Adsense

Tampilkan postingan dengan label Info mesin bekas. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Info mesin bekas. Tampilkan semua postingan

Minggu, 24 Maret 2013

Bisnis Roti dengan Modal Rp 100.000

TOKO ROTI, RESEP ROTI, BISNIS ROTI, USAHA ROTI, MESIN BAKERY, MESIN ROTI
FIKRI-TEKNIK.com - Semenjak dulu, Ambar Murtilina (38) memang bercita-cita menjadi pengusaha sukses. Tetapi semua itu baru terwujud setelah ia lulus kuliah dan bekerja di perusahaan swasta. Lina menimba ilmu di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 4 dengan Jurusan Tata Boga di Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Setelah lulus sekolah, Lina -begitu perempuan ini disapa- melanjutkan ke Akademi Perhotelan di Universitas Sahid, Jakarta. Berbeda dengan teman-temannya, Lina tergolong mahasiswa yang tak betah berdiam diri. Waktu senggang kuliah ia pakai untuk bekerja di salah satu pasar swalayan sebagai tenaga marketing. Keluwesan dan ketekunan inilah yang membuat Lina cepat mendapat pekerjaan setelah lulus kuliah.

Ia bekerja di perusahaan bakery ternama yang memproduksi donat. Namun begitu, ia merasa tidak betah. Pasalnya, perusahaan tersebut menempatkan Lina pada posisi marketing. “Padahal saya lebih suka di bagian produksi donat,” jelasnya.

Setahun kemudian Lina pun mengundurkan diri dari pekerjaannya. Ia bertekad untuk memulai bisnis. “Yang terpikir saat itu hanyalah bisnis warung nasi,” jelasnya. Tanpa pikir panjang, Lina pun membuat warung nasi tak jauh dari rumahnya. Namun sayang, bisnis ini hanya bertahan enam bulan. Warung nasinya tutup dan ia pun merugi.

Lina tidak menyerah. Pada tahun 2009 ia mendapat kabar mengenai pelatihan cara pembuatan roti di UKMKU asuhan Wulan Ayodya. “Kebetulan saya memang suka dengan roti, dan saya ingin tahu bagaimana cara pembuatannya,” ceritanya.
Dari situlah kemudian Lina berpikir untuk membangun bisnis roti. Menurutnya, roti itu makanan yang disukai oleh semua orang, dari anak kecil sampai orang dewasa. “Tapi, bukan berarti membuat bisnis roti itu mudah. Apalagi saya merupakan pendatang baru yang harus bersaing dengan merek roti lainnya,” jelasnya.

Lina pun membuat pembeda di bisnisnya ini. Ia membuat roti tanpa bahan pengawet dan harga yang murah. “Karena setahu saya saat ini banyak roti yang menggunakan bahan pengawet, dan harganya mahal. Nah, saya ingin beda dari yang lain,” tuturnya.

Bisnis roti Lina resmi berdiri pada 4 Maret 2009 dengan modal Rp 100.000. Uang itu ia belikan untuk terigu dan aneka selai. “Ternyata uang Rp 100.000 itu bisa untuk membuat roti selama seminggu,” jelasnya.
Lina baru tahu ternyata membuat roti tidak memerlukan banyak terigu. Di hari pertama produksi misalnya, ia hanya menghabiskan 1 kg tepung. “Dari 1 kg tepung itu saya bisa membuat 45 buah roti,” ucapnya.

Terus berkembang
Setiap hari, produksi roti Lina semakin bertambah. Dari 1 kg per hari, terus bertambah hingga 10 kg per hari. Roti-roti yang sudah diproduksi ia kirim ke warung-warung terdekat untuk dijual. Di sinilah Lina kerap mendapatkan cobaan. Roti buatannya kerap ditolak. Apalagi ketika mendengar roti tersebut dibuat di rumah. “Hah, roti rumahan? Pasti aneh rasanya,” begitu kata orang-orang pada awal ia menitip jual roti.

Para pemilik warung selama ini juga sudah terbiasa dengan roti buatan pabrik. “Ketika mendengar roti rumahan mereka langsung (menganggapnya) aneh,” jelas Lina. Dari 15 warung yang didatangi olehnya, hanya lima warung yang bersedia dititipi roti. Padahal Lina sudah memberikan contoh roti untuk dicoba secara cuma-cuma. “Namun mereka tetap tidak mau,” katanya.

Lina tak mau putus asa. Ia tetap mencari warung-warung lain yang mau menerima roti buatannya. Dari 20 roti yang dititipkan di satu warung, hanya satu atau dua roti yang laku. Selebihnya si pemilik warung memulangkan roti-roti tersebut. Kondisi ini tak berjalan lama. Lina justru semakin bangkit dan terus memperbaiki kualitas rasa roti tersebut. Hasilnya sangat mengejutkan.
Roti-roti itu habis terjual. Sampai-sampai si pemilik warung meminta Lina untuk mengirimkan kembali roti-roti tersebut. Berhubung banyak permintaan, akhirnya warung-warung yang sempat menolak roti buatan Lina pun berubah pikiran. “Mereka segera menghubungi saya dan minta dikirim roti,” ceritanya sambil tersenyum.

Berhubung permintaan semakin tinggi, Lina pun mulai keteteran. “Setiap hari saya mendapat telepon bertubi-tubi, pesannya hanya satu: mereka minta dikirimi roti segera,” kata perempuan kelahiran Jakarta, 2 Juni 1974 ini.
Mau tidak mau, Lina pun mengganti cara produksi roti tersebut. Ia mulai memproduksi dengan jumlah yang besar. Tak hanya itu, ia juga mengemas roti-roti itu dalam plastik bening agar terjaga kebersihannya. Setiap mengantar roti Lina akan bertanya kepada pemilik warung, apa saja kekurangan pada produknya. “Dari situ saya terus belajar dan belajar untuk menghasilkan roti yang lezat,” jelasnya.

Ia juga membuat inovasi dalam varian rasa roti. Tak hanya roti cokelat, kacang hijau, kelapa, dan stroberi, ia juga membuat roti piza. Roti berbentuk makanan khas Italia ini dibuat mungil. Rencananya ia akan memproduksi massal roti piza setelah Lebaran tahun ini.
“Awalnya coba-coba tapi ternyata peminatnya banyak,” tuturnya sabil tersenyum.
Tak hanya varian rasa yang akan dikembangkan oleh Lina, ia juga menargetkan distributor roti-roti buatannya. “Kalau bisa tahun ini 70 warung yang menjual roti buatan saya. Saya yakin pasti berhasil,” tutupnya.

Senin, 09 April 2012

INOVASI KUE NON TERIGU

Dalam berbisnis harus berinovasi. Tanpa inovasi, bisnis bak sayur tanpa garam. Bisnis dengan cara yang beda dari yang biasa itulah yang dilakukan seorang Sri Murtiningsih. Ia adalah pemilik usaha Hanah Cake and Cookies. Usaha kue telah digeluti Sri sejak ia kuliah.
Sekitar tahun 1992-1994, ia menjajakan kue untuk acara pernikahan. Pernah ia menjual kue sebanyak 1.500 potong untuk satu pesanan saja. "Tapi terputus karena selesaikan kuliah," ujar Sri kepada Kompas.com, Minggu (18/3/2012).
Usaha kuliner ini pun dilanjutkannya pada tahun 2003. Sri yang pekerjaannya ibu rumah tangga ini melanjutkan usaha karena untuk kebutuhan mendesak di keluarganya. "Waktu itu jujur karena kepepet. Suami nggak punya ongkos," cerita dia.
Kala itu, ia menjual cake biasa dengan bahan dasar tepung terigu. Ia pun menjualnya dengan cara menitip di empat toko sekitar Depok. Ia juga menitip kue di lima fakultas di Universitas Indonesia hingga ke Sucofindo dan Bidakara. Dalam satu hari, ia membuat satu loyang kue yang kemudian dibagi jadi 36 potong. "Sempat sisa, ditaruh di bawah etalase. Bukan terjual justru dimakan anaknya (yang punya toko)," tuturnya.
Lalu, Sri pun mengambil langkah untuk ikut pelatihan di bidang kuliner tahun 2006-2007. Penggunaan tepung singkong menjadi bagian dalam pelatihan tersebut. Lantas ia pun mencoba menggunakan tepung singkong ini untuk usahanya. Ia mulai pakai tepung ini sebagai bahan dasar membuat kue tahun 2008. Sejak itu, ia tidak lagi memakai tepung terigu sebagai bahan dasar kuenya, kecuali untuk kue jenis black forest.
Sri menuturkan, dari 20 orang yang ikut pelatihan, hanya dirinya yang masih terus bertahan menggunakan tepung singkong. Awalnya, ia mengaku susah menggunakan tepung yang berasal dari umbi-umbian tersebut. Dikatakannya, kualitas singkong bisa jelek jika musim hujan. "Cuaca bagus, singkong bagus," tuturnya.
Kesulitan lainnya adalah mengenai volume pembelian tepung yang harus dalam jumlah besar dari pabriknya. Setiap pembelian, Sri harus beli minimal 50 kilogram. Satu kilogram tepung singkong seharga Rp 6.000. Karena harus beli banyak, ia pun tidak memakai semua tepung. Sebagian ia jual kembali. "Kan belum banyak di pasaran," ungkapnya.
Kondisi yang demikian tak membuat semangat Sri padam untuk mengembangkan usaha yang sebenarnya membantu program diversifikasi pangan pemerintah. Ia pun menyebutkan banyak hal positif dari tepung singkong ini. Ketimbang tepung terigu, tepung singkong ternyata lebih banyak kandungan serat, protein, zat besi, hingga kalsium. Singkong pun punya kandungan garam yang rendah. "Lebih padat teksturnya daripada tepung terigu," kata Sri menjelaskan perbedaannya ketika diolah menjadi kue.
Karena keunggulan tepung singkong ini, ia pun menyasar anak-anak autis sebagai konsumennya. Karena anak autis harus makan makanan yang gluten free. Jadi tepung dari umbi-umbian menjadi salah satu yang masuk kriteria. Modal yang harus disiapkannya untuk melayani konsumen khusus ini pun terbilang besar. Lantaran kue tidak bisa sembarang membuat. Ada bahan-bahan tertentu yang tidak bisa dikonsumsi. Modalnya, kata Sri, bisa di atas Rp 500.00 untuk sekali pesanan. Untungnya, pesanan lancar-lancar saja. Produk Sri bisa pesan lewat pesan teks (SMS) dan pembayarannya melalui transfer.
Usaha kue browniesnya pun sekarang tidak hanya memakai tepung singkong. Ia juga memakai sagu ganyong yang juga jenis umbi-umbian. Jika tepung singkong didapatkan dari pabrik, sagu ganyong diperolehnya langsung dari petani di daerah Ciamis.
Keanekaragaman bahan pangan yang ditunjukkan dalam usahanya membawa Sri mendapatkan penghargaan dari Kementerian Perdagangan tahun 2009. Sri berhasil menang UKM Award untuk program diversifikasi pangan. Selanjutnya, ia pun menjadi UKM binaan Kemendag. Manfaatnya, ia diikutsertakan dalam sejumlah kegiatan seperti Food Security Summit.
Perlu diketahui, usaha Sri bukanlah tanpa hambatan. Ia bercerita, usahanya ini masih punya masalah permodalan. Pasalnya, ia berkeinginan mempunyai pabrik kue sendiri dan toko kue kecil. Pemasaran juga masih menjadi masalah usahanya. Karena itu, ia pun masih menjajakan produknya dengan cara pesanan. "Masih pesanan misalnya untuk komunitas ibu-ibu (yang anaknya penyandang autis)," tambahnya.
Sekalipun demikian, Sri berharap pendirian pabrik dan toko kue segera terwujud. Sekarang ini dia masih membuat kue brownies dan cookies di dapur rumahnya. "Usaha sih pingin buat mini factory, tapi mahal biaya peralatannya. Ya mudah-mudahan tahun depan," pungkas Sri.

Rabu, 29 Februari 2012

MENIMBANG PELUANG PIZZA MURAH

Dua dasawarsa lalu, pizza masih jadi udapan kalangan berduit. Tapi kini, makanan sehari-hari orang Italia itu, sudah bukan lagi makanan elit. Ragam pizza seperti Meat Lover, Vista, American Favourite, Chicken Mushrom, Chicken Baberque, Beef Baberque, Beluxe, Subrime dan banyak lagi, makin mudah ditemukan di berbagai resto atau kedai.
Begitu pizza jadi makanan populis di sini, kedai-kedai pizza mulai menjamur di sudut-sudut kota. Dan kenyataannya, pembelinya memang tak pernah menyurut. Dengan laris manisnya makanan ini, tentu ini juga peluang bisnis yang bisa dimanfaatkan.
Nah, bagi Anda yang tertarik memanfaatkan peluang tersebut tapi belum pengalaman, simaklah pengalaman Muhammad Fathoni membesarkan usaha pizza untuk kalangan konsumen kebanyakan itu.
Empat tahun silam, berbekal pengalaman kerja di restoran sejak 1990, Fathoni memulai usaha pizza gerobak di Sidoarjo, Jawa Timur. Nama usahanya Doremi Pizza. Meski cuma jualan di gerobak dorong, modalnya lumayan juga, mencapai Rp 30 juta. Sajian menunya saat itu pun masih sederhana. Cuma satu jenis pizza saja. Tapi ternyata laris manis.
Fathoni pun makin bersemangat. Ia kemudian menciptakan jenis-jenis pizza yang lain. Dan kini, setelah empat tahun berjalan, isi pizza racikan Fathoni sudah sepuluh macam. Rasanya, ujar Fathoni, juga sangat Indonesia. Tak hanya itu, empuknya roti pizza Fathoni bisa bertahan lebih lama. "Rasanya lain dari pizza kebanyakan," katanya, kepada KONTAN, Kamis (29/5).
Harga pizza Fathoni juga murah meriah. Separoh dari harga pizza kebanyakan. Untuk pizza ukuran kecil, dia membanderolnya seharga Rp 11.000, ukuran sedang Rp 18.000, dan ukuran besar cuma Rp 34.000.

Omset Rp 400.000
Saat ini, Fathoni sudah mempunyai lima outlet. Dia mengaku, omset per outletnya mencapai Rp 500.000 hingga Rp 1,2 juta per hari. Anda tergiur dengan omset itu? Kalau, ya, jalannya mudah. Karena Fathoni sudah menawarkan kemitraan sejak dua tahun lalu.
Fathoni menjanjikan keuntungan yang lumayan bagi calon mitra Doremi Pizza. Untuk calon mitra pun tak perlu khawatir, karena Fathoni mengaku sudah memiliki 15 outlet mitra. Yang terbanyak berada di Jawa Timur, sebanyak 13 outlet, di Jakarta satu outlet, dan Cibinong satu outlet.
Fathoni menawarkan dua tipe kemitraan. Pertama, kemitraan Doremi Pizza Gerobak. Modalnya cukup Rp 25 juta. "Dari kemitraan itu, mitra akan mendapat fasilitas lisensi lima tahun, gerobak, peralatan lengkap seperti kulkas, oven, gas, serta bahan produk awal berupa roti, seragam dan media promosi," kata pria 45 tahun itu.
Kedua, kemitraan Doremi Pizza Mini Cafe yang biasa ada di foodcourt. Untuk yang ini, modalnya Rp 50 juta. Mitra akan mendapat meja konter panjang, neon box, freezer, peralatan lengkap dan produk awal. "Untuk minicafe, menu tidak terbatas pada pizza. Ada tambahan steak, spaghety dan burger," imbuhnya melengkapi.
Dia menerapkan fee royalti 4 persen dari penjualan kotor per bulan. Mitra juga wajib ikut standar operasional prosedur yang ditetapkan, seperti audit keuangan per dua minggu. Fathoni menjamin mitra bisa balik modal dalam sembilan bulan. Sebagai gambaran, dia memperkirakan omset Doremi Pizza Gerobak Rp 400.000 per hari dan Mini Cafe Rp 800.000 hari.
Dasar perhitungannya, outlet-outlet yang sudah jalan saja omsetnya mencapai Rp 500.000 hingga Rp 1,2 juta per hari. Kalau Anda tidak yakin, sebaiknya cek pasar dulu.Sumber : KOMPAS.COM

Senin, 27 Februari 2012

MISTAR, DARI TKI MENJADI PENGUSAHA ROTI

Tahun 1998 Mistar adalah pemuda gamang yang baru lulus diploma tiga Jurusan Tata Niaga, Akademi Maritim Belawan, Sumatera Utara. Krisis ekonomi di dalam negeri membuat dia memutuskan bekerja di Malaysia sebagai tenaga kerja Indonesia atau TKI. Kini, Mistar dikenal sebagai pengusaha roti dengan 70 karyawan yang bergantung pada usahanya itu. Usaha roti berlabel Family milik Mistar terletak di Dusun V, Pasar I, Desa Tanjung Beringin, Kecamatan Hinai, Kabupaten Langkat, Sumut. Rumah sekaligus pabrik rotinya itu dipenuhi dengan tumpukan kayu bakar dan berkarung-karung roti kering retur.
”Sebenarnya banyak mantan TKI yang berhasil. Beberapa teman saya dulu juga sudah membuka usaha sendiri dan maju,” tutur Mistar, bapak dua anak itu, merendah.
Selepas menyelesaikan program D-3, Mistar mengaku bingung mau bekerja apa dan di mana. Apalagi saat itu tahun 1998, Indonesia tengah dilanda krisis moneter dan banyak karyawan yang justru terkena pemutusan hubungan kerja, termasuk sang ayah, Muhammad Sari, dan pakciknya, Suryadi.
Mereka semula bekerja di sebuah pabrik roti di Tanjungpura. Toko roti itu tutup. Sang ayah lalu membuka kedai kebutuhan pokok di rumah mereka yang berbatasan dengan kebun kelapa sawit PTPN II Tanjung Beringin, sedangkan Suryadi bekerja mocok-mocok pada orang lain. ”Saya sempat mau bekerja di pabrik elektronik di Tanjung Morawa,” kata Mistar.
Namun, saat dia hendak mengikuti pelatihan ke Jakarta, tes kesehatannya tidak memenuhi syarat. Maka, Mistar pun kembali ke rumah. Tahun 1999, dia memutuskan mendaftarkan diri menjadi TKI ke Malaysia.
Motivasi kerjanya sejak awal memang tidak semata-mata untuk mendapatkan pekerjaan itu sendiri, tetapi lebih guna mengumpulkan modal untuk membuka usaha di kampungnya sendiri. ”Banyak anggota keluarga kami yang tidak punya pekerjaan. Saya juga tidak pernah berpikir untuk menjadi pegawai negeri sipil atau tentara,” kata Mistar.
Negeri Sembilan
Mistar kemudian diterima bekerja di pabrik tekstil di Negeri Sembilan, Malaysia. Ketika itu dia mendapat gaji pokok sebesar 430 ringgit per bulan. Namun, pada praktiknya dalam sebulan ia bisa menerima sampai 1.000 ringgit karena banyak kerja lembur.
Dia bercerita, banyak temannya sesama TKI yang menggunakan uang hasil kerja di Malaysia itu untuk membeli tanah atau membangun rumah. Namun, setelah kembali ke Tanah Air mereka justru tidak mempunyai pekerjaan. Kondisi seperti itu menambah motivasi Mistar untuk membuka usaha sendiri. ”Rencana saya itu cuma dua tahun bekerja di Malaysia, tetapi uangnya belum terkumpul cukup. Jadinya selama tiga tahun saya menjadi TKI di sana,” katanya.
Mistar mengenang, sekitar delapan bulan sebelum kembali ke kampung halaman pada 2002, dia mengirimkan uang Rp 20 juta kepada sang bapak. Uang itu digunakan oleh ayah dan pakciknya untuk modal membuka usaha roti yang kemudian diberi merek Family.
Pilihan usaha roti diputuskan karena pakciknya memang ahli dalam pembuatan roti. Sejak tahun 1970-an, Pakcik Suryadi bekerja pada seorang pengusaha roti keturunan Tionghoa.
”Dulu, kami ini memang keluarga kuli (pabrik) roti. Kebetulan juga saat itu bahan baku pembuatan roti bisa diutang pada toko bahan pokok di Tanjungpura. Minggu ini kami ambil bahan untuk roti, satu minggu kemudian baru dibayar,” ceritanya.
Mistar memilih nama Family untuk produk rotinya karena para pekerja dalam usaha ini adalah anggota keluarga besarnya. ”Mulai dari pakcik, bapak, sampai tiga adik saya, semuanya terlibat dalam usaha roti ini,” kata Mistar yang produk rotinya menyasar konsumen kelas menengah-bawah dengan harga eceran rata-rata Rp 500 per buah.
Pinjam bank syariah
Uang hasil kerja Mistar sebagai TKI di Malaysia relatif habis digunakan untuk membeli peralatan pembuatan roti dan membuat bangunan berdinding anyaman bambu berlantai semen di belakang rumah orangtuanya.
Di sini ada tungku besar dari bata dengan bahan bakar kayu. Ada pula mesin penggilas adonan dari besi yang ditempa sendiri. Ongkos pembuatan mesin penggilas adonan dengan bantuan bengkel las itu sekitar Rp 2,5 juta. Alat serupa ini bila dibeli di toko bisa sampai Rp 6 juta.
Mistar juga membangun ruangan penguapan kue. Ruang seluas sekitar 2 x 2 meter itu beratap rendah dan ditutup gorden. Uapnya berasal dari dua kompor yang terus mendidihkan panci berisi air. Uap air dari panci itu yang membuat suhu udara di kamar penguapan itu selalu hangat.
Pelan-pelan usaha roti Family terus berkembang. Mistar pun memberanikan diri menambah modal dengan meminjam dari bank.
”Namun, baru setelah usaha berjalan kami pinjam uang ke bank. Kami pinjam Rp 50 juta dari Bank Sumut Syariah,” cerita Mistar. Selain itu, dia juga punya pinjaman Rp 10 juta pada Lembaga Peningkatan dan Pengembangan Kesejahteraan Masyarakat (LP2KM).
Karyawan bertambah
Waktu baru membuka usaha pada 2002, produksi roti Family membutuhkan lima hingga enam karung terigu setiap hari dengan jumlah karyawan di bagian produksi 10 orang. Kini, ia membutuhkan sedikitnya 15 karung terigu per hari dengan jumlah karyawan 70 orang.
Dari jumlah karyawan itu, 25 orang bekerja di bidang produksi dan 25 orang lainnya menjadi tenaga pemasaran yang membawa roti Family ke sejumlah warung di Langkat, Binjai, Serdang Bedagai, Deli Serdang, hingga Aceh Timur. Adapun 20 orang adalah pekerja lepas untuk pembungkusan roti.
Pekerja produksi digaji Rp 20.000-Rp 40.000 per hari, sedangkan tenaga pemasaran dibayar berdasar bagi hasil penjualan.
Mistar juga menampung pemasaran untuk tiga produsen roti kering di dusunnya. Salah satu di antara produsen roti kering milik Tina Melinda (32), sesama mantan TKI di Malaysia yang mempunyai 26 karyawan.
Untuk meningkatkan kualitas produk, setiap tiga bulan sekali petugas dari dinas kesehatan datang untuk mengecek kualitas pangan produksinya.
”Saya banyak dibantu BP3TKI (Badan Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI) mengikuti pelatihan. Para mantan TKI juga sering bikin pertemuan di sini,” kata Mistar tentang mereka yang datang ke Desa Tanjung Beringin untuk studi banding, termasuk dari Bandung, Jawa Barat.
Meski telah tujuh tahun menjadi juragan roti, Mistar belum pernah melihat pabrik roti modern, apalagi punya jaringan dalam industri pangan nasional. Namun, setidaknya sebagai mantan TKI, dia bisa membuka peluang kerja bagi banyak orang di kampungnya.
Mistar berharap, siapa pun yang kelak menjadi presiden di negeri ini, perekonomian Indonesia bisa stabil. Ini penting baginya agar usaha roti yang menghidupi puluhan keluarga di desanya itu bisa terus berkembang.Sumber : KOMPAS.COM

Jumat, 24 Februari 2012

JANJI UNTUNG CEPAT DARI BURGER AYAM

Burger memang bukan makanan asli Indonesia. Tapi, menu ini belakangan sudah menjadi makanan yang jamak dinikmati. Pasalnya, mulut kita sudah akrab dengan burger yang dijajakan oleh restoran cepat saji asing sampai burger dari gerobak pinggir jalan.
Jangan heran pula jika masih banyak pengusaha yang menjajal hoki di ranah burger. Salah satunya adalah Basri Adhi. Pria kelahiran 1971 ini mulai berwirausaha di bidang kuliner sejak tahun 2006. Awalnya, ia bekerja sebagai manajer umum di surat kabar nasional. Karena ingin mandiri, ia menekuni bisnis makanan dengan mendirikan Bazz Burger.
Basri punya alasan kuat memilih menu burger. “Makanan ini sulit mati,” ujarnya. Ia merasa prospek usaha di burger bagus. Tapi, dari awal, ia sudah membidik target pasar khusus. “Saya mengambil sasaran kelas menengah ke bawah. Mereka ingin menikmati burger dengan harga murah,” katanya kepada Kontan, Senin  (16/6). Tak heran, Bazz Burger lebih banyak dijajakan dalam bentuk konter.
Basri membanderol harga burger dari Rp 5.000 hingga Rp 11.000. Ia mengatakan, 80 persen burgernya menjepit daging ayam sebagai isi. Sisanya adalah daging sapi atau beef. “Saya ingin membuat produk yang beda dari yang lain. Soalnya, yang lain banyak menggunakan daging sapi,” tambahnya. Basri mengawali usahanya dari Kota Hujan, Bogor.
Semula, Basri mengembangkan lima gerai. Dengan harga murah, sasaran yang dibidik Bazz Burger adalah sekolah. “Di sekolah pasarnya sudah tersedia, apalagi kini murid-murid pasti jajan di sekolah,” ujarnya. Setelah membuka kemitraan usaha pada pertengahan 2007 kini Basri telah memiliki empat gerai tambahan di luar kepemilikannya sendiri. Gerainya tersebar di Subang dan Cilegon masing-masing satu gerai, serta dua gerai di Bekasi. “Saya dan mitra memilih daerah luar Jakarta karena kami belum menemui jualan burger yang harganya terjangkau di sana,” katanya.

Dua paket kemitraan

Basri menjelaskan, untuk menjadi mitra Bazz Burger tak perlu memiliki modal besar. Dia membagi dalam dua sistem. Untuk sistem beli putus, mitra hanya perlu investasi sebesar Rp 5 juta. Dengan dana segitu, mitra bisa memakai merek Bazz Burger dengan tampilan (display), promosi, seragam, dan pelatihan karyawan.
Selain itu, mitra akan dikenai biaya tambahan Rp 1,5 juta untuk biaya bahan baku atau starter pack selama seminggu. Bahan bakunya berupa roti yang memiliki ukuran kecil dan besar, lengkap dengan daging ayam untuk isi burger.
Basri mewajibkan mitra membeli semua kebutuhan Bazz Burger dari pusat. Basri memiliki pabrik pengolahan bahan baku di Bogor. Roti kecil dan daging kecil dihargai Rp 800 per unit. Untuk burger ukuran besar, daging dan roti masing-masing dibanderol Rp 2.000 per unit.
Cara kemitraan kedua adalah sistem sewa pakai. Basri meminjamkan semua peralatan dan tampilan gerai sehingga mitra tinggal berjualan burger saja. “Tetapi kami menetapkan deposit Rp 3 juta sebagai jaminan,” kata Basri. Semua bahan dan tampilan usaha tetap dipasok Basri. Tapi, jika mitra ingin memutuskan kerja sama atau ingin beralih ke pola kerja sama beli putus, Basri akan mengembalikan uang deposito tersebut. Cuma, untuk mitra lama yang ingin mengambil paket beli putus mereka terikat kewajiban untuk menyetor dana dari awal.
Dari para mitranya, Basri memungut management fee sebesar 10 persen dari omzet yang diraih tiap bulan. Basri mengungkapkan, selama ini mitranya bisa meraih omzet penjualan hingga Rp 300.000 per hari. Untung bersih untuk mitra sekitar 30 persen dari omzet. “Perkiraan balik modalnya sekitar 3 bulan,” ungkap Basri.
Kewajiban Basri adalah membantu menyurvei kelayakan lokasi usaha bagi mitra yang tertarik bergabung. Selain itu, masalah promosi, desain konter di-settinumg cukup fleksibel. Sewaktu-waktu mitra ingin pindah lokasi atau ikut pameran, konter dengan mudah bisa dipindahkan.
Biasanya, mitra berbelanja bahan baku seminggu sekali. Semua persediaan bahan bisa disimpan di lemari pendingin. Tetapi untuk daerah yang jauh seperti Cilegon, mitra boleh memesan roti di luar produksi Bazz Burger. "Soalnya, masa bertahan roti hanya sebentar. Tidak mungkin kami antar seminggu sekali. Dagingnya bisa kita antar dua minggu sekali," tambahnya.Sumber : KOMPAS.COM

Selasa, 21 Februari 2012

ANDOPI KARTIKA BELIA, SANG "MR.BURGER"

Di tengah berbagai kesulitan ekonomi yang melanda masyarakat, menjalankan usaha kecil dan menengah (UKM) seolah terdengar lebih berat lagi. Namun, tidak bagi Andopi Kartika Belia, pemilik usaha waralaba Mr Burger (baca: Mister Burger). Saat semua orang sulit mencari modal dan usaha yang tepat, ia tetap optimis mengembangkan sayap bisnis UKM-nya.

Meski bukan konglomerat, ia juga berani memberikan paket bantuan usaha counter bagi 100 warga kurang mampu. Pria kelahiran Kintamani, Bali, 39 tahun lalu ini mengaku merasa harus memberi manfaat bagi orang lain, khususnya orang tidak mampu.

Sejak berita paket bantuan bagi orang miskin dimuat di Harian Warta Kota beberapa waktu lalu, saat ini sudah ada  500 orang yang mengantre untuk mendapat bantuan tersebut. ”Paket ini disalurkan secara bertahap, tidak bisa sekaligus. Tapi, sudah ada yang mulai berjualan di Depok dan Lebakbulus,” ujar Andopi seusai menjadi narasumber seminar UKM, di Jakarta Selatan, belum lama ini.

Walaupun perawakannya kurus kecil dengan rambut gondrong sebahu,  semangatnya tidak sekecil tubuhnya. Bisnis waralaba (franchise) Mr Burger yang dibangunnya semakin besar dan meluas. ”Kita harus mengubah habit (kebiasaan—Red) sok merek luar negeri, dan mulai mencintai produk dalam negeri. Jangan hanya bergaya makan di restoran atau kafe franchise Amerika,” ujarnya.

Pria yang akrab dipanggil Ando ini sejak kecil sudah tertarik usaha burger saat melihat pedagang burger keliling. Darah wirausaha diturunkan dari ibunya yang memiliki gerai batik dan kerajinan perak. Ando pun memulai bisnisnya pada tahun 1988. Awalnya burger hanya menjadi bisnis sampingan baginya.

Namun, ia menyadari bahwa burger bukan bisnis musiman melainkan makanan yang sudah merakyat. ”Peluang bisnis burger tidak ada titik jenuh. Ini makanan semua kelas dan praktis,” ujar pria yang selalu memakai batik ini.

Peluang bisnis burger baru benar-benar dikembangkan pada tahun 1995. Saat itu ia memakai nama Crispy Burger. Meski sempat mengalami pasang surut, perusahaannya sempat  memiliki 200 karyawan. Saat itu Ando juga membangun sejumlah gerai di beberapa stasiun kereta di Jakarta.

Ayah tiga putra ini banyak mengenyam pengalaman usaha burger. Di tengah menjalankan usaha burger, Ando membantu pemilik usaha waralaba Edam Burger. ”Pak Made yang punya Edam Burger itu kakak ipar saya. Saya lantas jadi konsultan dia yang tidak dibayar,” katanya.

Ando pun memiliki peran dalam mengembangkan usaha Edam Burger. Usaha Edam Burger di kawasan Jakarta Selatan pun dipegangnya kala itu.  Ia berprinsip bahwa kualitas makanan, kemasan, penampilan, dan pelayanan, menjadi faktor penting dalam usaha yang dijalankannya. Namun, ia mengalami konflik dan perbedaan prinsip dengan Made. Ando akhirnya memilih keluar dan memulai usaha sendiri.

Ekspansi

Sejak tahun 2005 Ando menggunakan bendera Mr Burger dengan sistem waralaba atau bagi hasil. Meski terkesan berbau luar negeri, Mr Burger asli buatan dalam negeri. ”Mr itu berarti makanan rakyat,” ujar lulusan Jurusan Manajemen, Universitas Trisakti, ini.

Roti, daging, dan saus untuk produk Mr Burger dibuat di pabrik sendiri. Dengan kualitas rasa yang juga mampu bersaing, Ando berharap di masa datang Mr Burger bisa bersaing dengan restoran ternama internasional seperti Burger King atau McDonald’s.

Pada tahun 2007, Mr Burger mendapat penghargaan retail burger terbaik di Indonesia dari Citra Award. Hingga saat ini terhitung sekitar 100 gerai Mr Burger di Jabodetabek aktif menjalankan usaha itu. Ando juga akan mengembangkan konsep restoran dan kafe Mr Burger sambil tetap memberdayakan UKM franchise ini.

Rencananya restoran akan dibangun di kawasan Bintaro (Jakarta Selatan), serta Kelapagading dan Pluit (Jakarta Utara). Dalam enam bulan ke depan, ia juga menargetkan berdirinya 500 gerai Mr Burger. Ando juga melakukan ekspansi ke luar daerah seperti ke Yogyakarta, Medan, dan dalam waktu dekat ke Pekanbaru (Riau).

Selain itu, pria yang hobi bermain futsal dan badminton ini akan melakukan pengembangan usaha juga dengan sistem waralaba UKM. Ia akan membuat produk Mr Tea (teh), Lemendo Crepes, Sweet Corn (jagung), dan Espo Eskado (es potong).

”Bukan berarti tidak fokus di burger, namun sebenarnya ada peluang-peluang lain yang tidak tertampung oleh pengusaha lain. Jadi nanti ada sebuah franchise corner yang lengkap,” tandas Ando. Ia mengajak seluruh masyarakat untuk bangkit dan membuktikan bahwa UKM juga bisa profesional.Sumber : KOMPAS.COM

Rabu, 15 Februari 2012

BOLU MERANTI YANG SELALU DICARI

Hari-hari ini ada toko paling ramai di sebuah jalan sempit; di Jalan Kruing, Medan, Sumatera Utara. Keramaian itu terletak di Nomor 2-K, sebuah bangunan rumah toko yang berimpit dengan bangunan lain.
Pencinta kuliner menjadikan tempat ini sebagai tujuan mencari oleh-oleh dari Medan. Jejaknya tertera dalam wall of fame yang terpasang di ruang utama.
Orang mengenal tempat itu sebagai Toko Bolu Meranti. Nama meranti berasal dari nama Jalan Meranti di Medan. Dari tempat inilah Ai Ling, perempuan keturunan Hokkian, menemukan hokinya.
Dia merintis usaha ini sejak 1990-an. Sebelumnya, roti buatannya hanya terbatas untuk konsumsi acara arisan. Itu pun dititipkan kepada saudaranya yang memiliki usaha katering. ”Semakin banyak pesanan datang. Mama memutuskan membuka toko sendiri di rumah,” kata Kusno, putra ketiga Ai Ling.
Kecil namun pasti. Usaha Ai Ling makin berkembang. Pada 2004, toko berpindah ke Jalan Kruing karena toko di Jalan Meranti tidak lagi mampu menampung pembeli. Ai Ling memindahkan usahanya ke Jalan Kruing tanpa melepas merek Meranti karena tuahnya terus mengalir hingga hari ini.
Permintaan Lebaran
Sebelum dan sesudah Lebaran, permintaan bolu meranti semakin meningkat.
Menurut Kusno, permintaan melonjak sampai 20 persen dari hari-hari biasa. Mau tidak mau, karyawan dan bahan baku pun harus ditambah.
Penikmat roti bisa membeli bolu meranti mulai Rp 40.000 hingga Rp 70.000 per potong (panjang 30 cm). Ada delapan rasa tersedia: cokelat, pandan, keju, moka, nanas, kacang, abon, dan blueberry. Pembeli bisa memilih bolu gulung dan bolu bundar dengan lubang di tengah. Selain menyediakan bolu, juga ada roti lapis legit Rp 300.000 dan brownies Rp 40.000 per potong.
Salah satu penikmat roti bolu, Kiki Tobing (20), mengaku jatuh hati dengan bolu meranti lantaran rasanya yang khas. Ia mengetahui bolu meranti dari cerita-cerita temannya. Kini ia dan keluarganya sering membeli bolu meranti.
”Rasanya itu pas, tidak berlebihan. Rotinya juga lembut,” ujarnya Kiki yang datang membeli untuk tantenya yang hendak pulang ke Jakarta.
Selain bolu, Medan juga kaya dengan oleh-oleh lain, misalnya bika ambon dan durian. Siapa saja yang bepergian ke Medan bisa memilih salah satu atau semua jenis oleh-oleh ini untuk keluarga, teman, dan rekan kerja. Tidak heran 80 persen paket jasa pengiriman dari Medan selama Lebaran kali ini paling banyak berupa makanan oleh-oleh.

Kamis, 26 Januari 2012

TIPS MEMBANGUN LAYANAN PELANGGAN MELALUI SOCIAL MEDIA







Terima kasih kepada media sosial, sekarang pelanggan memiliki pilihan lebih dari sebelumnya. Bahkan kini kita sering melihat banyak orang melakukan keluhan lewat social media, baik itu di Twitter maupun Facebook.

Customer_ServiceSebelumnya, ketika pelanggan ingin berdiskusi tentang suatu produk atau layanan, mereka akan menghubungi call center dan masalah mereka akan diselesaikan secara pribadi.

Hanya pelanggan dan perusahaan yang akan mendengar keluhan atau pujian Anda. Namun sekarang, beragam isu ini dimuat secara terbuka menjangkau para pembeli potensial dalam jangkauan publik yang lebih luas.

Di masa kini, sebuah keluhan dari pelanggan di social media dapat berpengaruh dan memberi efek yang lebih besar pada reputasi perusahaan Anda, jika admin dari social media Anda tidak segera memberi jawaban dan solusi pada pelanggan.

Lebih lanjut lagi, percakapan di social media juga dapat digunakan sebagai sistem peringatan awal untuk isu yang berkembang sekitar produk dan layanan perusahaan.

Bagi Anda, pekerja di divisi customer care yang ingin membangun layanan pelanggan melalui social media, berikut beberapa saran dari Pieter Lydian, Direktur dan Country Manager Dell Indonesia seperti yang dikutip dari detikInet :

1. Pilihlah perantara yang tepat untuk demografi Anda: Sebelum membuat sebuah forum untuk customer support, evaluasi dulu target market Anda untuk menentukan media sosial apa yang paling cocok untuk menjangkau mereka.

Supportforum dan discussion board dapat menjadi sarana untuk menawarkan solusi ke publik dan menghubungkan konsumen dengan para ahli, baik di perusahaan maupun para konsumen dan suporter Anda.

Twitter memiliki volume yang besar dengan kurang dari atau 140 karakter dengan berbagai kesempatan untuk berhubungan 1:1 dengan berbagai pihak tentang brand, produk maupun layanan Anda.

Media sosial seperti Facebook juga menawarkan kesempatan yang baik untuk berhubungan dengan anggota komunitas Anda. Para konsumen Anda telah memilih jaringan media sosialnya masing-masing dan penting bagi Anda sebagai pelaku usaha untuk menjangkau para konsumen dimanapun media sosial pilihannya.

2. Memusatkan pendekatan Anda: Pada mulanya, di Dell global hanya ada 20 pegawai yang memiliki akun Twitter, tidak semuanya efektif dijalankan. Ketika kami memiliki sejumlah pegawai yang terfokus ke Twitter untuk menjawab pertanyaan dan meneruskan masalah dan keluhan konsumen ke departemen yang sesuai, hal ini menyebabkan jam kerja yang tidak efisien dan bukanlah jalan terbaik untuk menyelesaikan masalah.

Untuk itulah kami meluncurkan @DellCares guna membantu konsumen mencari jalan keluar dari masalah mereka dan hasilnya kami berhasil membantu lebih dari 1.400 orang di bulan pertama setelah peluncurannya. Memiliki proses tweeting yang tersentralisasi merupakan kunci yang menentukan kesuksesan dan mencegah kebingungan di dalam perusahaan.

3. Personalisasi adalah kunci: Ketika Anda berhubungan dengan konsumen, sangat penting untuk terkoneksi dengan mereka secara personal. Orang akan merespon orang, brand akan kehilangan kredibilitasnya dengan cepat apabila diketahui komunikasi yang Anda jalankan berasal dari robot.

Oleh karenanya, setiap customer support representative yang menjalankan @DellCares memiliki inisial nama dan foto tampak muka mereka di halaman profil @DellCares dan setiap tweet ditandai sehingga konsumen mengetahui mereka berbicara dengan siapa dan tweet mereka terlihat dengan jelas.

4. Ini adalah usaha bersama: Memberikan layanan konsumen melalui media sosial membutuhkan kerjasama antara customer service, marketing dan product development untuk menangani beragam permasalahan.

Supaya dapat merespons dengan efektif masalah-masalah yang terjadi via media sosial, tim customer service Anda perlu terlatih dengan brand messaging perusahaan dan panduan menghadapi konsumen secara menyeluruh.

Apabila respons yang mereka berikan tidak sejalan dengan tujuan brand yang lebih besar, hal ini bisa menciptakan kekacauan dan akibatnya konsumen tidak akan lupa dan berdampak pada kepuasaan konsumen.

5. Menggunakan media sosial sebagai pelengkap, bukan pengganti: Media sosial tidak akan menggantikan perangkat pendukung konvensional, hal ini membuka jalan bagi pelaku usaha untuk terhubung secara real-time dengan konsumennya di tempat dimana meraka sudah memiliki percakapan.

Walaupun Twitter bagus untuk mencari konsumen dan menjangkau mereka lebih dekat, 140 karakter di dalamnya menjadi halangan untuk berdialog lebih panjang sehingga terkadang percakapan perlu dipindahkan ke medium yang lebih sesuai. Setelah masalah terselesaikan, kemudian buat kesimpulan secara publik di medium sebelumnya.

6. Tentukan proses responsnya dan pastikan untuk menindaklanjuti: Hanya karena media sosial dijalankan secara real-time tidak berarti setiap masalah harus ditindaklanjuti secara instan.

Anda harus mengambil waktu untuk memahami masalahnya dan memikirkan tanggapan untuk memberikan solusi yang optimal. Jangan lupa untuk mengakui keluhan konsumen dan pastikan mereka bahwa Anda sedang berupaya memecahkan masalahnya.

Pastikan mereka tetap mendapat perkembangan selama proses berlangsung dan setelah masalah terselesaikan, kontak mereka secara langsung untuk memastikan mereka betul-betul puas dengan layanannya. Hal ini menggambarkan bagaimana Anda memperhatikan konsumen sebagai pribadi dan bukan hanya untuk menghilangkan komentar publik yang negatif.

Melalui media sosial, konsumen menemukan sarana untuk bersuara dan semakin gencar menggunakannya sebagai media pendukung. Mengeluarkan tweet untuk meminta bantuan membutuhkan langkah lebih mudah dibandingkan dengan mengirim e-mail atau menghubungi layanan bantuan sehingga mereka dapat memperoleh tanggapan lebih cepat.

Senin, 23 Januari 2012

KIAT SUKSES MENJADI MOMPRENEUR

MompreneurAnda adalah ibu rumah tapi ingin menambah penghasilan. Atau, Anda adalah seorang ibu sekaligus pekerja kantoran yang ingin memiliki waktu luang lebih dengan keluarga tapi tetap ingin mempunyai penghasilan sendiri. Bagaimana caranya? Mudah. Jadilah mompreneur.








Menjadi ibu rumah tangga sekaligus pelaku bisnis sebenarnya tak sulit. Yang perlu ditekankan adalah sama seperti pebisnis lainnya, menjadi mompreneur yang sukses juga tak bisa dalam sekejab. Butuh proses dan pembelajaran. Dan semakin cepat Anda terjun ke jagat entrepreneurship, semakin cepat pula Anda belajar dan berkesempatan mencapai puncak kesuksesan.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menjadi mompreneur.

Melakukan berbagai macam persiapan
Persiapan juga wajib dilakukan meski bisnis Anda berskala rumah tangga. Persiapan itu sendiri mencakup :
  1. Mental; menjadi mompreneur juga membutuhkan mental baja yang kuat. Rintangan dan masalah akan silih berganti berdatangan. Sebagai entrepreneur sekaligus ibu rumah tangga, Anda harus mempersiapkan mental tangguh. Jangan sampai kesulitan dalam berbisnis kelak berpengaruh pada kehidupan keluarga yang berefek pada keretakan dalam berumah tangga.
  2. Skill; keahlian merupakan salah satu modal entrepreneur. Sayangnya, masih banyak entrepreneur yang belum menyadari bahwa talenta yang dimilikinya itu bisa mendatangkan rejeki. Karena itu, gali bakat serta kemampuan yang Anda miliki dan jadikan itu passion dalam berbisnis.
  3. Modal; dalam hal ini modal yang dimaksud adalah uang. Selayaknya ibu rumah tangga, Anda pasti memiliki tanggung jawab mengelola keuangan rumah tangga. Nah, agar tak terjadi kesalahan yang kelak bisa Anda sesali, pisahkan uang untuk kebutuhan rumah tangga dengan uang untuk berbisnis. Modal untuk berbisnis ini bisa diperoleh dari tabungan pribadi atau lembaga keuangan. Jika ingin menggunakan tabungan keluarga sebaiknya minta ijin suami terlebih dahulu dan tanamkan bahwa Anda meminjamnya sehingga Anda semakin termotivasi hasilkan uang untuk mengembalikannya lagi.
  4. Tempat; walau dioperasikan dari dan di rumah tapi mompreneur juga memerlukan ruang privasi untuk bekerja. Dengan begitu, ia bisa lebih mudah memilah antara kewajiban mengurus rumah tangga dan tanggung jawab mengelola bisnis.
  5. Waktu; pandai mengatur waktu adalah faktor paling krusial ketika Anda memutuskan menjadi mompreneur. Waktu untuk mengelola bisnis, waktu untuk keluarga, waktu untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitar, waktu untuk membangun networking dan sebagainya. Agar tak saling tumpang tindih dan adil, buatlah jadwal untuk memilah waktu tersebut.
  6. Relasi; salah satu kunci sukses berbisnis adalah berhasil atau tidaknya entrepreneur membangun dan menjalin relasi. Sebagai mompreneur, Andapun dituntut demikian.

Meminta dukungan keluarga
Dukungan dari keluarga bisa menjadi ‘vitamin’ penambah semangat dalam berbisnis. Meski Anda mengelola bisnis sendiri tanpa campur tangan suami atau kerabat dekat, tapi tak ada salahnya meminta saran atau pendapat dari mereka. Toh, mereka adalah orang-orang terdekat yang mengenal Anda lebih dalam dan lebih baik dari orang lain.

Menyiasati strategi untuk mengurus keluarga serta bisnis
Sudah tanggung jawab seorang ibu untuk mengasuh anak dan mengurus rumah tangga. Jika bisnis Anda masih dalam tahap merintis, mungkin Anda bisa membagi waktu antara keluarga dan bisnis tapi bila sudah semakin berkembang ada baiknya Anda mulai mencari asisten untuk membantu serta memperingan tugas-tugas yang harus Anda selesaikan.fkr

Jumat, 23 Desember 2011

MEMBUKA USAHA TOKO ANEKA KULINER DAN ROTI

Bagi Anda yang punya hobi membuat roti, bisa jadi ulasan kali ini bisa menginspirasi Anda untuk membuka toko roti dan kue, seperti yang dilakukan oleh ibu Henny Rossita, pemilik toko roti “Rossita”.

Produk yang ditawarkan toko roti “Rossita” sebenarnya tidak jauh berbeda dari toko roti kebanyakan. Ada black forest, aneka taart, roti pisang, roti keju, coklat kacang, roti semir, tawar manis, isi ayam, roti kering, mandarin, brownies, bolu, aneka snack dan juga bakery.
Yang membuat berbeda dengan toko roti yang lainnya adalah harga yang terjangkau tetapi mutu dan rasanya tidak kalah dengan roti yang lebih mahal. Sebagai gambaran, harga roti yang ditawarkan hanya berkisar antara 1500 sampai 2 ribu rupiah.
Sedangkan untuk cake, aneka taart, black forest dan bakery tergantung dari besar kecilnya pesanan, berkisar antara 25 sampai 150 ribu. Padahal dengan kualitas yang sama, di toko yang lain harganya bisa mencapai 300 ribu rupiah.
Produk unggulan dari toko roti “Rossita” ini sebenarnya terletak pada roti pisangnya. Banyak sekali pelanggannya yang mengatakan bahwa roti pisang buatan Rossita ini lain dari bakery lainnya. “Rasanya benar-benar kena di lidah”, begitu ungkapan dari para pelanggannya.

Proses Pembuatan
Bahan dasar untuk pembuatan roti pada umumnya hampir sama yakni terigu, mentega, gula, garam, telur, dan susu. Perlakuan dalam proses pembuatannya memang berbeda-beda, sebagai contoh pembuatan roti tawar manis. Pertama-tama terigu, gula, susu bubuk dan sedikit ragi dicampur menjadi satu.
Kemudian ditambah dengan telur dan sedikit air es sambil diuleni sampai kalis. Lalu masukkan mentega dan garam, dan diuleni sampai elastis. Adonan didiamkan selama 30 menit setelah itu dikempiskan dan ditimbang dengan berat sesuai kebutuhan kemudian bulatkan dan diamkan lagi sekitar 10 menit.
Adonan digiling hingga menjadi lembaran dan digulung kembali sambil dipadatkan, ulangi proses tersebut sampai dua kali. setelah itu letakkan diatas loyang yang diolesi margarin dan dialas kertas roti, diamkan selam 75 menit sampai mengembang, lalu tutup rapat loyang. Terakhir barulah diopen sekitar 25-35 menit dengan suhu 190 derajad celsius.
Dalam proses pembuatan roti ini Henny Rossita sama sekali tidak mengalami kesulitan karena ia telah 10 tahun menggeluti usaha. Masalah yang paling sering ia alami adalah jika listrik padam sehingga proses pengadukan dengan mixer tidak bisa Dia lakukan.
Peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan roti ini cukup mudah didapat, seperti mesin roti duduk, open, loyang, mixer, ember, alat-alat pengaduk dan lain-lain. Mesin open duduk berfungsi untuk memanggang roti dalam kapasitas jumlah yang banyak tidak seperti open biasa. Mixer digunakan untuk pengaduk bahan-bahan dalam pembuatan roti.
Selain peralatan yang berhubungan dengan produksi tersebut, ibu Henny Rossita membeli beberapa etalase yang ia taruh di depan ruang usahanya untuk dijadikan sebagai tempat display beberapa roti agar orang yang datang ke tokonya bisa mengetahui secara langsung beberapa contoh roti yang ia buat.
Untuk mendapatkan bahan baku biasanya ia membeli dari beberapa pasar tradisional dan toko bahan kue yang ada di daerah sekitar tempat usahanya. Selain karena letaknya yang dekat dan harganya murah, kualitasnya juga bagus dan terpercaya mengingat ia sudah lama berlangganan di sana.
Sampai saat ini, pelanggan toko roti “Rossita” sudah banyak. Sebagian besar dari mereka adalah mahasiswa. Sistem pembayarannya-pun dirasa cocok oleh para pelanggannya, yaitu dengan membayar DP pada waktu memesan roti dan melunasinya pada waktu roti pesanannya sudah jadi.
Jika Anda berminat, Anda bisa memesan di toko roti “Rossita” baik partai besar maupun partai kecil.

Simulasi Keuntungan Usaha Roti
Pemasukan
Omset = Rp 500.000,00/hari x 30 = Rp 15.000.000,00
Pengeluaran
Bahan baku = Rp 300.000,00 x 30 = Rp 9.000.000,00
4 buah Gas = Rp 78.000,00 x 4 = Rp 312.000,00
Listrik dan air = Rp 250.000,00
Total pengeluaran = Rp 9.562.000,00
Keuntungan Bersih
Rp 15.000.000,00 – Rp 9.562.000,00 = Rp 5.438.000,00

Rabu, 30 November 2011

KIAT SUKSES BISNIS RUMAHAN

home-business112Semua bisnis perlu diatur sehingga dapat berjalan sesuai rencana. Bekerja dari rumah bisa sangat produktif karena tidak perlu menghabiskan waktu menuju kantor. Akan tetapi perlu diperhatikan juga potensi gangguan yang membuat konsentrasi kerja menjadi pecah. Untuk menjadi sukses, Anda harus mengawasi usaha, arus kas dan jadwal Anda. Ini akan membantu Anda membuat keputusan penting yang dapat membantu bisnis Anda terus tumbuh.

Tempat Kerja

Untuk menjalankan bisnis rumahan yang sukses, Anda harus memiliki tempat tersendiri di rumah Anda untuk bekerja. Ini akan membantu Anda mengatur waktu serta mengorganisir bisnis Anda. Tidak peduli apa pun jenis bisnis yang Anda miliki, Anda pasti akan menggunakan dokumen. Tentukan tempat untuk semua dokumen yang terkait dengan bisnis. Hal ini dapat berupa area meja kecil dengan lemari dokumen/ arsip atau kantor rumah baik ditunjuk, tergantung pada seberapa sering kegiatan bisnis terjadi di dalam kantor.

Jika Anda menjalankan bisnis katering, dapur Anda akan menjadi jantung dan jiwa dari bisnis rumahan.  Atur area kecil untuk melakukan surat-menyurat di dekat dapur Anda. Anda akan mampu mengatur dokumen sambil menunggu makanan masak. Jaga area kerja Anda tetap teratur sehingga Anda dapat menemukan faktur atau tanda terima ketika Anda membutuhkannya.

Awasi Keuangan

Sebuah bisnis rumahan harus selalu menjaga keadaan keuangannya untuk bisa sukses. Catatan yang menunjukkan arus kas dapat menentukan apakah Anda dapat membayar tagihan Anda setiap bulan. Sedangkan pembukuan, pembayaran pajak dan praktik manajemen lainnya biasanya menjadi tugas yang sangat dibenci bagi kebanyakan orang, padahal hal-hal tersebut adalah bagian integral dari bisnis rumahan Anda.

Jika Anda suka menghindari tugas mencatat transaksi keuangan, pengiriman faktur atau pembayaran tagihan, tetapkan satu hari dalam seminggu untuk menangani tugas-tugas tersebut. Jika Anda menangani semua bidang masalah bisnis Anda dengan satu kali kerja, pada sebuah aktivitas yang telah dijadwalkan, tugas-tugas tidak akan menumpuk, dan Anda akan dapat mengatasi masalah-masalah yang potensial dengan baik sebelumnya.

Susun Jadwal

Ketika Anda bekerja dari rumah, Anda akan sangat mudah terganggu oleh pekerjaan rumah tangga dan kebutuhan keluarga Anda. Untuk menjadi sukses dalam bisnis rumah Anda, susun suatu jadwal dengan sebuah waktu tersendiri khusus mengelola ‘gangguan-gangguan’ tersebut.

Jika Anda menjalankan bisnis katering, Anda harus menjadwalkan apa yang harus dimasak dan pesanan mana yang haru segera dikerjakan. Dengan menempatkan sebuah kalender di dekat telepon Anda, Anda dapat menuliskan catatan dengan cepat saat pesanan datang melalui telepon.

Penulis lepas harus memenuhi tenggat waktu mereka. Melacak tugas apa yang sudah harus dipenuhi dan berapa banyak waktu yang Anda butuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan akan membantu Anda memenuhi tenggat waktu.

Tidak peduli apapun bisnis rumahan Anda, kuncinya adalah menjadi seseorang yang dapat diandalkan. Ketika pelanggan tahu bahwa mereka dapat mengandalkan Anda, Anda akan menerima lebih banyak kerjasama dengan mereka. Seperti membangun reputasi Anda, pelanggan akan senang untuk terus menerus menggunakan layanan Anda, dan Anda akan dapat memilih pekerjaan yang Anda nikmati dan menerima kompensasi yang lebih tinggi untuk pekerjaan Anda.






Minggu, 27 November 2011

TRIK KELOLA JEJARING SOSIAL BISNIS SECARA PRODUKTIF

social-netwJika Anda mendirikan bisnis di abad 21 dan belum menjadikan internet dan jejaring sosial sebagai bagian dari strategi bisnis, bisa dikatakan Anda dan bisnis Anda masih  ‘terjebak’ di masa lalu.  Kini ada begitu banyak jenis jejaring sosial di dunia maya. Sebut saja dari yang paling terkenal seperti Facebook, Twitter, MySpace, LinkedIn hingga Plaxo Pulse, eBay Community, Flickr, Koprol, Plurk, Burple, Plop, Foursquare dan sebagainya.  Semuanya bisa menjadi alat pemasaran dan promosi bisnis yang potensial, tergantung pada sasaran dan target konsumen dari usaha Anda.

Masalah yang sering dihadapi oleh pemilik bisnis kecil menengah yang mengelola akun jejaring sosial ialah: “Bagaimana saya bisa mengelola semuanya dengan efektif tanpa harus kehilangan waktu dan produktivitas kerja?”.

Ketahui tujuan AndaSebelum terjun ke lautan  jejaring sosial, sangat penting untuk merumuskan tujuan yang Anda ingin capai. Dan berpeganglah pada tujuan tersebut. Setiap situs jejaring sosial memiliki kekhasan masing-masing. Misalnya LinkedIn lebih menyasar pada pengguna profesional untuk tujuan memperluas jaringan kerja. Mengikuti diskusi di LinkedIn akan memberikan kelebihan tersendiri, apalagi jika Anda berhasil menunjukkan antusiasme dan kelebihan di antara sesama pengguna. Anda akan dianggap sebagai seorang ahli. Facebook lebih menjadi sebuah media promosi umum yang bisa menjangkau sebanyak mungkin calon konsumen potensial di Indonesia (mengingat jumlah penggunanya yang sangat besar).

Tentukan fokusWaktu Anda terbatas. Kurang bijak untuk menghabiskan segala energi dan waktu untuk tampil di setiap situs jejaring sosial setiap saat. Lalu apa triknya? Fokuslah. Anda hanya punya dua tangan saja. Meskipun Anda ahli dalam multitasking, mengelola banyak akun jejaring sosial bisa kontraproduktif jika terlalu berlebihan. Pilih satu atau dua jejaring sosial yang paling banyak digunakan masyarakat yang Anda tuju. Pemilihan jenis jejaring sosial ini berkaitan erat dengan tujuan yang Anda di atas. Fokus akan membantu Anda bekerja lebih produktif.

Gunakan email tersendiri untuk mendaftarSemua jejaring sosial membutuhkan alamat email untuk mendaftar. Nah, coba untuk membuat sebuah akun email terpisah dari akun bisnis Anda (akun email khusus jejaring sosial). Cukup satu email untuk semuanya sehingga Anda tidak perlu susah dalam mengatur. Alamat email ini bisa Anda gunakan sebagai jalur komunikasi khusus dengan orang-orang/ pihak yang Anda kenal dari jejaring sosial. Pemisahan ini akan sangat berguna terutama jika Anda tidak ingin email bisnis Anda penuh dengan email pemberitahuan, atau bahkan email scam.

Hubungan dengan situs/ blog AndaJika dianalogikan dalam dunia nyata, sebuah situs/blog adalah rumah kita yang permanen. Sementara jejaring sosial adalah sebuah pesawat telepon atau ponsel yang membuat Anda dapat berhubungan dengan sebanyak mungkin orang, yang pada gilirannya akan membuat mereka ingin berinteraksi lebih banyak dengan Anda di rumah permanen Anda.

Dan tak hanya berhenti di situ. Setelah kita membuat orang lebih banyak mengunjungi dan berinteraksi dalam situs atau blog kita, kita berlanjut pada tujuan selanjutnya yaitu mengubah hubungan virtual tersebut menjadi sebuah hubungan yang nyata, riil. Sekali lagi perlu ditekankan bahwa berjejaring sosial bukan semata-mata demi berjejaring sosial itu sendiri. Berjejaring sosial adalah sebuah titik awal bagi berbagai individu, organisasi, pihak, dan sebagainya untuk mulai membangun hubungan ‘offline’.

Buat aturan dan disiplinSaat Anda telah jelas mengenai tujuan berjejaring sosial, saatnya menentukan batasan agar Anda tidak kehilangan produktivitas. Dengan kata lain, coba tentukan waktu untuk mengelola jejaring sosial dengan baik dan berapa lama Anda berjejaring sosial setiap hari. Selanjutnya patuhi jadwal tersebut. Misalnya Anda memutuskan untuk aktif di LinkedIn dan beraktivitas di sana selama 30 menit setiap harinya. Taatilah itu, jangan mencoba untuk menjadi permisif saat waktu telah habis.

Gunakan layanan agregatLayanan agregat jejaring sosial memungkinkan kita mempublikasikan satu pembaruan ke semua akun jejaring sosial yang kita kelola dengan sekali klik. Layanan semacam ini misalnya Yoono, ButterflyPublisher.com, HelloTxt.com, Ping.fm, Hootsuite.com, Tweetdeck.com, Seesmic.com, dan sebagainya. Semua akun akan terintegrasi dalam satu dasbor sehingga Anda tidak perlu membuka masing-masing situs layanan jejaring sosial untuk bisa memutakhirkan status atau berinteraksi di sana.







Jumat, 25 November 2011

MENGATASI KEBOSANAN DALAM BERBISNIS

Berbisnis kadang membosankan. Semua pengusaha sukses biasanya pernah merasakan ini. Apalagi jika mimpi-mimpi Anda sebagian besar sudah tercapai. Ini bukan sebuah bentuk kesombongan. Rasa bosan adalah hal yang manusiawi. Tapi jangan terlena dan menyerah pada rasa bosan. Kebosanan bisa jadi sebuah sinyal untuk mulai memikirkan kreativitas atau inovasi baru. Berikut ini adalah cara untuk mengatasi rasa bosan Anda dalam berbisnis.

boredYang pertama, Anda harus segera kembali ke jalur Anda. Ingat baik-baik niat utama Anda saat ingin memulai bisnis dulu. Mengapa dulu Anda begitu semangat? Apa yang pernah menjadi bahan bakar Anda untuk terus berpikir dan bekerja? Apakah karena passion, atau karena keinginan untuk jadi kaya, atau alas an yang lain? Impian awal saat baru memulai bisnis perlu Anda hidupkan lagi, karena inilah yang menjadi penggerak kita untuk terus maju.

Yang ke dua, segera temukan ide-ide baru. Ide baru akan mengatasi rasa bosan Anda. Mungkin bukan hanya Anda yang membuatuhkan ide baru. Bisa jadi pelanggan Anda juga merasakan kebosanan yang sama. Dalam berbisnis, inovasi adalah hal mutlak. Untuk menemukan inspirasi baru, Anda bisa jalan-jalan ke toko buku, ke tempat rekreasi, atau ke manapun yang Anda inginkan, yang penting dapat mengusir rasa bosan. Tapi acara jalan-jalan ini bukan hanya sekadar jalan-jalan, melainkan bertujuan untuk menemukan pencerahan atau ide baru dalam berbisnis. Bukan tidak mungkin, sekembalinya Anda dari jalan-jalan ini, Anda malah menciptakan peluang baru yang sama sekali berbeda dengan bisnis yang sebelumnya. Dari sini Anda bisa mulai bisnis baru dari awal lagi.

Yang ke tiga, jangan terpaku pada bisnis Anda yang sekarang. Buatlah model atau bentuk baru dari bisnis Anda yang sekarang ini. Mungkin cara penjualan bisa dimodifikasi? Atau mungkin Anda perlu membuka cabang baru? Atau menambah varian produk? Jika Anda usaha rumah makan, Anda boleh menambah menu baru, membuka cabang baru, atau mengikuti bazaar makanan. Semua tergantung kreativitas Anda.

Jadilah kreatif agar Anda tidak kehilangan peluang. Peluang harus terus ditemukan, dan jangan sampai rasa bosan membunuh kreativitas dan aktivitas bisnis Anda. (*/Nilam)





Senin, 21 November 2011

MENINGKATKAN PENJUALAN TANPA IKLAN







Banyak entrepreneur atau pemilik bisnis kebingungan memikirkan cara meningkatkan penjualan. Cara yang paling umum yaitu beriklan. Namun beriklan membutuhkan media yang proses pembuatannya pun mahal dan mengeluarkan biaya. Tapi sebenarnya ada banyak cara meningkatkan penjualan tanpa harus iklan. Berikut ini adalah contohnya.

tingkatkan_penjYang pertama adalah dengan menawarkan kembali ke konsumen lama. Teknik ini dapat digunakan dengan cara terlebih dahulu mengumpulkan data setiap konsumen yang sudah pernah membeli produk Anda. Menjual kepada konsumen lama jauh lebih mudah ketimbang menjual kepada konsumen baru, karena Anda tidak perlu membangun kepercayaan dari awal lagi. Apalagi jika konsumen Anda merasa puas pada transaksi sebelumnya. Data konsumen adalah tambang emas.

Seringkali pebisnis tidak memiliki database konsumennya, dan mereka malah berusaha terus mencari konsumen baru. Padahal cara ini memakan biaya lebih besar daripada menawarkan pada konsumen lama. Selain itu kemungkinan berhasilnya juga lebih kecil karena produk Anda belum dipercaya. Teknik ini disebut dengan reselling.
Nah, sekarang bagaimana jika produk kita tidak memungkinkan untuk di-reselling? Misalnya karena konsumen mengkomsumsi produk kita sekali saja dan tidak berminat lagi. Anda dapat bekerja sama dengan bisnis lain yang memiliki target pasar yang sama namun tidak bersaing.

Cara ini dilakukan dengan menjalin kerja sama dengan bisnis lain yang memiliki kesamaan geografis maupun demografis. Untuk kesamaan geografis, contohnya misalnya dalam satu daerah ada usaha rumah makan, salon, bengkel, dan lain-lain. Bisnis-bisnis tersebut bisa saling mengiklankan satu sama lain. Misalnya dengan memberikan pelayanan, untuk pelanggan rumah makan yang belanja di atas Rp300.000, berhak mendapat diskon 15% untuk menggunakan jasa salon di salon sebelah. Dengan cara ini, semua pihak akan diuntungkan. Konsumen pun puas dan loyalitasnya meningkat.

Sedangkan untuk contoh demografis, misalnya untuk menjual rumah mewah, agen properti dapat bekerja sama dengan dealer mobil mewah. Keduanya bisa saling bertukar data  pelanggan karena mereka memiliki target pasar yang sama dan produk yang tidak bersaing. (*/Rumah19

Jumat, 18 November 2011

Strategi Jeff Bezos Kembangkan Amazon.com







amazon_pemilPada saat bekerja di perusahaan Shaw & Co., Jeff Bezos sangat tertarik dengan bisnis buku. Pertama kali yang Jeff lakukan adalah mengikuti konvensi tahunan American  Booksellers Association di Los Angeles. Selama tiga hari Jeff berkeliling sepanjang lorong penjualan buku. Kesimpulan setelah ia kembali dari Los Angeles adalah bahwa tidak ada satu toko buku yang dapat mengorganisasikan penyimpanan buku yang telah terbit. Tetapi toko buku online sanggup melakukannya.
Lalu ia memberitahu bosnya, David Shaw, tentang kemungkinan luar biasa mengenai penjualan buku lewat internet. Tetapi bosnya menolak. Akhirnya dengan kesepakatan dengan istri Jeff, MacKensey, Jeff keluar dari pekerjaannya dan melakukan idenya, yaitu menjual buku lewat internet.
Dengan modal yang diberikan oleh orangtuanya, Mike Bezos, sebesar 300.000 dolar AS serta uang tabungan yang dimiliki Jeff dan istrinya, maka mereka memulai ide tersebut. Yang dilakukan Jeff selanjutnya adalah memberi nama perusahaannya. Filosofi Amazon adalah sungai terbesar di dunia dan juga memiliki koleksi terbesar di dunia membuat dirinya menamakan perusahaannya Amazon.com.
Bersama istrinya, MacKensey, dan kedua karyawannya Shel dan Paul, mereka memulai pekerjaan mereka di garasi rumah yang disewa oleh Jeff. Selanjutnya Amazon.com berkembang dengan sangat cepat seperti motto yang dimiliki Jeff, “Tumbuh besar dengan cepat."
Berikut strategi Jeff dalam membangun Amazon.com:
1. Strategi diversifikasi. Bukan hanya buku saja yang dijual secara online, tetapi juga CD, DVD, furniture, dan lain-lain.
2. Ekspansi. Dengan membuka Amazon.co.jp (untuk Jepang), Amazon.co.uk, (Inggris Raya), di Jerman, Perancis.
3. Mengakuisisi beberapa perusahaan.
4. Mematenkan penemuannya, misalnya i-clik, amazon.com, dan lain-lain.
5. Memilih SDM yang berkualitas. Prinsip dalam mengambil tenaga kerja adalah bahwa karyawannya adalah orang yang sangat cerdas, bahkan kalau bisa lebih pintar dari Jeff.
6. Melakukan IPO. (*/ dari berbagai sumber)

Strategi Sukses Berbisnis ala Maria Coyne

strategibisZaman sekarang, tidak sedikit orang yang terjun ke dalam dunia bisnis. Jika ingin sukses, Anda tentu perlu mempelajari hal apa saja yang dibutuhkan untuk mengembangkan usaha yang tengah dirintis.

Maria Coyne, Wakil Presiden Eksekutif Bisnis Perbankan di KeyBank, memiliki sejumlah tips para pengusaha agar sukses membangun dan mengembangkan bisnis, seperti dikutip situs






forbes.com berikut ini:

Menguasai angka

Pengetahuan keuangan itu penting dimiliki seseorang jika ingin sukses berbisnis. Perempuan dengan pertumbuhan perusahaan yang tinggi benar-benar menjalankan bisnis dengan angka, memahami arus kas, dan memiliki kontrol terhadap neraca. Mereka berfokus menggunakan laporan keuangan untuk mengembangkan bisnisnya. Tidak perlu memiliki gelar MBA untuk menjadi pengusaha sukses. Menurut Coyne, memiliki seorang mentor, mitra bisnis, atau akuntan yang baik pun sudah cukup.

Membentuk kelompok penasihat

Faktor pembeda lain dari perempuan pengusaha sukses adalah mereka sering memiliki kelompok penasihat formal mau pun informal. Menurut Coyne, bekerja sama dengan pemilik usaha lainnya sangat penting. Kelompok penasihat bukan hanya dapat menginformasikan keuangan, melainkan juga menawarkan strategi pemasaran bisnis dan mengelola vendor.

Bisnis tetaplah bisnis

Hal tersulit bagi perempuan, menurut Coyne, adalah sisi pemodalan manusia. Perempuan pengusaha sering memperlakukan karyawan seperti keluarga, atau lambat membuat keputusan seputar staf. Coyne menyarankan untuk membicarakan isu-isu yang berkembang kepada staf dan membuat keputusan yang baik bagi mereka, tapi terbaik untuk bisnis.

Memanfaatkan pekerja kontrak

Coyne mengatakan, banyak perempuan pengusaha berpikir tentang pertumbuhan dan ingin berkembang, tapi masih gugup tentang biaya ekonomi, kesehatan, dan pajak. DIa melihat banyak manfaat menggunakan pekerja kontrak daripada mempekerjakan pekerja penuh waktu.

Menguasai teknologi baru

Pengusaha yang cerdas harus memanfaatkan alat-alat baru untuk mengelola bisnis mereka. Coyne juga menyarankan pengusaha untuk menggunakan media sosial guna mengembangkan basis konsumennya, termasuk mencari dan berjejaring dengan pemilik bisnis lain dalam industri yang sama namun bukan pesaing. (*/MI)

Jumat, 26 Maret 2010

Aneka varian mesin roti bekas, pilihan bijak dalam investasi anda.


Pada postingan kali ini, saya akan memberikan berbagai macam informasi mesin roti bekas yang patut menjadi pertimbangan anda dalam melakukan investasi bisnis roti dan bisnis cafe atau restaurant.
1. Standing dough sheeter dengan branch taiwan ini dapat membantu anda dalam proses pembuatan aneka produk pastry, croisant,donuts dll. Dengan harga 16 juta rupiah ( bisa nego), dough sheteer ini terbilang sangat murah dibandingkan harga barunya. Dengan kondisi mesin 90% dan kondisi belt conveyer yang masih bagus, anda tinggal memakainya saja bila anda miliki sekarang.
2)chiller under counter adalah sebuah meja kerja yang dipadukan dengan chiller sehingga dapat menghemat ruang produksi roti. Jadi mesin ini selain dijadikan meja kerja dibagian atasnya, bagian bawahnya dapat digunakan untuk menyimpan adonan/bahan roti. Bila anda berminat dapat telp/sms saya di no telp dibawah ini.
3) standing pizza roller. Sesuai namanya mesin roti ini khusus dipakai untuk produk pizza saja. Bila anda bergerak dalam pembuatan pizza, mesin ini dapat menghemat waktu dan menghasilkan produk pizza yang bagus. Dengan branch eropa, mesin roti ini tidak diragukan lagi kehandalannya.
4) standing baquete roller. Identik nama mesinnya, mesin dengan branch eropa ini spesialis membantu anda dalam membuat produk baquete. Roti yang panjang dan terasa lebih keras ini sangat disukai oleh para tourist dari eropa.
5) ice maker machine adalah sebuah mesin yang dipakai untuk menghasilkan produk es batu yang cocok untuk mendinginkan panas adonan yang di mixing di mixer roti. Dengan kapasitas produksi 500 kg setiap hari, mesin ice maker buatan eropa ini dapat membantu anda dalam proses pembuatan roti ataupun sebagai es batu yang dipakai aneka jenis minuman. Bila anda berminat call/sms 081545552426