Adsense

Tampilkan postingan dengan label Katalog Produk. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Katalog Produk. Tampilkan semua postingan

Minggu, 03 Maret 2013

Pudding Daun Binahong; Lezat & Berkhasiat

Daun Binahong adalah tanaman obat yang berasal dari Daratan Tiongkok. Tanaman ini dikenal memiliki khasiat menyembuhkan berbagai penyakit, salah satunya adalah diabetes.

binahongDengan kandungan antioksidan, asam arkobat, total fenol, dan protein yang cukup tinggi, penggunaan tanaman yang bernama latin Anredera Cordifolia ini sudah menjadi tradisi dan bukan hal baru. Saat ini, produk olahan tanaman ini hanya tersedia dalam bentuk kapsul dengan harga yang relatif mahal.

Untuk menyiasati hal tersebut, empat mahasiswa dari Fakultas Matematika dan IPA Universitas Negeri Yogyakarta (FMIPA UNY) menciptakan inovasi baru agar para penderita diabet tetap dapat memperoleh khasiat daun Binahong.

Tim yang terdiri dari Endah Dani Puspitaningrum, Amri Handayani, Alvani Nuzul Marfu’ah, dan Ari Nurlitawati ini pun menciptakan produk olahan berbahan baku daun Binahong dalam bentuk puding yang diberi nama Deralia's Pudding.

"Pemberian nama Deralia's Pudding diambil dari singkatan nama ilmiah Daun Binahong. Sementara untuk rasa, tersedia dalam tiga varian, yakni original, melon, dan pandan," kata Amri. Demikian dilansir dari situs UNY.

Sementara, untuk membuat puding sehat bagi penderita diabet ini, tergolong cukup mudah. Bahan-bahan yang diperlukan, yakni satu kilogram (kg) daun Binahong, satu bungkus agar-agar bubuk, 1/2 kg madu, air, dan perasa makanan dengan rasa melon maupun pandan secukupnya.

"Pertama, daun Binahong dicucui bersih. Kemudian, campurkan dengan air. Remas-remas daun Binahong tersebut, lalu disaring," kata Alvani.

Langkah selanjutnya, sama seperti membuat agar-agar pada umumnya. "Daun Binahong yang sudah diperas dan disaring, campurkan dengan agar-agar bubuk dan madu dalam sebuah panci. Panaskan di atas kompor sambil diaduk-aduk hingga mendidih. Kemudian, tambahkan perasa secukupnya. Tuang adonan tersebut dalam cetakan, diamkan sebentar, dan masukkan ke dalam lemari pendingin," ujar menambahkan.

Selasa, 19 Februari 2013

Biskuit Lele: Olahan Kreatif Padat Gizi

biskuit lele
Ikan lele adalah salah satu jenis ikan air tawar yang paling mudah dijumpai dan dibudidayakan di Indonesia. Ikan berpatil ini umumnya dikonsumsi dengan cara digoreng, dibakar atau diolah menjadi pecel lele yang populer di berbagai daerah. Namun, siapa sangka ikan lele juga bisa menjadi bahan baku pembuatan biskuit penambah gizi yang cita rasanya lezat?

Di pasaran sekarang ini jarang sekali ditemukan produk biskuit yang mengandung protein hewani terutama dari daging ikan. Tetapi beberapa ilmuwan dari dua perguruan tinggi di Indonesia mengembangkan jenis biskuit yang mengandung nutrisi tinggi. Penggagasnya adalah 3 orang akademisi, yaitu Prof. Clara M. Kusharto, M. Sc. dan Sri Anna Marliyanti dari Departemen Gizi Masyarakat, Institut Pertanian Bogor dan Annis Catur Adi dari Unair (Universitas Airlangga).

Diilhami oleh sebuah penelitian sejenis yang dilakukan di tahun 2004 di Ambon, ketiganya mencoba memodifikasi bahan baku biskuit. Di penelitian sebelumnya, bahan bakunya ialah ikan teri tetapi di penelitian ini  menggunakan bahan baku yang lebih banyak tersedia di sekitar tempat pengembangannya, yaitu di Sukabumi. Karena ikan lele lebih mudah dikembangbiakkan dan diperoleh di daerah Sukabumi, bahan baku ikan teri pun diganti.

Mengenai cara pengolahan ikan lele hingga menjadi biskuit lele tersebut, dijelaskan oleh Risti, staf Prof. Clara, awalnya ikan lele dibuat menjadi fillet. Dipisahkan kulit, daging, duri, kepala dan isi perutnya. Sementara kulit disisihkan karena mengandung lemak tinggi dan akan membuat warna biskuit hitam jika dimasukkan. Kulit ini bisa diolah lebih lanjut menjadi kepingan atau chip yang bisa dikonsumsi. Namun, bagian utama yang dimanfaatkan adalah daging dan kepala ikan yang kemudian diolah secara terpisah menjadi tepung daging dan tepung kepala ikan lele.

Biskuit bergizi yang berbahan tepung ikan ini diklaim mengandung protein tinggi, asam amino dan asam lemak esensial, vitamin dan mineral bermanfaat untuk tubuh terutama anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan. Uniknya, dibandingkan produk-produk biskuit untuk balita yang ada di pasaran, kandungan protein yang dikandung biskuit lele ini sekitar 5 kali lipat lebih tinggi.  Kandungan kalsium, meskipun belum terukur, bisa diperkirakan lebih tinggi karena bahan bakunya juga tepung kepala ikan lele.

Saat disinggung mengenai nilai gizi secara detil, Risti menjelaskan nilai kandungan gizi dalam biskuit: energi kulit (1 kali saji/ 50 g) sebanyak 240 kalori. Energi dari lemak 60 kalori. Lemak total 11 gram (22% AKG). Protein 10 gram (20% AKG). Karbohidrat 27 gram (9% AKG).  Semuanya berdasarkan persen Angka Kecukupan Gizi untuk manusia dengan  kebutuhan  energi 2000 kalori.

Manfaat bagi kesehatan tubuh yang bisa didapatkan yaitu membantu pertumbuhan anak, menjaga kesehatan lansia, membantu proses penyembuhan. Selain itu, mengingat Indonesia adalah negara yang rawan bencana, biskuit ini juga bisa dikonsumsi sebagai pangan bergizi darurat yang mudah dibawa dalam perjalanan atau didistribusikan ke daerah-daerah bencana.

Di bulan Oktober ini direncanakan mulai dilakukan percobaan mesin. Selama ini biskuit lele ini diproduksi dalam industri rumahan di Bogor. Ingin mencoba mencicipi? Anda bisa mendapatkan 1 kemasan plastik biskuit lele ini seharga Rp 25.000 yang  berisi 6 bungkus kecil untuk konsumsi per hari. Dan meskipun didesain untuk menjadi bahan pangan segala usia, biskuit ini bisa dikonsumsi oleh balita untuk merangsang pertumbuhan gigi mereka.

Perlu diketahui pula bahwa biskuit lele ini adalah inovasi dalam bidang pangan yang terpilih sebagai satu di antara 103 inovasi yang diseleksi oleh Business Innovation Center Indonesia.

Sabtu, 26 Januari 2013

Riyadh Ramadhan, Jutawan Muda Berkat Bisnis Gorengan

toko roti, mesin roti, bisnis roti, mesin bakery, alat roti, usaha roti, kuliner, mesin roti bekas, usaha sampingan, bisnis online, bisnis sukses, restoran, hotel, mixer roti, oven roti, oven otomatis, oven lokal,proofer roti,proofer otomatis, steamer, ic board, sparkling, divider rounder, moulder,loyang roti,meja kerja,rak loyang,work table,cold showcase,dough sheeter,dough moulder.
Kendati usianya masih muda, Riyadh Ramadhan sudah berani memulai usaha. Di usia 19 tahun, ia sudah memiliki bisnis gorengan di Surabaya dengan omzet ratusan juta per bulan. Bisnis ini dirintisnya tahun 2009, saat ia masih berusia 16 tahun.

Saat itu, ia baru duduk di kelas satu sekolah menengah atas (SMA). Lantaran usianya yang masih belia, ia pernah dinobatkan sebagai Entrepreneur Termuda 2010 versi Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah.

Riyadh memulai bisnis secara autodidak. Semua berawal dari kegemarannya memasak. Suatu ketika, naluri bisnisnya bangkit setelah melihat peluang usaha gorengan. "Saya melihat di Surabaya banyak penjual gorengan, lalu saya berpikir untuk membikin sendiri," kata Riyadh.

Keinginan untuk berbisnis itu kemudian diutarakannya kepada kedua orangtuanya. Walau masih muda, orangtua Riyadh menyambut baik keinginan anaknya itu untuk berbisnis. Kebetulan, orangtua Riyadh memang memiliki jiwa bisnis.

Mereka berprofesi sebagai wiraswasta. Namun, usaha yang mereka kelola bukan bergerak di bidang makanan. "Mereka mengelola lembaga pendidikan," ujar Riyadh.

Tekad Riyadh Ramadhan untuk memiliki bisnis di usia muda sangat kuat. Karena tekad yang kuat itu, ia pun tak risih meski harus harus memulai usaha dari menjajakan gorengan di sekolahnya.

Riyadh memang mengawali kesuksesan bisnisnya sebagai penjual gorengan. Pertama menjadi penjual gorengan, dia membidik teman-teman sekelasnya sebagai konsumen.

Setiap jam istirahat sekolah, Riyadh tidak sungkan mengeluarkan dagangan yang ia bawa setiap hari dari rumah. Sebagai remaja yang baru duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA), sebenarnya dia agak canggung dan malu berjualan di sekolahnya.

Apalagi, Riyadh juga sering menjadi bahan olok-olokan dari teman-teman sekolahnya. "Beberapa nada sumbang berupa ejekan sempat terdengar dari teman," kenangnya.

Bukannya berhenti, makin lama makin banyak teman yang mengejeknya sebagai penjual gorengan. Awalnya, ia sempat minder dan ingin mundur dari bisnisnya itu.

Namun, Riyadh tetap berpikir positif bahwa apa yang ia lakukan sudah tepat. Lagi pula, dia merasa tidak ada yang dirugikan dari bisnisnya itu.
Sementara bila mundur, keinginannya untuk memiliki usaha akan pupus. "Orangtua saya juga sering menguatkan mental saya untuk tidak mundur hanya karena mendapat ejekan dari teman," ujarnya.
Orangtua saya juga sering menguatkan mental saya untuk tidak mundur hanya karena mendapat ejekan dari teman

Atas dorongan orang tuanya, Riyadh berusaha membuang jauh-jauh semua perasaan sakit hati yang ia alami di sekolah. Namun, seiring berjalannya waktu, justru banyak temannya yang mulai menyukai gorengannya. Bahkan,teman-teman yang tidak sekelas dengannya juga ikutan meminati gorengan buatan Riyadh.

Lantaran pesanan gorengannya makin banyak, ia selalu berusaha bangun tidur lebih awal untuk mempersiapakan dagangannya. Riyadh selalu bangun tidur jam tiga dinihari setiap hari. Di pagi buta itu, dia menyiapkan semua bahan yang diperlukan, termasuk meracik sendiri tepung gorengannya. "Saya menjalani semuanya dengan semangat," katanya.

Selama setahun menjajakan gorengan di sekolah, ia pun mulai terpikir untuk mengembangkan usahanya. Hingga suatu saat Riyadh menemukan ide untuk membuka kafe di mal.

Lagi-lagi, orangtuanya mendukung penuh rencananya tersebut. Berbekal keuntungan usaha selama setahun serta sokongan dana dari orangtuanya, Riyadh pun mulai merintis pendirian kafe di salah satu mal di Surabaya.

Riyadh memberi nama kafe itu Go Crunz, yang sampai sekarang masih menjadi label usahanya. Di kafe itu ia menyediakan menu gorengan, seperti kentang, jamur, ayam, dan otak-otak ikan. Selain gorengan, ia juga menyediakan beragam pilihan minuman. Tak ingin mengecewakan orangtua yang sudah mendukungnya dan juga tanggung jawab terhadap diri sendiri karena uang tabungannya ludes untuk modal usaha, Riyadh pun total di bisnis ini.

Dengan label Go Crunz, ia menawarkan menu gorengan, seperti kentang, jamur, dan ayam, hingga otak-otak ikan. "Total ada sembilan menu gorengan," katanya.

Gorengan itu dibanderol Rp 6.000-Rp 9.000 per kotak. Setiap kotak berisi empat sampai lima gorengan. Ternyata, banyak yang menyukai gorengan buatan Riyadh. Lalu dia membuka dua gerai lagi dengan konsep booth.

Dari ketiga gerai itu, total omzet yang didapatnya mencapai Rp 120 juta per bulan, dengan laba sekitar 40 persen dari omzet. Lantaran respon pasar positif, sejak tahun 2010, Riyadh resmi menawarkan kemitraan usaha. Saat ini, jumlah gerainya sudah 12 gerai.Perinciannya, tiga milik sendiri dan sisanya milik mitra. Mitra usahanya itu tersebar di beberapa kota, seperti Jakarta, Bekasi, Malang, hingga Balikpapan.

Dalam kemitraan ini, ia menawarkan dua paket investasi. Yakni, paket booth sebesar Rp 39 juta dan paket kafe Rp 110 juta. Berdasarkan pengalamannya, omzet paket booth ditargetkan Rp 500.000-Rp 700.000 per hari. Sementara paket kafe Rp 1,5 juta-Rp 2 juta per hari.Dalam kemitraan ini, ia memasok bumbu dan kemasan kepada seluruh mitra bisnisnya.

Guna mengembangkan usahanya, ia kemudian menawarkan kemitraan pada Oktober 2010. Guna menjaring mitra, Riyadh rajin mengikuti pameran waralaba di daerahnya.Kerja kerasnya tidak sia-sia. Di bulan pertama menawarkan kemitraan, ia sukses menjaring tujuh mitra.

Sukses di usia muda mungkin menjadi impian banyak orang, begitupun Riyadh Ramadhan. Ia tak menyangka, bisnisnya akan tumbuh cepat. Toh begitu, tak mudah membangun bisnis di usia belia.

Riyadh mengaku banyak kendala yang ia hadapi. Misal, ia sempat kesulitan membuat sistem manajerial usaha yang baik. Alhasil, ia sering gonta-ganti karyawan lantaran kinerja pegawainya tak memuaskan. "Karena usia saya yang lebih muda, banyak karyawan yang tak menghormati saya sebagai pimpinan, sehingga kinerja mereka tak maksimal," terangnya.

Tak kehabisan akal, Riyadh pun rajin melahap buku mengenai manajemen dan kepemimpinan. Ia pun kerap mengikuti ajang entrepreneurship bagi anak muda seusianya.

Meski tak menyabet predikat sebagai juara, Riyadh tak berkecil hati. "Tujuan utamanya bukan juara, tapi lebih pada pembelajaran karakter dan jiwa kepemimpinan dari para pengusaha muda," ungkapnya.

Bukan sekadar memetik ilmu, dari ajang kompetisi itu Riyadh juga bisa membuka jaringan yang lebih luas. Dari situ, ia mulai belajar akan pentingnya manajerial usaha agar usaha makin berkembang. "Dalam usaha, pemasaran memang penting tapi belajar menjadi seorang pimpinan yang baik juga tak kalah penting," katanya.

Dari kompetisi tersebut, Riyadh mengaku pikirannya kian terbuka. Masih banyak pekerjaan rumah yang harus ia benahi, terutama manajemen usaha. Hal utama yang langsung Riyadh lakukan adalah mengubah gaya kepemimpinannya.

Riyadh bilang, ia sekarang lebih tegas namun bukan berarti berubah jadi pribadi yang galak dan ditakuti karyawannya. Selain itu, ia mencoba menerapkan metode kekeluargaan dalam manajemen Go Crunz.

Dengan perubahan gaya kepemimpinan itu, sekarang manajemen usahanya jauh lebih solid. "Dalam beberapa bulan terakhir, tidak ada lagi gonta-ganti karyawan," jelasnya.

Bukan itu saja, menyadari bahwa ia adalah principal dari sebuah brand yang juga melibatkan orang lain, Riyadh menganggap semua mitra usahanya merupakan saudara dekatnya. Hal ini pula yang membuat dia cenderung lebih selektif memilih mitra usaha.

Salah satu patokannya memilih mitra adalah merasa klop saat pertama kali bertemu dengan calon mitra. "Jadi ada chemistry dalam berkomunikasi," ungkap mahasiswa jurusan Desain Manajemen IBMT International University ini.

Insting itulah yang akhirnya membuat Riyadh memiliki sembilan mitra. Dia mengklaim semuanya loyal dan memenuhi ekspektasi membesarkan franchise Go Crunz.

Kendati bisnisnya makin mengembang, tak membuat Riyadh cepat puas. Ia mengatakan, masih harus terus belajar agar usaha kian membesar. Ia pun menyimpan mimpi bahwa merek Go Crunz dalam beberapa tahun ke depan bisa go international seperti Kebab Baba Rafi milik Hendy Setiono. Ia menyebut Hendy sebagai mentor andal dan telah menginspirasi dirinya.

Sabtu, 16 Juni 2012

BROWNIES COOKIES, CAMILAN UNIK YANG LARIS MANIS

MESIN ROTI, MESIN BAKERY, ALAT ROTI, USAHA ROTI, BISNIS ROTI, ALAT ROTI, BAKERY EQUIPMENT
Perkembangan industri kuliner yang semakin moncer, mendorong para pelaku usaha untuk terus bergerilya menciptakan produk-produk baru yang inovatif. Salah satunya seperti inovasi brownies cookies yang diluncurkan Ira Puspita Dewi, warga Jl. Kliningan No.17 Bandung, Jawa Barat yang berhasil menjangkau pasar nasional maupun pasar internasional.
Meskipun aneka macam jenis brownies telah menjamur di kalangan masyarakat umum, namun Ira tidak kehabisan akal untuk menciptakan peluang baru yang belum pernah ada sebelumnya. Melihat selama ini hanya ada brownies kukus maupun brownies panggang yang banyak beredar di kalangan masyarakat, Ira mencoba membuat terobosan baru brownies cookies yang memiliki cita rasa unik dan didukung dengan tampilan kemasan yang cukup menarik.
cookies1 200x150 Brownies Cookies, Camilan Unik Yang Laris Manis
Mengawali bisnisnya pada tahun 2008 silam, Ira memperkenalkan Smile Cookies sebagai brand produknya dan menawarkan dua produk unggulan yang sangat menawan. Yakni brownies cookies original dengan cita rasa coklat yang cukup pekat, serta cinnamon cookies yang menawarkan kesegaran kayu manis dengan tambahan manisan kulit jeruk, buah cerry, maupun kismis.
Selain menawarkan dua produk unggulan dengan cita rasa yang cukup unik, istri Iwan Setiawan ini mengemas produknya dengan toples atau tabung composite can untuk meningkatkan nilai jual produk yang ditawarkan. Strategi bisnis ini ternyata cukup efektif, bila dulunya Smile Cookies yang dikemas dengan plastik kurang diminati para konsumen, sekarang ini produk Ira terlihat semakin eksklusif dengan kemasan kaleng dan digemari kalangan anak muda, orang tua, hingga para pemilik toko kue yang tersebar di seluruh penjuru nusantara.
Dengan harga jual Rp 25.000,00/pcs, sekarang ini Smile Cookies mulai dipasarkan ke sejumlah kota besar di Indonesia dan menjangkau beberapa negara tetangga di Asia. Sebut saja seperti Jakarta, Bekasi, Bogor, Purwakarta, Depok, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Medan, Palembang, Bengkulu, Kalimantan, Sulawesi, Batam, Papua, hingga mulai menjajaki pasar Malaysia dan Singapura. Untuk memenuhi permintaan pasar yang semakin besar, sedikitnya Ira bisa memproduksi Smile Cookies sekitar 150-200 tabung composite can per hari atau sekitar 2.500 composite can brownies cookies dan cinnamon cookies setiap bulannya.
Dari bisnis tersebut, Smile Cookies bisa mendapatkan omset usaha sekitar Rp 450 juta sampai Rp 500 juta setiap tahunnya, dan menerima laba bersih sekitar 40% dari seluruh omset yang mereka dapatkan.

Rabu, 06 Juni 2012

WISNU SUKSES DENGAN KUE BINGKA BEROMZET RATUSAN JUTA RUPIAH

Setiap daerah pasti memiliki makanan atau kue khas daerah dengan keunikannya masing-masing. Tak terkecuali Batam, Kepulauan Riau. Daerah ini juga memiliki kue khas bernama kue bingka bakar.  Sayangnya, kue khas daerah ini terus meredup lantaran kalah pamor dengan produk makanan impor dari negeri tetangga, seperti Singapura dan Malaysia. Prihatin melihat kondisi tersebut, Rosnendya Wisnu Wardhana berupaya mengembalikan kejayaan kue bingka bakar.

“Selama ini yang lebih terkenal di Batam itu produk negeri tetangga, seperti cokelat dari Singapura atau Malaysia, Sementara makanan khas Batam tenggelam,” kata lekaki yang acap disapa Wisnu ini.

Pada 2009 ia pun mulai mengembangkan kue bingka bakar. Di bawah bendera usaha Kue Bingka Bakar Nay@adam, ia memproduksi kue bingka bakar sebanyak 11.000 loyang setiap hari. Dengan harga jual Rp 20.000 per loyang, omzetnya dalam sebulan mencapai ratusan juta rupiah. “Alhamdulillah cukup untuk menghidupi keluarga dan sekitar 60 karyawan,” katanya.

Berkat kerja kerasnya, kue bingka kini sudah menjadi salah satu jajanan khas Kota Batam. Banyak wisatawan dari dalam maupun luar negeri yang membeli kue bingka. "Sekarang kue bingka sudah lumayan dikenal hingga ke luar Batam," katanya.

Popularitas kue ini bahkan sudah sampai di Singapura. Selain dibawa turis Singapura yang melancong ke Batam, ia juga pernah memperkenalkan langsung kue ini dengan mengikuti pameran kuliner di Negeri Singa tersebut.
Produk kue bingka buatannya bisa diterima pasar karena sudah dimodifikasi sesuai dengan selera masyarakat modern. Aslinya, kue berbahan baku santan yang dibuat berbentuk bunga matahari segi delapan ini hanya memiliki satu varian rasa. Yakni, rasa pandan yang dibuat manis dan paling lama tahan satu hari.

Tapi, di tangannya, kue bingka kini hadir dengan 12 varian rasa, seperti keju, stroberi, buah naga, kiwi, wijen, durian, mochacino, hingga blueberry. Dengan pilihan rasa yang kian variatif, kue bingka kini semakin diterima pasar. Padahal sebelumnya, kue ini hampir punah. Kalaupun ada, paling hanya dijual di pasar-pasar tradisional. "Saya bereksperimen mengembangkan varian rasa kue ini dengan dibantu keluarga," ujarnya.

Selain kue bingka, ia juga memproduksi makanan khas daerah Batam lainnya. Di antaranya kek, sejenis kue blackforest tapi berbahan dasar pisang. Ia berharap, semua kue buatannya tetap bisa menjadi rujukan oleh-oleh khas Batam bagi para wisatawan yang berkunjung ke daerah tersebut.

Berkat usahanya ini, ia pun diganjar sejumlah prestasi. Beberapa di antaranya adalah pemenang terbaik 1 Wirausaha Muda Mandiri Bidang Usaha Boga Mandiri 2010, UMKM Kreatif versi Kadin Provinsi Kepulauan Riau 2010, The Best Entrepreneur of The Years 2011 oleh Indonesia Community Center. Prestasi lain yang didapatnya adalah The Indonesian Small & Medium Business & Entrepreneur Award (ISMBEA) 2012.

Sukses yang diraih Rosnendya Wisnu Wardhana tidak didapat dalam waktu sekejap. Perlu waktu dan kerja keras agar bisa sukses seperti sekarang. Beberapa kali, ia mengalami jatuh bangun dalam menjalankan usaha.  Sebelum merintis usaha Kue Bingka Bakar Nay@dam, Wisnu pernah mencoba menjalankan usaha cuci motor dan mobil, cuci helm, hingga membuka gerai angkringan. "Karena pengelolaannya tidak fokus, Alhamdulillah semua usaha ini akhirnya tutup," ujarnya.

Tetapi, hal itu tidak membuatnya putus asa. Belajar dari pengalaman, ia mencoba bangkit kembali dan fokus di satu jenis usaha.

Hal itulah yang dilakukannya saat merintis usaha pembuatan kue khas Batam, seperti kue bingka dan kue bilis. Ia merintis usaha ini di awal tahun 2009 dengan modal awal Rp 5 juta. Modal yang tak seberapa itu dipakainya buat membeli bahan baku, mixer, dan Loyang cetakan kue.  Sisanya dipakai buat menyewa sebuah konter berukuran 2x3 meter di kawasan Pasar Mega Legenda, Batam. Ia sengaja memilih konter terkecil karena modalnya sudah habis buat yang lain. "Karena konter kecil biaya sewanya hanya sekitar Rp 390.000 per bulan," ujarnya.

Awalnya, ia hanya menjual aneka jajanan pasar, seperti kerupuk ikan, keripik talas, hingga keladi pedas. Berbagai camilan itu cukup sering dijual di pasar-pasar Batam saat itu. Setelah hampir dua bulan berjalan, ia kemudian memutuskan untuk membuat kue bingka bakar. Di awal-awal berjualan, kuenya belum begitu laris. Dalam sehari paling hanya 15 loyang kue bingka yang laku terjual. "Saya ingat saat itu harganya Rp 8.000 per loyang," ujarnya.

Namun, saat itu, ia sudah bertekad ingin menjadikan kue bingka bakar sebagai oleh-oleh khas Batam. Ia pun gencar memasarkan produknya ke sejumlah acara, baik di tingkat kelurahan, kecamatan, atau provinsi. Seperti acara penyuluhan keluarga berencana maupun perhelatan mushabaqoh tilawatil quran (MTQ) tingkat provinsi.  Lambat laun, upayanya itu mulai membuahkan hasil. Pada Agustus 2009, Pemerintah Kota Batam mengajaknya untuk ikut serta dalam acara Asia Food Festival di Singapura. Setelah mengikuti acara itu, kue buatannya semakin dikenal masyarakat, baik warga Batam maupun wisatawan yang datang.

Ia mengaku, saat itu masih minder bila ada wisatawan yang mendatangi gerainya. "Karena masih kecil sekali, seperti konter pulsa begitu kok," katanya.

Baru di tahun 2010, ia memindahkan lokasi usahanya ke sebuah ruko yang lebih luas. Selain luas, lokasi baru ini juga lebih rapi dan bersih. Setelah pindah ke ruko inilah usahanya semakin berkembang.  Namun, butuh perjuangan bagi Wisnu untuk memindahkan usahanya ke ruko tersebut. Soalnya, ruko itu dibeli dengan cara mencari pinjaman ke bank. Untuk keperluan itu, ia terpaksa menjaminkan surat keputusan (SK) pengangkatan pegawai negeri sipil (PNS) milik istrinya ke bank tersebut.
Maklum, mengandalkan omzetnya dari berjualan di pasar belum cukup. "Saat itu omzet bulanan saya rata-rata masih sekitar Rp 5 juta per bulan," ujarnya.
Tapi, semua upayanya itu tidak sisa-sia. Dengan menempati ruko, makin banyak pelanggan yang percaya dengan kualitas produknya. Selain warga Batam sendiri, banyak wisatawan asing dan lokal yang membeli penganan khas Batam hasil karyanya ini. "Kalau dulu takut ada wisatawan yang datang karena gerai -nya kecil , sekarang malah sangat berharap makin banyak wisatawan yang datang," ujarnya.
Saat ini, kue bingka buatannya sudah menjadi salah satu jajanan khas Kota Batam. Jumlah gerainya juga terus bertambah. Sampai saat ini, sudah ada enam gerai Kue Bingka Bakar Nay@adam miliknya di Kota Batam.

Untuk membesarkan usahanya, ia juga menggandeng pelaku usaha kecil menengah (UKM) di Batam. Para pelaku UKM tersebut diberi kesempatan untuk menitip jual makanan, minuman, serta aneka produk kerajinan lainnya di gerai -gerai miliknya. Alhasil, gerai Nay@dam pun kini makin semarak. Selain makanan, juga ada aneka suvenir seperti kaos dan gantungan kunci khas Batam. "Saya berharap, ada sesuatu yang bisa dijadikan kenang-kenangan setelah seseorang berkunjung ke Batam," ujarnya.
Melalui usahanya itu, Wisnu memang berharap bisa turut membantu mengembangkan pelaku usaha lain. Terutama mereka yang aktivitas produksinya terkait dengan pernak-pernik khas Batam. Kendati sudah sukses, Wisnu masih tetap ingin membesarkan usahanya tersebut. Salah satu keinginannya adalah membuka gerai di luar Kota Batam, termasuk Jakarta.

Selain untuk bisnis, gerai tersebut diharapkan bisa ikut mempromosikan Batam. "Cita-cita sih ingin membuka gerai di Jakarta, rencananya di tahun ini," ucapnya.
Ia juga mengaku, sudah banyak pihak yang memintanya menawarkan kerja sama waralaba. Namun, ia belum mau memenuhi permintaan tersebut. "Kalau business opportunity mungkin masih bisa ya," katanya ayah dari dua orang anak ini.

Selasa, 03 April 2012

BERIKAN VARIASI RASA PADA DONAT "KAMPUNG"

Bisnis jajanan tergolong jenis usaha yang dinamis, dan selalu kaya akan variasi produk.  Maka, tak aneh jika bisnis ini sangat tergantung pada kreatifitas si pengusaha dalam memodifikasi produk yang dijualnya. Bisa dengan mengikuti trend yang sedang populer di pasaran, atau menciptakan produk yang baru dan inovatif. Dan inovasi produk inilah yang tak jarang menjadi kunci bertahannya sebuah produk dari ketatnya persaingan bisnis.  Salah satunya dilakukan oleh Donat Kentang PDO (potatoe donat), yang memberikan inovasi rasa donat berbahan dasar kentang dengan gula tabur aneka rasa buah (cokelat, strawbery, melon, orange) yang aman, sehat dan halal untuk dikonsumsi.

donat-kentangAwalnya, Riko Setiawan melihat adanya potensi bisnis yang besar dari berjualan donat. Berbeda dengan beragam brand donat yang telah ada di pasaran yang mengejar segmen menengah ke atas sebagai pasar potensial, Riko melihat donat bisa menjadi jajanan murah meriah yang tak kalah nikmat dari donat-donat lain yang berharga mahal. Ia pun lalu terpikir kepada donat tradisional berbahan dasar kentang, yang dijual keliling dari kampung ke kampung. Menurutnya, donat yang ditaburi oleh gula halus putih itu rasanya cukup nikmat dan memiliki cara pembuatan yang unik.

“Mungkin terkesan sederhana sekali, namun justru cara pembuatan donat yang sederhana itu yang membuat si pembeli ketagihan dengan donatnya. Lalu saya berpikir, kenapa gula tabur donatnya kita modifikasi saja dengan beragam rasa. Jadi tidak hanya gula putih saja, namun kita juga kasih rasa yang unik seperti coklat, stawbery, melon, yang kita inovasikan menggunakan bahan baku yang aman dikonsumsi,” terang Riko saat dihubungi CiputraEntrepreneurship.com, Sabtu (12/11).

Memulai usahanya tahun 2007, Riko memilih untuk menawarkan donat “kampung” miliknya dengan konsep yang lebih modern. Dengan bermodal Rp. 25 juta, Riko pun memilih konsep gerai dengan konsep tampilan produk menarik. Baginya konsep penjualan yang menarik, sangat efektif untuk mengenalkan produknya. Apalagi Riko menawarkan harga yang sangat bersahabat untuk ukuran donat, yaitu Rp. 2 ribu per donat.

Awalnya Riko hanya menjalankan satu buah gerai donat. Karena lokasi yang dipilih cukup ramai, yaitu sebuah mall, ia pun berpikir untuk memperluas penjualannya. Pada tahun 2009, Riko memilih menjalankan bisnisnya dengan konsep waralaba. Dengan konsep ini, Riko lambat tapi pasti mulai menyebarkan usahanya ke berbagai kota di Indonesia mulai dari Jakarta,  Blora, Purwokerto, Padang, Palembang, Bau-Bau, hingga Makasar.

“Selain menawarkan profit, salah satu point bisnis kami adalah bisa mengajak sebanyak-banyaknya orang untuk menjadi seorang pengusaha. Kami percaya, pengalaman dan relasi yang kami miliki selama menjalankan bisnsi donat ini nantinya akan membantu mitra kami dalam menjalankan usahannya,” cetus pria kelahiran Jakarta, 18 september 1973 itu.

Penawaran yang diajukan Riko kepada calon mitra adalah paket tiga investasi sebesar Rp. 6 juta, Rp. 11 juta, dan Rp. 95 juta. Ketiga paket tersebut bisa dipilih sesuai dengan fasilitas yang ditawarkan kepad acalon mitra. Dengan business plan yang dirancangnya, Riko menjanjikan mitranya bisa BEP dalam waktu kurang lebih enam bulan setelah mulai usaha. Syaratnyam mitra bisnisnya harus menjalankan ketentuan yang ditetapkan dan memiliki lokasi yang telah direkomendasikan oleh tim yang dibentuk Donat Kentang PDO.

Dengan program yang dijalankanya, Riko yakin produknya bisa mendapatkan hati pecinta jajanan di seluruh Indonesia. Selain dengan sarana promosi konfensional, dan dari promosi mulut ke mulut, Riko juga getol menjalankan promosi melalui jejaring maya menggunakan facebook, twiter, dan website. Tak jarang pula ia ikut serta dalam berbagai pameran franchise.
Kini, ia berharap tahun 2012, produknya bisa menjangkau seluruh kota besar di Indonesia. Baginya, target itu bukanlah sesuatu yang mustahil. Bagi pria lulusan Sekolah Tinggi Teologia ini, menjadi seorang entrepreneur adalah sebuah tantangan yang memiliki tujuan yang mulia. Bukan hanya ingin mensejahterakan kehidupan sendiri, namun dengan menjadi entrepreneur ia yakin bahwa kerja kerasnya juga akan berguna dan menghidupi orang banyak.

“Jangan takut untuk mencoba, dan jalani dengan optimis. Tantangan itu pasti ada, namun jalan keluar itu juga pasti ada. Yang membedakan adalah, apakah kita optimis bisa menjadi orang sukses? Itu yang menjadi kuncinya,” pungkas Riko.

Nama Lengkap            : Riko Sastrawan S.Th
Alamat                         : Jl Kemang Anggrek 2 Blok AN 40, Kemang Pratama 2. Bekasi
Marketing (telp)         : 021-80341414, 081807800808, 081585734491, 021-32244412

Senin, 05 Maret 2012

TIPS SUKSES MEMBUAT ROTI KERING


tips sukses membuat kue kering 133x200 Tips Sukses Membuat Kue KeringMembuat kue kering menjelang lebaran dapat dijadikan sebagai salah satu kegiatan yang dapat mendatangkan keuntungan. Mengapa demikian? Karena menjelang lebaran, kue kering banyak dicari orang untuk dijadikan sebagai menu suguhan untuk para tamu. Oleh karena itu jika Anda memiliki keahlian dalam membuat kue kering, dapat Anda manfaatkan untuk membuka usaha kue kering dan memasarkannya.


Namun walaupun peluang usaha kue lebaran begitu besar, tidak semua orang bisa membuat kue kering dengan hasil yang berkualiatas. Terkadang bentuknya sudah bagus, namun teksturnya kasar, tidak renyah ataupun kualitas rasanya yang kurang pas. Untuk itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses pembuatan kue kering, agar menghasilkan kue kering yang menarik dengan rasa yang enak. Berikut beberapa tips sukses membuat kue kering yang dapat membantu Anda :
  1. Pilihlah tepung serbaguna seperti tepung terigu, tepung maizena, ataupun tepung ketan sebagai bahan baku utama. Tetapi tepung yang sering digunakan yaitu tepung terigu. Untuk mendapatkan hasil kue yang renyah, dapat Anda peroleh dengan cara terlebih dahulu menjemur tepung yang akan dipakai atau bisa juga dengan sangrai tepung terlebih dahulu agar lebih kering.
  2. Untuk penggunaan mentega, usahakan pilih mentega yang tidak asin, jangan gunakan mentega yang terlalu dingin karena membuat udara tidak dapat masuk. Selain itu hal yang harus diperhatikan yaitu jangan mengocok mentega terlalu lama, agar adonan tidak terlalu lembek sehingga susah dicetak.
  3. Jika ingin menghasilkan kue kering yang empuk, gunakan kuning telurnya saja. Sedangkan untuk putih telurnya dapat digunakan untuk mengolesi permukaan kue, agar terlihat mengkilap.
  4. Dalam penggunaan gula, sebaiknya pilih gula halus dibanding gula pasir. Penggunaan gula halus akan menghasilkan kue dengan tektur yang lembut.
  5. Gunakan teknik yang benar dalam mengaduk adonan kue, lebih baik gunakan sendok kayu untuk mengaduknya. Jangan terlalu lama mengaduk adonan, agar tidak lembek. Jika sudah terlanjur lembek, jangan tambahkan tepung namun bungkus adonan dengan plastik dan simpan dalam lemari es.
  6. Jika adonan sudah siap dicetak, cetak diatas loyan. Kemudian atur hasil cetakan diatas loyang dan berikan jarak antar kue. Sehingga kue dapat mengembang dengan baik dan tidak menempel dengan kue sebelahnya.
Selain beberapa tips diatas, untuk memperoleh hasil kue kering yang enak dan menarik dibutuhkan ketekunan dan ketelitian dalam proses produksi. Sekian informasi tips membuat kue kering yang dapat kami samapaikan. Semoga dengan adanya tips membuat kue kering, dapat membantu Anda yang sedang mencoba usaha kue. Salam sukses.

Sabtu, 03 Desember 2011

MEREK HARUS MENGIKUTI PERKEMBANGAN PASAR

branding1111Pernahkah Anda mempertanyakan sebuah situasi di mana kerap kali ditemukan seseorang berpikir telah melakukan branding dan mengalami kegagalan dalam membangun brand tersebut.

Pada akhirnya, banyak pelaku bisnis yang sering menyalahkan proses branding sebagai sesuatu yang sia-sia dilakukan dan banyak memakan biaya percuma. Lalu, memilih kembali bertumpu dengan gaya-gaya konvensional. Dari sejumlah pengalaman yang didapat selama bertahun-tahun di dalam industri branding, hasilnya sangatlah mengejutkan. Khususnya di Indonesia, hingga saat ini proses pembangunan branding masih banyak disalahartikan dengan definisi sebatas pembuatan logo yang bagus, kolateral yang menarik, hingga sekadar menjalankan proses pendaftaran paten/ hak cipta dari logo tersebut. Ingatlah bahwa brand Anda mungkin saja sangat dikenal oleh masyarakat (high brandawareness) namun belum dapat dipastikan apakah brand itu menjadi pilihan (brand retention and brand loyalty).

Bayangkan Anda hendak membeli sebuah telepon genggam. Tentunya hal pertama yang biasanya menjadi pertimbangan adalah harga. Selain itu, jika memungkinkan, pilih model dengan teknologi teranyar dari semua yang tersedia. Di masa era perdagangan bebas dan globalisasi seperti saat ini banyak merek-merek telepon genggam baru yang bermunculan.

Produknya didukung berbagai fitur dengan variasi harga yang ditawarkan. Pembeli kebanyakan mencari merek-merek lain yang memiliki model serupa dan mungkin dengan spesifikasi dan harga yang jauh lebih rendah. Apa yang dapat kita pelajari dari situasi seperti ini? Situasi terburuknya adalah saking banyaknya produk serupa sehingga ketika merek yang ada disamarkan dalam sebuah uji produk, banyak konsumen mengalami kesulitan dalam melakukan proses identifikasi. Artinya, akibat tuntutan pasar yang demikian hebat, banyak produsen yang akhirnya terlalu terbawa arus tren tanpa memikirkan diferensiasi.

Memang sulit membangun sebuah diferensiasi unik tanpa didasari oleh jiwa dari pemilik suatu brand. Industri saat ini sangat dinamis, arus perputaran staf terjadi secara cepat,dan di antara mereka memiliki dasar pendidikan mirip satu dengan lainnya.Apa yang kemungkinan terjadi adalah ide yang dihasilkan tentunya bisa menjadi banyak kemiripan sehingga relevansi harga menjadi pertarungan akhir di antara berbagai produsen yang ada. Mengapa diferensiasi itu penting? Karena publik terlalu banyak diberikan pilihan. Kita sebagai bagian dari publik tidak punya banyak waktu untuk mencari dan meneliti satu per satu yang ditawarkan.

Oleh karenanya, kita harus disodorkan satu atau dua alasan yang kuat mengapa kita harus memilih satu produk di antara ratusan merek yang ada. Pikirkan bagaimana secangkir kopi dapat dilihat menjadi sebuah gaya hidup dan berharga jauh lebih tinggi dibandingkan warung-warung kopi di sekitar kita. Apa yang harus kita pahami sebelum menciptakan formulasi sebuah diferensiasi? Pertama, yang harus kita tanyakan pada diri sendiri sebagai pemilik brand adalah hal-hal apa yang mendasari terciptanya produk tersebut. Apa saja elemen-elemen yang mendorong kita untuk masuk dan menjadi pemain dalam industri tersebut secara khusus dan apakah visi yang ingin dicapai pada jangka panjang.

Faktor ini harus secara detil diungkapkan, tidak sebatas ingin membuat produk terbaik, perusahaan terbesar,dan lainnya. Kita harus mengetahui kesempatan apa yang hendak diambil dari persaingan yang ada. Kemudian persepsi apa yang ingin Anda bangun dalam relasinya serta bagaimana publik melihat brand tersebut. Kedua, untuk menciptakan sebuah diferensiasi tidaklah harus dalam bentuk yang fungsional (tangible), bisa saja bersifat emosional (intagible), misalnya untuk menjual sebuah produk sepatu tidaklah harus didasari oleh material atau teknologi belaka (yang terus berubah setiap waktu). Namun, semangat apa yang harus dibawa bagi pemakai sepatu tersebut. Jangan kita membuat formulasi diferensiasi yang justru memperkecil ruang gerak dalam perkembangan bisnis ke depan.

Sebuah brand juga harus tumbuh secara organik mengikuti perkembangan zaman dan perilaku pangsa pasarnya. Dalam hal ini, diferensiasi bersifat emosional juga membantu memberikan fokus pada manajemen untuk mengembangkan produk mereka dengan koridor-koridor yang lebih jelas tertata dan mampu membangun persepsi dan keterikatan dengan publik dengan lebih baik.

*) Disarikan dari artikel Daniel Surya (Chairman dm IDHOLLAND) dan Michael Jordon (Technical Advisor dm IDHOLLAND) yang dimuat dalam Harian Seputar Indonesia










Jumat, 18 November 2011

Strategi Jeff Bezos Kembangkan Amazon.com







amazon_pemilPada saat bekerja di perusahaan Shaw & Co., Jeff Bezos sangat tertarik dengan bisnis buku. Pertama kali yang Jeff lakukan adalah mengikuti konvensi tahunan American  Booksellers Association di Los Angeles. Selama tiga hari Jeff berkeliling sepanjang lorong penjualan buku. Kesimpulan setelah ia kembali dari Los Angeles adalah bahwa tidak ada satu toko buku yang dapat mengorganisasikan penyimpanan buku yang telah terbit. Tetapi toko buku online sanggup melakukannya.
Lalu ia memberitahu bosnya, David Shaw, tentang kemungkinan luar biasa mengenai penjualan buku lewat internet. Tetapi bosnya menolak. Akhirnya dengan kesepakatan dengan istri Jeff, MacKensey, Jeff keluar dari pekerjaannya dan melakukan idenya, yaitu menjual buku lewat internet.
Dengan modal yang diberikan oleh orangtuanya, Mike Bezos, sebesar 300.000 dolar AS serta uang tabungan yang dimiliki Jeff dan istrinya, maka mereka memulai ide tersebut. Yang dilakukan Jeff selanjutnya adalah memberi nama perusahaannya. Filosofi Amazon adalah sungai terbesar di dunia dan juga memiliki koleksi terbesar di dunia membuat dirinya menamakan perusahaannya Amazon.com.
Bersama istrinya, MacKensey, dan kedua karyawannya Shel dan Paul, mereka memulai pekerjaan mereka di garasi rumah yang disewa oleh Jeff. Selanjutnya Amazon.com berkembang dengan sangat cepat seperti motto yang dimiliki Jeff, “Tumbuh besar dengan cepat."
Berikut strategi Jeff dalam membangun Amazon.com:
1. Strategi diversifikasi. Bukan hanya buku saja yang dijual secara online, tetapi juga CD, DVD, furniture, dan lain-lain.
2. Ekspansi. Dengan membuka Amazon.co.jp (untuk Jepang), Amazon.co.uk, (Inggris Raya), di Jerman, Perancis.
3. Mengakuisisi beberapa perusahaan.
4. Mematenkan penemuannya, misalnya i-clik, amazon.com, dan lain-lain.
5. Memilih SDM yang berkualitas. Prinsip dalam mengambil tenaga kerja adalah bahwa karyawannya adalah orang yang sangat cerdas, bahkan kalau bisa lebih pintar dari Jeff.
6. Melakukan IPO. (*/ dari berbagai sumber)

Strategi Sukses Berbisnis ala Maria Coyne

strategibisZaman sekarang, tidak sedikit orang yang terjun ke dalam dunia bisnis. Jika ingin sukses, Anda tentu perlu mempelajari hal apa saja yang dibutuhkan untuk mengembangkan usaha yang tengah dirintis.

Maria Coyne, Wakil Presiden Eksekutif Bisnis Perbankan di KeyBank, memiliki sejumlah tips para pengusaha agar sukses membangun dan mengembangkan bisnis, seperti dikutip situs






forbes.com berikut ini:

Menguasai angka

Pengetahuan keuangan itu penting dimiliki seseorang jika ingin sukses berbisnis. Perempuan dengan pertumbuhan perusahaan yang tinggi benar-benar menjalankan bisnis dengan angka, memahami arus kas, dan memiliki kontrol terhadap neraca. Mereka berfokus menggunakan laporan keuangan untuk mengembangkan bisnisnya. Tidak perlu memiliki gelar MBA untuk menjadi pengusaha sukses. Menurut Coyne, memiliki seorang mentor, mitra bisnis, atau akuntan yang baik pun sudah cukup.

Membentuk kelompok penasihat

Faktor pembeda lain dari perempuan pengusaha sukses adalah mereka sering memiliki kelompok penasihat formal mau pun informal. Menurut Coyne, bekerja sama dengan pemilik usaha lainnya sangat penting. Kelompok penasihat bukan hanya dapat menginformasikan keuangan, melainkan juga menawarkan strategi pemasaran bisnis dan mengelola vendor.

Bisnis tetaplah bisnis

Hal tersulit bagi perempuan, menurut Coyne, adalah sisi pemodalan manusia. Perempuan pengusaha sering memperlakukan karyawan seperti keluarga, atau lambat membuat keputusan seputar staf. Coyne menyarankan untuk membicarakan isu-isu yang berkembang kepada staf dan membuat keputusan yang baik bagi mereka, tapi terbaik untuk bisnis.

Memanfaatkan pekerja kontrak

Coyne mengatakan, banyak perempuan pengusaha berpikir tentang pertumbuhan dan ingin berkembang, tapi masih gugup tentang biaya ekonomi, kesehatan, dan pajak. DIa melihat banyak manfaat menggunakan pekerja kontrak daripada mempekerjakan pekerja penuh waktu.

Menguasai teknologi baru

Pengusaha yang cerdas harus memanfaatkan alat-alat baru untuk mengelola bisnis mereka. Coyne juga menyarankan pengusaha untuk menggunakan media sosial guna mengembangkan basis konsumennya, termasuk mencari dan berjejaring dengan pemilik bisnis lain dalam industri yang sama namun bukan pesaing. (*/MI)

Senin, 01 Februari 2010

Cold Showcase yang Handal.


Pada postingan kali ini, saya akan mengulas produk Cold Showcase. Cold Showcase banyak digunakan sebagai display di toko roti yang menjual cake, roti tart, puding dll. Produk2 tersebut harus ditempatkan di dalam Cold Showcase untuk menambah keawetan produk cake tersebut. Bila tidak ditempatkan di dalam cold showcase maka produk tersebut akan cepat basi & tekstur creamnya akan cepat meleleh. Suhu dingin yang dipakai didalam showcase 4 - 10 C. Dalam kenyataannya harga Showcase yang baru dengan brand Taiwan sangat mahal sekali, kurang lebih 26 juta dengan ukuran panjang 4 feed. Disini saya menawarkan Cold Showcase 2nd dengan brand Taiwan seharga 14 juta, dan harga tersebut masih boleh kurang lho. Jadi bila anda berencana untuk menginvestasikan dana anda untuk membeli Cold Showcase, tidak ada salahnya produk ini dapat menjadi alternatif yang menguntungkan bagi anda. Bila anda berminat Call or SMS saya di nomor 081545552426,fkr