual gorengan. Pertama menjadi penjual gorengan, dia membidik teman-teman sekelasnya sebagai konsumen.

Setiap jam istirahat sekolah, Riyadh tidak sungkan mengeluarkan dagangan yang ia bawa setiap hari dari rumah. Sebagai remaja yang baru duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA), sebenarnya dia agak canggung dan malu berjualan di sekolahnya.

Apalagi, Riyadh juga sering menjadi bahan olok-olokan dari teman-teman sekolahnya. "Beberapa nada sumbang berupa ejekan sempat terdengar dari teman," kenangnya.

Bukannya berhenti, makin lama makin banyak teman yang mengejeknya sebagai penjual gorengan. Awalnya, ia sempat minder dan ingin mundur dari bisnisnya itu.

Namun, Riyadh tetap berpikir positif bahwa apa yang ia lakukan sudah tepat. Lagi pula, dia merasa tidak ada yang dirugikan dari bisnisnya itu.
Sementara bila mundur, keinginannya untuk memiliki usaha akan pupus. "Orangtua saya juga sering menguatkan mental saya untuk tidak mundur hanya karena mendapat ejekan dari teman," ujarnya.
Orangtua saya juga sering menguatkan mental saya untuk tidak mundur hanya karena mendapat ejekan dari teman

Atas dorongan orang tuanya, Riyadh berusaha membuang jauh-jauh semua perasaan sakit hati yang ia alami di sekolah. Namun, seiring berjalannya waktu, justru banyak temannya yang mulai menyukai gorengannya. Bahkan,teman-teman yang tidak sekelas dengannya juga ikutan meminati gorengan buatan Riyadh.

Lantaran pesanan gorengannya makin banyak, ia selalu berusaha bangun tidur lebih awal untuk mempersiapakan dagangannya. Riyadh selalu bangun tidur jam tiga dinihari setiap hari. Di pagi buta itu, dia menyiapkan semua bahan yang diperlukan, termasuk meracik sendiri tepung gorengannya. "Saya menjalani semuanya dengan semangat," katanya.

Selama setahun menjajakan gorengan di sekolah, ia pun mulai terpikir untuk mengembangkan usahanya. Hingga suatu saat Riyadh menemukan ide untuk membuka kafe di mal.

Lagi-lagi, orangtuanya mendukung penuh rencananya tersebut. Berbekal keuntungan usaha selama setahun serta sokongan dana dari orangtuanya, Riyadh pun mulai merintis pendirian kafe di salah satu mal di Surabaya.

Riyadh memberi nama kafe itu Go Crunz, yang sampai sekarang masih menjadi label usahanya. Di kafe itu ia menyediakan menu gorengan, seperti kentang, jamur, ayam, dan otak-otak ikan. Selain gorengan, ia juga menyediakan beragam pilihan minuman. Tak ingin mengecewakan orangtua yang sudah mendukungnya dan juga tanggung jawab terhadap diri sendiri karena uang tabungannya ludes untuk modal usaha, Riyadh pun total di bisnis ini.

Dengan label Go Crunz, ia menawarkan menu gorengan, seperti kentang, jamur, dan ayam, hingga otak-otak ikan. "Total ada sembilan menu gorengan," katanya.

Gorengan itu dibanderol Rp 6.000-Rp 9.000 per kotak. Setiap kotak berisi empat sampai lima gorengan. Ternyata, banyak yang menyukai gorengan buatan Riyadh. Lalu dia membuka dua gerai lagi dengan konsep booth.

Dari ketiga gerai itu, total omzet yang didapatnya mencapai Rp 120 juta per bulan, dengan laba sekitar 40 persen dari omzet. Lantaran respon pasar positif, sejak tahun 2010, Riyadh resmi menawarkan kemitraan usaha. Saat ini, jumlah gerainya sudah 12 gerai.Perinciannya, tiga milik sendiri dan sisanya milik mitra. Mitra usahanya itu tersebar di beberapa kota, seperti Jakarta, Bekasi, Malang, hingga Balikpapan.

Dalam kemitraan ini, ia menawarkan dua paket investasi. Yakni, paket booth sebesar Rp 39 juta dan paket kafe Rp 110 juta. Berdasarkan pengalamannya, omzet paket booth ditargetkan Rp 500.000-Rp 700.000 per hari. Sementara paket kafe Rp 1,5 juta-Rp 2 juta per hari.Dalam kemitraan ini, ia memasok bumbu dan kemasan kepada seluruh mitra bisnisnya.

Guna mengembangkan usahanya, ia kemudian menawarkan kemitraan pada Oktober 2010. Guna menjaring mitra, Riyadh rajin mengikuti pameran waralaba di daerahnya.Kerja kerasnya tidak sia-sia. Di bulan pertama menawarkan kemitraan, ia sukses menjaring tujuh mitra.

Sukses di usia muda mungkin menjadi impian banyak orang, begitupun Riyadh Ramadhan. Ia tak menyangka, bisnisnya akan tumbuh cepat. Toh begitu, tak mudah membangun bisnis di usia belia.

Riyadh mengaku banyak kendala yang ia hadapi. Misal, ia sempat kesulitan membuat sistem manajerial usaha yang baik. Alhasil, ia sering gonta-ganti karyawan lantaran kinerja pegawainya tak memuaskan. "Karena usia saya yang lebih muda, banyak karyawan yang tak menghormati saya sebagai pimpinan, sehingga kinerja mereka tak maksimal," terangnya.

Tak kehabisan akal, Riyadh pun rajin melahap buku mengenai manajemen dan kepemimpinan. Ia pun kerap mengikuti ajang entrepreneurship bagi anak muda seusianya.

Meski tak menyabet predikat sebagai juara, Riyadh tak berkecil hati. "Tujuan utamanya bukan juara, tapi lebih pada pembelajaran karakter dan jiwa kepemimpinan dari para pengusaha muda," ungkapnya.

Bukan sekadar memetik ilmu, dari ajang kompetisi itu Riyadh juga bisa membuka jaringan yang lebih luas. Dari situ, ia mulai belajar akan pentingnya manajerial usaha agar usaha makin berkembang. "Dalam usaha, pemasaran memang penting tapi belajar menjadi seorang pimpinan yang baik juga tak kalah penting," katanya.

Dari kompetisi tersebut, Riyadh mengaku pikirannya kian terbuka. Masih banyak pekerjaan rumah yang harus ia benahi, terutama manajemen usaha. Hal utama yang langsung Riyadh lakukan adalah mengubah gaya kepemimpinannya.

Riyadh bilang, ia sekarang lebih tegas namun bukan berarti berubah jadi pribadi yang galak dan ditakuti karyawannya. Selain itu, ia mencoba menerapkan metode kekeluargaan dalam manajemen Go Crunz.

Dengan perubahan gaya kepemimpinan itu, sekarang manajemen usahanya jauh lebih solid. "Dalam beberapa bulan terakhir, tidak ada lagi gonta-ganti karyawan," jelasnya.

Bukan itu saja, menyadari bahwa ia adalah principal dari sebuah brand yang juga melibatkan orang lain, Riyadh menganggap semua mitra usahanya merupakan saudara dekatnya. Hal ini pula yang membuat dia cenderung lebih selektif memilih mitra usaha.

Salah satu patokannya memilih mitra adalah merasa klop saat pertama kali bertemu dengan calon mitra. "Jadi ada chemistry dalam berkomunikasi," ungkap mahasiswa jurusan Desain Manajemen IBMT International University ini.

Insting itulah yang akhirnya membuat Riyadh memiliki sembilan mitra. Dia mengklaim semuanya loyal dan memenuhi ekspektasi membesarkan franchise Go Crunz.

Kendati bisnisnya makin mengembang, tak membuat Riyadh cepat puas. Ia mengatakan, masih harus terus belajar agar usaha kian membesar. Ia pun menyimpan mimpi bahwa merek Go Crunz dalam beberapa tahun ke depan bisa go international seperti Kebab Baba Rafi milik Hendy Setiono. Ia menyebut Hendy sebagai mentor andal dan telah menginspirasi dirinya.

Rabu, 23 Januari 2013

Warles Sari Gunkid, Warung Lesehan Online Ala Buruh Migran Indonesia

toko roti, mesin roti, bisnis roti, mesin bakery, alat roti, usaha roti, kuliner, mesin roti bekas, usaha sampingan, bisnis online, bisnis sukses, restoran, hotel, mixer roti, oven roti, oven otomatis, oven lokal,proofer roti,proofer otomatis, steamer, ic board, sparkling, divider rounder, moulder,loyang roti,meja kerja,rak loyang,work table,cold showcase,dough sheeter,dough moulder.
Memulai sebuah bisnis tidak perlu harus bermodal banyak dan dilakukan saat memiliki banyak waktu. Di saat seseorang masih bekerja sebagai karyawan dan hanya memiliki modal dalam jumlah terbatas pun, sebuah bisnis sudah bisa dirintis. Asal ada tekad dan kemauan yang kuat untuk melakukannya. Inilah yang diperlihatkan oleh seorang buruh migran Indonesia di tanah asing.

Sebagai seorang lulusan Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA), Sarjiyem yang kini bekerja di Victoria Hong Kong terpikir untuk bekerja di luar negeri sejak dulu. “Saya pikir kerja di luar gajinya lebih besar dibandingkan bekerja di dalam negeri,” ujar Sarjiyem yang lebih dikenal sebagai “Sari Gunkid” di jejaring sosial Facebook.

Ia memilih bekerja di luar negeri sebagai asisten rumah tangga karena ongkos pemberangkatannya lebih rendah dibandingkan biaya yang dibutuhkan untuk bekerja dalam sektor formal di sana.

“Di Hong Kong, pekerjaan formal diperuntukkan hanya bagi warga Hong Kong dan penduduk yang sudah memiliki identitas independen,” terangnya.

Selama menjadi asisten rumah tangga di negeri orang, Sarjiyem juga mengakui ada suka duka tersendiri. “Di sini enaknya bisa libur seminggu sekali dan ada juga labor holiday. Kami bebas berorganisasi,mengembangkan bakat, ketrampilan, pendidikan, dan sebagainya,” ia menjelaskan. Selain itu, gajinya lebih tinggi dibandingkan pekerja migran yang bekerja di Malaysia dan Singapura dan ia berkesempatan mempelajari cara hidup orang Hong Kong yang bersih, bisa antri dengan rapi, disiplin waktu, kerja keras, cepat. “ Selain bekerja juga bisa berwisata layaknya seorang turis,” imbuh wanita kelahiran Yogyakarta tersebut saat dihubungi CiputraEntrepreneurship.com.

Meski demikian, Sari mengakui ada beberapa hal yang kurang menyenangkan dalam kesehariannya sebagai pekerja asing di Hong Kong. “Potongan gaji di awal masa kerja lumayan besar,” keluhnya. Biasanya seorang buruh migran mengalami pemotongan gaji selama 5 hingga 7 bulan dengan nilai HK$3000 per bulan. “Padahal gaji untuk saat ini HK$3740,” ia menambahkan. Sebagai pekerja, ia juga kadang harus bekerja hampir 24 jam setiap hari.

Suatu saat ia mendapatkan  informasi adanya pelatihan ini lewat Facebook. “Saat itu sudah ada 1 kali pertemuan,” kenang wanita kelahiran 34 tahun lalu ini. “Saya termotivasi dari dalam diri sendiri untuk ikut, apalagi pelatihannya gratis,” imbuhnya.

Sebelum mengikuti pelatihan, Sari sempat berpikir jika ia tidak bisa melakukan kegiatan liburan lainnya nanti. “Tapi setelah 1 kali mengikuti pelatihan, akhirnya menjadi ketagihan untuk mengikuti pelatihan terus sampai sekarang,” ujarnya.

Ditanya mengenai hasrat untuk berwirausaha, Sari mengakui dirinya tergugah untuk belajar menjadi entrepreneur setelah mengikuti pelatihan “Mandiri Sahabatku” yang diselenggarakan oleh Bank Mandiri bekerja sama dengan UCEC.

Di tengah proses belajar berwirausaha itulah, Sari ingin mempraktikkan apa yang ia pelajari selama di kelas. “Saya mempunyai ide bisnis ini sebenarnya karena tugas ritel online dari Distance Learning dengan Universitas Ciputra Surabaya yang saya ikuti,” paparnya.

Mulanya ia merasa bingung mengenai jenis bisnis ritel online yang bisa terasa manfaatnya dalam 3 minggu. Dulu ada salah satu temannya menawarkan pada Sariuntuk menjadi supplier pakaian anak-anak yang akan dijual di Indonesia, tapi ia menimbang, tawaran itu tidak akan terasa manfaatnya dalam 3 minggu. “Pasti prosesnya lebih lama,”  ia beralasan.

Ide pun datang saat ia bersantap di warung lesehan yang menunya halal. “Akhirnya saya telepon pemiliknya dan menyampaikan keinginan saya untuk menjual menu makanan dan minuman yang ada di warung tersebut,” Sari mengisahkan. Pemiliknya setuju, maka terciptalah bootstrap. Sari pun mendirikan warles (warung lesehan) online tanpa harus capek masak, mengurus segala hal dari belanja, produksi, dan sebagainya. Ia berujar tentang keunggulan bisnisnya, “Cukup mencari pelanggan dan proses pengambilan pesanan serta pengantaran pesanan.”

Sari menerapkan siasat jitu agar tetap bisa bekerja sambil berbisnis. “Warles online ini  pelayanannya hanya hari Minggu atau libur saja dan berdasarkan orderan, jadi tidak terlalu mengganggu pekerjaan sebagai domestic helper. Untuk pengaturannya pada hari Minggu/libur, saya tinggal mengambil orderan lalu mengantar orderan ke tempat pelanggan,” katanya mengungkap pembagian waktu bekerja sambil berbisnis.

Ia hanya menggunakan peralatan sederhana dalam berbisnis, hanya tas untuk mengambil dan mengantar pesanan bisa menggunakan tas yang tidak terpakai, termos, sendok, garpu. Mengenai modalnya, ia hanya untuk promosi dan produk tambahan saja. “Nominalnya tidak terlalu besar bahkan boleh dibilang sangat kecil,” terangnya.
Sari memanfaatkan Internet sebagai sarana untuk menjaring pelanggan. Ia menggunakan YouTube sebagai sarana berpromosi dengan mengunggah sejumlah video tentang bisnis onlinenya itu dan testimoni dari pelanggan-pelanggan makanan lesehannya yang lezat dan cocok di lidah serta dijamin halal. Warung Lesehan ( WarLes ) Sari Gunkid menjadi warles online yang menyediakan menu halal, bersih, fresh dan layanan delivery service yang cepat, demikian ia berpromosi di jejaring sosial. Untuk mendukung bisnisnya dan menerima pesanan, ia menggunakan formulir pemesanan online di blognya: http://www.warlessarigunkid.blogspot.com.
Kreativitasnya patut diacungi jempol. Dan keberaniannya untuk memulai menjadi pemicu untuk terus bergerak menuju arah yang lebih baik.
Untuk masa depan para pekerja migran secara umum, Sari mengharapkan adanya perlindungan terhadap BMI, pembebasan/pengurangan biaya penempatan di luar negeri, penghapusan KTKLN yang sebenarnya hanya dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang secara tidak langsung memeras BMI. Panduan/perhatian dari pemerintah setelah menjadi BMI purna untuk berwirausaha di Indonesia.

Minggu, 20 Januari 2013

Cetak Omzet Puluhan Juta dari Mi Ayam

toko roti, mesin roti, bisnis roti, mesin bakery, alat roti, usaha roti, kuliner, mesin roti bekas, usaha sampingan, bisnis online, bisnis sukses, restoran, hotel, mixer roti, oven roti, oven otomatis, oven lokal,proofer roti,proofer otomatis, steamer, ic board, sparkling, divider rounder, moulder,loyang roti,meja kerja,rak loyang,work table,cold showcase,dough sheeter,dough moulder.
Bisnis makanan memang tak pernah surut. Salah satunya ialah bisnis mi ayam. Meski banyak pemain, toh bisnis ini tetap menjanjikan. Hal tersebut membuat Teguh Mardianto mantap mengeluti usaha yang telah dirintis oleh ibunya sejak tahun 1993 di daerah Prambanan, Klaten, Jawa Tengah.

Untuk memajukan bisnis mi ayamnya, Teguh menelurkan banyak ide dan inovasi. Hasilnya, usaha yang dikelolanya sangat maju dengan banyaknya pelanggan yang menggemari mi ayam racikannya.

"Dulu awalnya usaha mi ayam saja, tapi kami terus melakukan inovasi dan memberikan menu tambahan baru seperti milk shake and juice," ujar Teguh saat dihubungi Ciputraentrepreneuship.com.

Strategi pemasaran yang diterapkan Teguh sangat efektif. Teguh melakukan promosi baik secara langsung maupun visual dengan menekankan nama "Mi Galak." "Mi Galak artinya adalah Mi Ga Akan Lama Lagi Kaya," papar Teguh.

Dengan strategi tersebut, Teguh mampu menjangkau semua kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. "Dari kalangan anak muda, baik SMP, SMA, maupun mahasiswa. Banyak juga dari kalangan orang tua," katanya.

Omzet yang diraih Teguh sangat besar. Menurutnya, per bulannya bisa mencapai Rp20 juta.