Adsense

Kamis, 31 Oktober 2013

Mengendus peluang dari pecinta blacky dan kitty

Anjing dan kucing merupakan dua hewan peliharaan yang paling sering diperlakukan layaknya manusia oleh sang pemilik. Tidak heran apabila di luar negeri, tren memberikan camilan istimewa bagi anjing dan kucing sudah lazim.

Mereka tidak hanya mengunyah makanan pokok yang dijajakan di petshop. Majikan mereka juga menyodorkan aneka kue, seperti cupcake, cookie ataupun pie, puding, bakpao hingga popcorn. Ada juga anjing yang mendapatkan kue ulang tahun saat sang majikan merayakan kelahirannya.

Tren memanjakan peliharaan juga sudah menjangkiti para pemilik hewan, terutama anjing, di negeri ini. Kesimpulan semacam itu bisa kita tarik jika menyimak pengalaman Jessica Yova Ananda, pemilik Mr Lee Bakery for Dogs.

Kecintaan terhadap anjingnya, yang bernama Lee, menggelitik minat Jessica untuk mencoba membuat kue bagi si kaki empat. “Kalau beli di petshop, terlalu mahal buat saya,” tutur Jessica. Dengan bantuan sang ibu yang gemar memasak, Jessica menjajal pembuatan kue untuk sang anjing.

Setelah melalui proses ujicoba berulangkali, dengan anjing-anjing milik sendiri dan saudaranya sebagai tester, Jessica pun memberanikan diri membuka usaha bakery untuk anjing pada 2010.

Kecintaan terhadap anjing dan kucing juga menjadi alasan Louise Dewi menjajal usaha bakery untuk hewan peliharaan. Demi menutup sebagian dari biaya pemeliharaan hewan dan kucing telantar yang ia temui, Louise menggulirkan usahanya dengan bendera Papillon Dogs and Cats Bakery.

Sebagian dari keuntungan penjualan kue disisihkan Louise untuk anjing telantar yang ia pungut dan serahkan ke pengasuh. “Setiap anjing anggarannya Rp 350.000 per bulan,” ujar Louise.

Memang, pasar untuk kue hewan peliharaan di sini belum sebesar di Amerika Serikat. Namun Jessica dan Yovie menyebut usaha pembuatan aneka kue untuk anjing dan kucing itu menarik karena jumlah pemain masih sedikit, sementara permintaan mulai tumbuh.

Jumlah pemain yang terbatas mengakibatkan pemain yang ada saat ini, yang jumlahnya kurang dari lima, tak pernah sepi order.  Mr Lee dan Papillon yang sama-sama bermarkas di Jakarta, menuai permintaan dari berbagai kota, termasuk kota-kota di luar Jawa, seperti Makassar dan Martapura.

Jessica menuturkan, dalam sehari Mr Lee memproduksi rata-rata 100 bungkus cookies kemasan 100 gram, 5 kue ultah dan 1 set cup cake. Nilai omzet Mr Lee berkisar Rp 30 juta untuk sebulan. Namun dia enggan menyebut margin usahanya.

Yang pasti, ketika menggulirkan usahanya, tiga tahun silam, Jessica cuma mengeluarkan dana Rp 2 juta. Kini, Jessica sudah balik modal. Perkembangan usaha Mr Lee juga terlihat dari jumlah karyawan, yang semula dua orang, kini menjadi lima orang.

Perjalanan bisnis Papillon yang berawal pada Maret 2013, menguatkan daya tarik bisnis pembuatan kue untuk peliharaan. Rata-rata omzet Papillon kini Rp 15 juta per bulan dengan tingkat keuntungan berkisar 20%-50%. Sekadar catatan, Papillon juga menawarkan varian kue untuk kucing, dengan aroma berbagai ikan.


Bahan terlarang

Anda tertarik menjajal usaha aneka kue dan camilan untuk peliharaan? Proses produksi bakery untuk peliharaan memang tidak berbeda dengan cara membuat bakery untuk manusia.

Namun yang perlu diingat, kunci sukses usaha ini tidak hanya keterampilan memasak saja. Kecintaan terhadap hewan, yang menjadi konsumen, menurut Jessica dan Louise justru kunci sukses utama di usaha ini.

Pendapat mereka tidak mengada-ada. Kecintaan terhadap hewan akan memacu si pembuat aneka kue untuk menghasilkan produk terbaik bagi peliharaan pembeli. Kepuasan si pembeli tentu akan melanggengkan usaha Anda.

Tanpa rasa peduli terhadap hewan yang menjadi penikmat makanan, bisa jadi produsen asal mencomot bahan-bahan yang biasa dipakai untuk makanan manusia. Padahal, banyak bahan makanan manusia yang tidak cocok dikonsumsi hewan, seperti anjing.

Tiga bahan yang menjadi pantangan menu untuk anjing adalah gula, garam dan bahan pengawet. Ketiga bahan itu bisa membuat anjing yang memiliki sistem pencernaan lebih sensitif daripada manusia, mengalami kegemukan atau kerontokan bulu.

Apabila Anda punya rasa cinta terhadap anjing, pasti Anda akan mencari tahu apa saja bahan yang cocok, untuk memenuhi order tertentu. Anda juga akan tertantang untuk berkreasi apabila punya rasa sayang terhadap si Heli.

Lihat saja pengalaman Jessica yang sampai berburu ke luar negeri untuk mencari berbagai aneka cetakan kue, seperti cetakan telapak kaki anjing. Ia juga mengimpor carob, bahan pengganti cokelat yang biasa digunakan cookies untuk anjing.

Kecintaan terhadap hewan juga memberi Anda kemudahan saat mencari calon pelanggan di hari-hari awal membuka usaha. Jika sudah akrab dengan komunitas pemilik anjing dan kucing, tentu Anda akan lebih mudah mengidentifikasi calon pembeli.

Untuk memperluas pasar, Anda bisa memanfaatkan jaringan internet. Baik Jessica dan Louise sudah membuktikan keampuhan pemasaran lewat sosial media. Anda pun bisa.Sumber : kontan.co.id

Senin, 28 Oktober 2013

Mengintip Tawaran Berjualan Roti Kota

Panganan berupa roti banyak dicari orang. Roti kerap menjadi menu pilihan sarapan ataupun pengganjal lapar sewaktu-waktu. Makanya, banyak pebisnis yang membuka usaha roti. Salah seorang yang melihat peluang ini adalah Dian Narpani di Denpasar. Ia merintis bisnis roti sejak 2010 dengan mengusung merek Roti Kota.
Berbekal keahlian memasak, ia mampu membuat roti yang empuk dan enak. Ada 40 varian roti yang dihasilkannya. "Yang paling laris roti gulung kacang, gulung keju, gulung coklat, kismis, donat meses, juga donat keju," kata ibu dua anak ini.
Harga jual Roti Kota relatif terjangkau, yaitu sekitar Rp 3.000 per buah. Ternyata, roti buatan Dian mendapat sambutan bagus dari pasar. Bahkan, teman-temannya tertarik untuk ikut memasarkan. Demi menjawab permintaan itu, Dian pun mulai membuka peluang kemitraan tiga bulan kemudian. Cara ini pun diharapkan bisa memperkuat brand Roti Kota.
Menurut Dian, usaha ini cocok untuk ibu rumah tangga karena mudah cara pemasarannya. Mitra Roti Kota bisa memasok roti ke kantin sekolah, kantor atau warung dekat rumah. Sambil berjualan, mitra bisa tetap mengurus rumah tangga atau melakukan kegiatan lainnya.
Untuk menjadi mitra Roti Kota, Dian tidak menetapkan kriteria dan investasi khusus. Hanya, mitra wajib membeli roti minimal 100 buah, dan tidak dikenakan biaya retur. "Diskon harga beli dari pusat hingga 40 persen," tutur Dian.
Walaupun hanya memerlukan modal kecil dan cara kerjanya fleksibel, namun keuntungan dari usaha ini cukup menggiurkan. Kini, empat orang mitra Roti Kota di Denpasar dan Jimbaran mampu meraup omzet sekitar Rp 1 juta hingga Rp 1,8 juta per hari. Artinya, dalam sebulan, mereka bisa mengumpulkan omzet Rp 54 juta.
Keuntungan bersih mitra diperkirakan mencapai 40 persen atau sekitar Rp 21,6 juta per bulan. Dian menyebutkan, sekarang ini, mitra Roti Kota rata-rata mengambil roti dalam jumlah ribuan  potong per hari. Sumber : Kompas.com

Jumat, 25 Oktober 2013

Menu Engineering (Bagian 2) Tips Menyusun Menu Secara Strategis

Ilmu Menu Engineering adalah penggabungan antara ilmu psikologi, akunting, dan marketing yang bertujuan untuk memaksimalkan profit bagi perusahaan. Menu engineering juga dapat digunakan untuk menggiring pelanggan memilih menu yang diinginkan perusahaan, sekaligus menjauhkan mereka dari menu yang tidak diharapkan perusahaan. Meskipun ilmu ini sering digunakan pada industry hospitality terutama restoran, ilmu ini juga dapat diaplikasikan di industry manapun.
Secara singkat, ilmu psikologi diterapkan dalam hal penempatan urutan makanan dan minuman di suatu buku menu. Urutan menu yang paling mudah diingat oleh pelanggan adalah di awal dan di akhir. Menurut riset, menu yang berada di paling atas adalah menu yang paling banyak dipesan. Pada contoh kasus resto sushi, menu AYCE memang ditempatkan di posisi paling depan pada buku menu. Menu kedua menduduki urutan kedua menu yang paling banyak dipesan, sedangkan menu yang paling banyak dipesan ketiga adalah menu yang posisinya paling bawah. Menururt Mark Todd, alasan di balik penempatan dan penjualan menu ini sangat sederhana, “Orang menjadi semakin malas dan tidak mau membaca semua daftar menu”.
Penjelasan yang baik tentang menu juga menghasilkan efek yang positif karena dapat meningkatkan kepuasan konsumen dan perceived value yang lebih tinggi. “Apabila Anda kurang kreatif dalam membuat penjelasan tentang menu, lebih baik Anda membayar orang yang dapat menulis dengan sangat baik sehingga dapat membuat pelanggan meneteskan air liur ketika mereka membacanya”, tutur Mark.
Langkah-Langkah Membuat Urutan Menu yang Baik
1. Hitung secara detail harga modal dari tiap menu yang Anda jual
2. Tempatkan menu yang mendatangkan paling banyak keuntungan bagi Anda di urutan pertama. Pada kasus pizza, vegetarian pizza merupakan menu yang keuntungannya paling besar karena harga sayuran yang secara umum lebih murah.
3. Tempatkan menu yang paling banyak keuntungan kedua pada urutan nomor 2
4. Tempatkan menu yang paling banyak keuntungan ketiga pada urutan terakhir
5. Beberapa menu yang tidak terlalu menguntungkan sebaiknya tidak dimasukkan ke dalam menu. Sediakan hanya apabila ada pelanggan yang menanyakan
6. Berikan penjelasan yang sangat baik untuk ketiga menu tersebut disertai dengan gambar yang bagus
sumber : BCC Indonesia.com

Selasa, 22 Oktober 2013

Menu Engineering (Bagian 1) “Menggiring” Pelanggan dalam Memilih Menu

Jika Anda pernah ke salah satu resto sushi terbesar di Jakarta, maka kemungkinan besar Anda akan “digiring” untuk memilih menu all you can eat (AYCE) mereka. Tentu saja kita tidak sedang membicarakan sihir, hipnotis atau semacamnya. Yang mereka lakukan adalah mendesain menu secara strategis sehingga pelanggan akan memilih menu yang mereka inginkan (baca: menu yang profitnya paling besar bagi perusahaan). Ini adalah ilmu interdisipliner modern dinamakan “Menu Engineering”.
Kembali ke kasus resto sushi tadi. Untuk menu AYCE, 1 orang akan dikenakan biaya Rp 200.000++ belum termasuk minum. Ada banyak menu yang bisa dipilih untuk AYCE mulai dari hand roll, roll, beberapa menu sashimi dan grill, tetapi ada beberapa item seperti octopus, nigiri unagi dan fatty tuna yang tidak termasuk dalam paket ini. Lalu mengapa kebanyakan pelanggan memilih AYCE yang sebenarnya relatif mahal ini daripada menu a la carte?
Mari kita lihat harga satuan menu-menu tersebut. Harga satu menu salmon salad yang terdiri dari sekitar 4-5 daging salmon mentah dengan saus salad adalah sekitar Rp 55.000, menu sushi and sashimi combo adalah Rp 160.000. Beberapa menu lain seperti hand roll dan sushi roll kisaran harganya mulai dari Rp 25.000 – Rp 90.000. Harap diingat bahwa untuk menu sushi, Anda tidak akan kenyang hanya dengan memesan 2 atau 3 menu. Sedangkan untuk menu AYCE, semua menu-menu tersebut dapat Anda pesan sepuasnya! Dengan demikian Anda seolah-olah “dipaksa” untuk memilih menu AYCE agar tidak merasa rugi.
Jadi, berapa biaya total yang harus Anda bayar untuk menu a la carte ini? Setelah melakukan perhitungan, kami harus mengeluarkan lebih dari Rp 750.000 untuk makan berdua, sedangkan untuk menu AYCE, kami hanya mengeluarkan Rp 500.000. Dengan perhitungan seperti ini, pelanggan akan merasa “beruntung” karena dapat menghemat Rp 250.000++, padahal untuk sekali makan, harga Rp 250.000/orang itu pun sebenarnya sudah mahal.
Inilah yang disebut dengan “perceived value”, opini dari pelanggan akan nilai dari suatu produk yang sedikit atau malah tidak ada hubungannya sama sekali dengan harga. Mark Todd, seorang konsultan kuliner memberi contoh pada kasus pizza. “ Perceived value dari pengunjung akan lebih besar apabila mereka mendapat 3 loyang pizza kecil dengan 3 variasi topping dibandingkan dengan 1 loyang pizza besar meskipun harga modal dan harga jualnya sama”, jelas Mark (bersambung). Sumber : BCC Indonesia.com

Sabtu, 19 Oktober 2013

Sourdough, Roti Sehat Kaya Serat

Anda yang melakukan diet kemungkinan besar akan mengalami kesulitan jika mencari makan di luar. Membuat makanan sendiri untuk dibawa ke kantor juga bukan merupakan solusi praktis. Sebelum Anda mengurungkan niat untuk diet , ada baiknya Anda mencoba roti sourdough, makanan sehat yang praktis untuk dibawa kemana-mana.
Meskipun sekarang roti sourdough yang populer berasal dari Jerman, bangsa Mesir telah menemukannya secara tidak sengaja pada tahun 1500 SM. Apabila cairan seperti air atau susu biji-bijian seperti gandum dan didiamkan begitu saja di udara terbuka dengan suhu ruangan, ragi liar akan tinggal di campuran ini, memakan kandungan gula dan menjadikannya asam. Karbondioksida yang dihasilkan ragi terperangkap di dalam adonan, inilah lubang-lubang yang sering kita lihat pada tekstur permukaan roti
Sourdough merupakan salah satu teknik pembuatan roti paling kuno yang sering diaplikasikan pada roti roti Eropa. Berbeda dengan kebanyakan roti Asia yang bertekstur lembut dan manis, roti Eropa memiliki rasa yang asam dan tekstur yang alot. Justru inilah wujud ideal sebuah roti bagi orang-orang Eropa. Mereka memiliki alasan yang sangat baik di balik selera mereka selain faktor tradisi.
“Roti sourdough terbuat dari bahan-bahan alami yaitu air dan tepung, bisa tepung terigu atau rye. Selain itu roti ini juga biasanya mengandung biji-bijian yang diperlukan tubuh seperti kacang, poppy seed, sunflower seed, pumpkin seed, sesame, and oatmeal”, jelas I Made Kona, Pastry Chef Hotel Ritz Carlton. Salah satu roti yang memiliki nutrisi paling lengkap adalah Muesli bread.
Muesli sendiri adalah sereal sarapan pagi yang terdiri dari campuran biji-bijian seperti oat, kismis, dan almond yang terbukti ampuh mencegah kanker, atherosclerosis, dan menurunkan kadar kolesterol. Muesli bread juga mampu memenuhi kebutuhan serat di era makanan instan. “Sepotong Muesli bread untuk sarapan pagi sudah cukup memenuhi kebutuhan nutrisi kita karena mengandung protein pada kacang, karbohidrat di tepung, vitamin di kismis, dan energi pada gula”, lanjut Kona
Seiring dengan kesadaran akan pola hidup sehat, orang mulai meninggalkan roti-roti Asia yang bisa membahayakan kesehatan dengan kadar gulanya yang terlalu tinggi. Berbeda dengan roti sourdough, roti Asia banyak menggunakan ragi instan untuk nmengembangkan adonan. “Ragi  sebenarnya adalah sejenis jamur (makhluk hidup) yang mengandung vitamin B. Tetapi jika Anda mengkonsumsi roti Asia, ada kemungkinan bahwa ragi masih hidup. Ragi ini akan membentuk asam di perut yang dapat mengakibatkan kembung”, tutur Kona.
Selain dari kalangan ekspatriat, semakin banyak orang Indonesia yang peduli kesehatan mengkonsumsi roti sourdough. Pada gigitan pertama, Anda akan merasakan aroma  menyengat dan rasa yang sangat kompleks. Jika Anda dapat bertahan, setelah beberapa gigitan Anda akan mulai terbiasa dengan rasa unik ini, bahkan bukan tidak mungkin Anda akan ketagihan. Biasanya, roti ini dikonsumsi dengan mentega, selai, atau dijadikan roti untuk sandwich.
Tuntutan pekerjaan seolah tak pernah berhenti, jika keadannya sudah begini, jangankan mencari makanan sehat, banyak orang malah lupa makan. Jika sudah begini, Anda butuh makanan alami yang siap setiap saat. Meskipun mirip dengan tagline sebuah iklan, yang kami maksud tentu saja bukan mie instan. Roti sourdough yang terbuat dari bahan alami mampu memenuhi kebutuhan nutrisi Anda untuk beraktifitas sepanjang hari. Sumber : BCC Indonesia.com

Rabu, 16 Oktober 2013

K’s Bakery: Produk Roti Taiwan dengan Konsep ala Jepang




Banyaknya jumlah restoran dan bakery di Kelapa Gading, membuat wilayah ini sering disebut sebagai pusat kuliner Jakarta. Tidak heran jika para pelaku bisnis kuliner berani menanamkan modal besar, dalam membuka usaha kuliner di wilayah Jakarta Utara ini. Peluang bisnis yang menjanjikan ini juga diimbangi oleh ketatnya kompetisi. Oleh sebab itu resto dan bakery yang baru buka harus melengkapi dirinya dengan beberapa keunggulan.
Sebelum memilih lokasi, K’s Bakery terlebih dulu melakukan riset untuk memilih tempat usaha yang strategis. Melalui berbagai pertimbangan akhirnya K’s Bakery memilih Jalan Raya Boulevard yang merupakan salah satu jalan utama di Kelapa Gading dan tentu saja sering dilalui banyak orang. K’s Bakery juga menggunakan beberapa nama Jepang untuk menamai produknya.
K’s Bakery adalah sebuah produk franchise asal Kanada. Di negara asalnya K’s bakery bernama King Bakery, namun di Indonesia nama tersebut harus diubah karena banyaknya usaha yang menggunakan nama “King”. Oleh sebab itu, pihak manajemen memutuskan untuk menggunakan nama K’s Bakery. Tidak hanya itu, manajemen juga memodifikasi logo singa pada K’s Bakery dan menambahkan aksesoris topi pada singa agar terlihat lebih lembut. Untuk menarik perhatian pelanggan, terutama pelanggan baru, K’s Bakery juga melengkapi diri dengan interior bernuansa Jepang yang unik. Nuansa Jepang yang alami diperkuat melalui penggunaan interior dengan bahan kayu yang memberikan suasana teduh dan nyaman.
Strategi Pengenalan Produk
Seringkali, proses pengenalan produk merupakan salah satu bagian yang paling menentukan kesuksesan suatu bakery baru. Strategi yang dilakukan K’s Bakery untuk memperkenalkan produknya pada saat pembukaan di bulan Juni 2010 silam adalah dengan membagikan produk K’s Bakery melalui jalur door-to-door kepada warga sekitar. “Konsep ini kami lakukan bertujuan memperkenalkan K’s Bakery kepada warga sekitar, seperti layaknya kita baru pindah rumah saja,” ujar Bambang, General Affair K’s Bakery. Cara ini ia nilai cukup efektif karena pada saat awal pembukaan K’s Bakery, warga langsung berdatangan dan memadati gerai. “Antusiasme warga sekitar sangat bagus, pada saat pembukaan saja produk kami sampai habis terjual,” jelas Bambang. “Saya membeli produk K’s Bakery karena selain rasanya yang berbeda dengan roti lain, K’s Bakery juga menyuguhkan pilihan yang bervariasi,” jelas Dinda, salah satu pelanggan K’s Bakery.
K’s Bakery juga sering menggunakan strategi promosi seperti mengadakan diskon, beli satu gratis satu dan lain-lain. Khusus pada hari besar K’s Bakery juga menerima pesanan parsel dengan harga yang bervariatif. Salah satu layanan yang diberikan K’s Bakery untuk memberikan nilai lebih pada para pelanggan setianya adalah dengan memberikan layanan antar parsel sampai ke tempat tujuan sehingga para pelanggan yang sibuk tidak perlu repot untuk mengantarkan parsel sendiri.
Selain promosi, K’s juga melakukan beberapa program untuk memberikan edukasi, terutama terhadap dunia pendidikan anak. Sampai saat ini, K’s Bakery telah mengadakan lebih dari 10 cooking class untuk anak-anak sekolah yang bertujuan agar anak-anak dapat mengenali proses pembuatan roti. Selain belajar proses pembuatan roti dari sisi teknis, baking demo ini juga secara tidak langsung mengajarkan anak-anak untuk lebih menghargai makanan yang mereka konsumsi setelah mengetahui sulitnya proses pembuatan roti.
Menjaga Kualitas Produk
Sebagai sebuah brand franchise dari Kanada, tentunya K’s Bakery harus melakukan kontrol ketat pada proses produksi. Untuk menjaga kualitas produknya, K’s sengaja mendatangkan Chef Wu Pin Liem dari Taiwan yang dibantu oleh beberapa Chef asisten lokal untuk menghasilkan beberapa roti favorit seperti Sushi Roll dan Japanese Pocket. Sushi Roll adalah roti yang menggunakan berbagai filling seperti rumput laut (nori), telur, abon dan selada. Produk roti dengan kombinasi filling yang unik ini jumlahnya belum terlalu banyak di Indonesia sehingga wajar saja banyak pelanggan yang tertarik. Dari sisi adonan roti, K’s Bakery juga memiliki keistimewaan tersendiri. “Berbeda dengan roti lain, tekstur roti kami lebih padat sehingga tidak kempes saat dipegang,” tutur Bambang.
Menjaga kualitas rasa merupakan salah satu cara agar pelanggan tidak merasa kecewa terhadap produk yang dijual. Untuk itu K’s Bakery sangat memperhatikan hal tersebut dengan cara tidak menjual produk pada hari berikutnya. “Jika roti yang kami jual masih bersisa pada malam hari, biasanya kami akan berikan kepada anak yatim. Sementara untuk roti-roti dengan filling tertentu, kami sengaja memilih untuk kami musnahkan demi menjaga kualitas produk K’s Bakery,” jelas Bambang. Sumber : BCC Indonesia.com

Minggu, 13 Oktober 2013

BCC Hadirkan Seminar Bakery Entrepreneur: Memanfaatkan Peluang Usaha Bakery & Kiat Manajemennya

Pasar Indonesia memang sangat menarik bagi usaha bakery yang terus bertumbuh pesat seiring dengan naiknya taraf hidup masyarakat. Para pemain bakery asing turut menyemarakkan persaingan usaha bakery di Indonesia. Memang banyak mata melirik pada peluang bisnis ini dan berlomba menyuguhkan sesuatu yang unik, mulai dari produk, interior sampai pelayanannya. Dewasa ini jika kita lihat, banyak bakery yang tidak hanya menjual roti sebagai produk utamanya, tetapi juga berlomba dalam mengedepankan konsep bakery bergabung dengan resto dan kafe.
Petrus Gandamana, Chief Editor Bakery Magazine dan juga Senior Food Consultant di Baking and Chef Center (BCC) bersama rekannya Calvin Andersen, Editor Ahli Bakery Magazine sekaligus pengamat industri pangan dan juga profesional di perusahaan pangan besar Nasional, pada 12 Januari 2013 lalu berbagi pengetahuan dan hasil market survey, baik bisnis bakery hingga strategi marketingnya.
Indonesia Bakery Outlook
Masing-masing negara memiliki pola perilaku konsumen yang berbeda-beda, contohnya saja Indonesia. Pada seminar ini, Petrus Gandamana berkesempatan untuk menjabarkan mengenai pola perilaku konsumen di Indonesia. “Dalam sebuah riset membuktikan, total belanja masyarakat Indonesia paling banyak digunakan untuk makanan dan minuman dengan persentase 41,7%, kemudian disusul dengan perumahan dan pendidikan. Artinya usaha makanan dan minuman di Indonesia akan memiliki prospek yang bagus ke depannya,” jelas Petrus.
Ada tiga hal pokok yang menjadi pertimbangan masyarakat Indonesia yaitu kondisi pemanfaatan waktu, koneksivitas, dan keluarga. Kesibukan bekerja membuat masyarakat Indonesia hampir tidak punya waktu untuk dirinya sendiri. Ini terlihat dengan kehidupan modern yang serba instan dan praktis sehingga memungkinkan online shop dapat dijadikan peluang bisnis di Indonesia. Walaupun mereka tidak punya waktu, namun fokus mereka adalah keluarga. Oleh karena itu, pusat perbelanjaan akan ramai di hari Sabtu dan Minggu dengan pengunjung yang membawa serta anak mereka.
a. Perkembangan Usaha Bakery di Negara-Negara Asia
Seperti yang kita ketahui, dewasa ini usaha bakery yang berkembang di Indonesia datang dari negara-negara Asia. Berikut adalah negara-negara Asia yang menjadi raksasa usaha bakery berdasarkan riset Petrus Gandamana.
1. Korea
Negara Korea yang sedang naik daun bukan hanya dari dunia hiburan tetapi juga bisnis bakery-nya yang maju pesat. “SPC Group merupakan raksasa bisnis yang saat ini merajai Korea Selatan. Beberapa anak bisnisnya antara lain Paris Baguette yang saat ini memiliki 3.048 outlet, disusul Baskin and Robins dengan 1.769 outletnya di Korea Selatan. Jika dihitung keseluruhan SPC Group memiliki hampir 6.000 outlet di Korea Selatan,” jelas Petrus menunjukkan geliat usaha F & B di Korea.
2. Jepang
Negara berikutnya yang tak kalah berkembang adalah Jepang. Roti-roti di negara matahari terbit ini lebih mengarah ke Perancis. Namun, warga Perancis sangat menganggumi kehebatan masyarakat Jepang karena dapat menyempurnakan lagi roti dari Perancis tersebut.
3. Taiwan
Taiwan sangat sadar bahwa roti merupakan makanan kedua orang Asia, berbeda dengan Eropa yang menjadikan roti makanan pokok. “Selain rasanya enak, mereka juga mengutamakan tampilan yang menarik sehingga apabila berkunjung ke Taiwan, kita dapat melihat jejeran roti-roti menarik di sana,” ujar Petrus.
4. Cina
Cina juga merupakan negara yang usaha bakerynya cukup maju. “Pasar Cina sangat luar biasa besar dan kompetitif sehingga mereka dapat menjual roti dengan harga yang murah. Ini dapat menggetarkan persaingan bisnis roti di Asia karena apabila mereka bersatu, tak menutup kemungkinan mereka akan menjadi raja di Asia,” jelas Petrus.
5. Singapura
Singapura dapat disebut sebagai melting pot karena di sinilah tempat berkumpul berbagai variasi roti dari mancanegara sekaligus konsumen manca negara yang ingin mencicipi berbagai makanan yang ada di negara pulau tersebut.
6. Indonesia
Indonesia yang merupakan pasar empuk yang banyak diincar oleh para pelaku bisnis bakery di dunia. Selain banyaknya bakery asing di sini, bakery lokal juga mampu bersaing dengan membuat konsep-konsep unik untuk menarik pengunjung.
b. Pola Konsumsi Roti di Jakarta, Bekasi, Serpong, dan Bogor
Market survey pada tahun 2012 menunjukkan bahwa tempat membeli roti yang paling banyak dipilih oleh konsumen kelas menengah ke atas Jabodetabek adalah Breadtalk dengan persentase 30% kemudian Indomaret, Holland, dan Alfamart. “Di sini terlihat minimarket menjadi pilihan penting dalam penjualan roti sehingga Anda dapat menjalin kerjasama dengan mereka untuk menjual produk roti,” tutur Petrus.
Mengenai jam berkunjung, survey membuktikan konsumen banyak membeli bakery pada jam 14.00 – 18.00. Ini membuktikan selain sebagai sarapan, roti merupakan makanan selingan sebelum makan malam. Sedangkan untuk produk yang paling banyak dibeli oleh konsumen adalah roti tawar dengan persentase 64,40%.
Bakery Business Opportunity in Indonesia
Banyak orang Indonesia mengubah pola makannya dengan mengkonsumsi roti sebagai pengganti sarapan mereka dan dari sanalah berkembangnya bisnis bakery di Indonesia. Calvin Andersen sebagai orang yang ahli di bidang bakery business strategy, mengemukakan strategi marketing dalam mengembangkan usaha bakery agar mampu bersaing dengan kompetitor lain. “Kompetisi bakery semakin pesat dan beragam sehingga tak banyak dari mereka yang bertahan lama dan bertumbuh pesat karena tidak mampu bersaing terutama dari serbuan perusahaan asing yang hadir di Indonesia,” ujar Calvin.
a. Sistem Penting dalam Usaha Bakery
Untuk membuka usaha bakery, para pemula harus mengetahui sistem yang penting di dalamnya. “Supplier ibarat tulang untuk memulai usaha bakery, terutama produsen tepung terigu yang menjadi pemasok bahan pokoknya. Kedua adalah resep dan inovasi yang merupakan nyawa, artinya ini sangat berpengaruh pada usaha bakery ke depannya. Tanpa inovasi, bakery akan cepat ditinggal oleh para pembeli,” jelas Calvin.
Baker juga merupakan kunci sukses dalam menjalani bisnis bakery. Bakery tidak akan berjalan mulus tanpa baker yang sejalan dengan pemilik usaha. “Ini perlu digarisbawahi, oleh karena itu persepsi mengenai baker harus diubah. Ajaklah dia sebagai rekan bisnis bukan karyawan,” tegas Calvin.
b. Peranan Konsultan Semakin Penting
Ada peluang yang tidak bisa dilihat dari kacamata seorang pengusaha bakery, oleh karena itu, mereka membutuhkan konsultan yang terpecaya dan berpengalaman untuk membantunya membangun sekaligus mengembangkan usaha bakery. Konsultan menguasai ilmu dan jaringan mulai dari bahan baku, produk, hingga cara pemasarannya. Beberapa strategi marketing yang dibagikan oleh Calvin antara lain:
1. Display roti haruslah diletakkan di depan outlet
Ini maksudnya adalah menunjukkan produk utama yang dijual kepada pembeli.
2. Mendaftarkan brand/merek
Banyak orang yang lupa mendaftarkan brand, padahal ini adalah bagian yang terpenting karena jika ada orang lain yang mendaftarkan brand tersebut, si penemu/pemakai brand pertama tidak dapat berbuat banyak.
3. Tampilan menarik
Pertama yang harus dipikirkan untuk membuka usaha bakery adalah model atau konsep bakery tersebut yang harus berbeda dan mampu menarik pembeli.
4. Promosi
Untuk mampu menungkatkan daya saing, promosi harus dilakukan untuk memperkenalkan brand di masyarakat.
5. Network
Jaringan akan membantu dalam usaha bakery, jika jaringan Anda luas, maka Anda akan mudah bertemu dengan orang-orang yang diperlukan dalam memajukan usaha bakery, seperti supplier, pembeli, sampai pelanggan.
“Menjalani sebuah usaha tidak mungkin akan untung besar diawal, begitu juga dengan usaha bakery yang akan mulai memetik untung di tahun ketiga,” ujar Calvin. Seminar yang mengundang para pelaku bisnis bakery ini disambut antusias oleh para peserta, seperti contohnya Felicia Tjoeng yang baru memulai karirnya di bidang F & B. “Seminar ini memang pas dengan pekerjaan yang saya geluti sekarang. Di sini dipaparkan lengkap mulai dari statistik usaha bakery hingga market survey. Menurut saya, seminar ini sangat bernilai,” tuturnya puas.sumber : BCC Indonesia

Jumat, 11 Oktober 2013

Berkat Roti John, Hafizh Raih Sukses di Usia Muda

Usia yang masih relatif muda tak jadi penghalang Hafizh Suradiharja, pemilik CV Roti John Bali Fresh, terjun di dunia usaha. Meski berulang kali harus menghadapi kepahitan, karena usahanya bangkrut, Hafizh tak patah arang. Mental yang kuat pun mengantarkannya untuk menggapai sukses sebagai pengusaha pada usia 25 tahun.
Hafizh muda memang akrab dengan dunia bisnis. Pada 2006 silam, ketika masih berstatus mahasiswa, pria kelahiran Jakarta ini menjajal peruntungannya dengan membuka sekolah disc jockey (DJ). Ia berani membuka jasa pendidikan peramu musik karena menilai profesi itu sedang naik daun.
Hafizh pun melengkapi fasilitas sekolah DJ itu dengan peralatan yang bagus. Sayang, usaha ini hanya bertahan setahun. Ia menyadari, sekolah DJ miliknya tak punya nilai tambah di tengah menjamurnya sekolah DJ saat itu. Saya tidak punya koneksi. Selain itu, banyak sekolah yang menawarkan biaya murah, ujar dia seperti dilansir Kontan.co.id.
Dari usaha pendidikan, Hafizh beralih menjadi pengusaha kuliner. Mengikuti tren yang sedang berkembang, Hafizh, yang kala itu masih menjadi mahasiswa Universitas Islam Jakarta, membuka kedai sop buah. Kedai ini sempat berkembang hingga memiliki tiga cabang. Lagi-lagi karena tak kuat bersaing, usaha sop buah Hafizh merugi dan bangkrut.
Tak putus asa, pria yang lahir di Jakarta, 29 Januari 1988, ini kembali menjajal usaha yang baru pada tahun 2008. Tapi, kali ini ia tak sendiri. Hafizh menjalin kerja sama dengan pengusaha asal Singapura untuk membuka biro perjalanan PT Apex Indonusa Prima. Saya menyetor sekitar 30 persen dari total modal, ujar dia. Hafizh mengaku, ia memperoleh dana untuk modal usaha itu dari pinjaman bank atas nama orang tuanya.
Setelah berjalan enam bulan, perjalanan bisnis kongsian itu tidak mulus. Perbedaan usia yang terlampau jauh membuat visi kedua partner bisnis tak sejalan lagi. Partner saya yang jauh lebih tua memiliki pola pikir yang sangat hati-hati, berbeda dengan saya yang terlampau bersemangat saat itu, kenang Hafizh. Ia pun menarik lagi modal yang telah ditanamkan.
Namun kongsi itu tidak sia-sia. Sang partner yang berasal Negeri Singa diakui Hafizh mendatangkan inspirasi membuka gerai roti john. Partner dari Singapura itu selalu membawakan roti john ketika dia pulang, kata Hafizh. Di sana, roti john sering disantap sebagai pengganti sarapan pagi.
Namun, di bisnis keempatnya ini Hafizh tak gegabah. Ketika usaha ketiga tak berjalan mulus, ia melakukan beberapa evaluasi atas kiprahnya. Saya menyadari, selalu berada di zona merah yang sudah banyak pelakunya, ujarnya. Dari situ, ia mendapat pencerahan, jika ingin memulai usaha lagi, harus menciptakan ide baru.
Lantas, ketika ia melihat belum ada orang yang berbisnis roti john di Indonesia, Hafizh pun segera menggarap bidang baru ini. Apalagi, dia melihat ada bisnis bakeri di sekitar rumahnya yang mampu bertahan lama. Pada 2009, pria lajang ini kembali mengajukan pinjaman bank, sebesar Rp 30 juta untuk  memesan roti ke pabrik, sekaligus merenovasi sebuah kafe.
Hafizh mendapatkan resep roti john ini dari temannya. Ia pun tak mengubah baik bentuk, tekstur dan rasa untuk mempertahan keasliannya. Tekstur roti ini keras dengan satu pilihan rasa yakni telur dan bawang, ujar dia.
Pada bulan pertama, pembeli banyak berdatangan. Namun, menginjak bulan kedua, ketiga, pengunjung justru semakin sepi. Tak mau pengalaman bangkrutnya berulang, Hafizh segera mencari cari tahu kesalahan bisnis barunya.
Ia pun menemukan banyak kekeliruan, seperti penetapan harga Rp 12.000 yang kurang ramah di kantong. Tekstur roti yang terlalu keras sampai tidak adanya varian rasa.
Sejak itu, Hafizh berpikir mencari jalan keluar. Saya harus bikin roti yang sesuai dengan lidah orang Indonesia, enak, murah, dan bikin kenyang, jelasnya. Ia pun mencari chef dari hotel berbintang untuk membuat roti yang sesuai dengan hasil evaluasinya.
Usaha terakhir ini pun sukses. Dengan 12 varian rasa, pembeli kembali menyesaki gerai roti john. Dengan modal tambahan, Hafizh juga mengembangkan konsep both untuk memperluas pemasaran. Kini, sudah ada 50 gerai roti john.
Hafizh pun mampu tersenyum lebar dan mencecap manisnya berbisnis. Bisnis keempatnya ini sudah menyerap 35 tenaga kerja yang memproduksi sekitar 500 hingga 1.000 roti per hari. Dalam sebulan, finalis wirausaha Mandiri 2011 ini menangguk omzet hingga ratusan juta rupiah.
Tak puas setelah menuai sukses di usaha roti john, Hafizh juga sedang mematangkan usaha yang tak jauh berbeda, yaitu minuman. Kami akan membuat minuman khusus kopi, ujar dia.
Pengalaman mengembangkan usaha roti john diterapkan Hafizh saat merancang bisnis terbarunya. Ia merangkul peramu kopi yang berpengalaman untuk merancang aneka menu kopi spesial di kedainya nanti. (as)

Selasa, 08 Oktober 2013

Musa Angkat Pamor Bisnis Kue Hingga ke Mancanegara

Siapa bilang, camilan kue kering seperti  nastar dan putri salju hanya digemari di dalam negeri? Buktinya, Musa Jahja bisa menghantarkan kue-kue kering tersebut hingga ke pasar luar negeri, seperti Singapura. Dengan mengusung merek Puspa, pebisnis asal Jakarta ini mampu menjual ratusan ribu toples kue kering saban tahun.
Bisnis kue kering 'Puspa' sukses karena memiliki sejumlah keunggulan. Salah satunya, brand ini menyediakan lebih dari 100 jenis kue kering yang bisa dipilih pelanggan. Selain itu, dari sisi kualitas, Musa menyiapkan empat level kualitas, yakni kualitas ekonomis, reguler, spesial dan istimewa. Hal ini menyebabkan produknya bisa menjangkau berbagai lapisan masyarakat, dari kelas atas hingga menengah bawah.
Saat ini, dikutip dari www.kontan.co.id, Musa sudah punya lebih dari 50 reseller yang tersebar baik di Jabodetabek, Sumatera, Kalimantan hingga Papua. Adapun, untuk Singapura, Musa rutin mengirimkan sekitar 800 hingga 1.400 toples per bulan.
Menurutnya, permintaan dari Singapura meningkat saat Imlek. "Saya bisa kirim 10.000 toples sebulan," tutur pria kelahiran 50 tahun silam ini. Di Singapura, kue kering Puspa dijual di lima outlet, seperti di Orchard Road dan Bandara Changi.
Sementara penjualan di dalam negeri biasanya melonjak saat momen hari raya seperti Lebaran, Natal dan Tahun Baru. Musa bilang, biasanya, empat bulan sebelum Lebaran, permintaan melonjak. Ia bisa memproduksi hingga 2.000 toples kue kering per hari atau sekitar 60.000 toples kue kering sebulan. Pada hari normal, produksinya hanya ratusan toples sehari.
Jika tengah kebanjiran pesanan seperti ini, Musa akan merekrut tenaga kerja tambahan. Ia bisa melipatkan hingga 75 pekerja. Sedangkan, pada hari normal hanya mempekerjakan 25 tenaga kerja tetap.
Selain memenuhi pesanan eceran dari masyarakat, produk tersebut dipasok ke toko modern atau hipermarket. Memang, sejak 2009, lulusan Universitas Tarumanegara ini telah digaet Carrefour untuk menjadi pemasok kue kering di hipermarket tersebut.
Sebelumnya, Musa juga pernah bekerja sama dengan peritel lainnya. Bisa dibilang, sepanjang perjalanan bisnisnya selama 29 tahun, ia selalu bekerja sama dengan perusahaan ritel di dalam negeri. Misalnya, sejak mengawali bisnis pada 1984, ia diminta oleh Group Matahari untuk memasok kue kering pada stand Super Bazar di sana.
Begitupula, pada tahun 2000-an, ia juga diminta menyuplai produk kue kering ke gerai-gerai Indomart. "Tetapi sekarang saya sudah tidak lagi menyuplai produk ke kedua ritel itu," ucap Musa.
Lantaran pasarnya sudah merambah berbagai wilayah tanah air dan luar negeri, tak heran, Musa bisa meraup omzet Rp 1,5 miliar hingga Rp 2 miliar setahun. Sukses menggeluti bisnis kue kering, Musa mulai melebarkan sayap bisnis.
Ia merintis usaha pembuatan kue basah sejak tahun lalu. Kini, ia telah memproduksi bolu gulung, kue lapis surabaya, dan brownies. Tak hanya itu, sejak dua tahun terakhir, ia juga mulai merambah bisnis restoran seafood dan chinese food di kawasan Pecenongan. Selain memang tertarik dengan usaha kuliner, dua usaha itu juga bisa menunjang bisnis kue keringnya.
Makanya, begitu resmi meneruskan usaha ibunya di tahun 1984, Musa mulai mempertimbangkan untuk memproduksi kue dengan harga terjangkau. Kendati demikian, ia tak ingin mengorbankan kualitas, sehingga produk kuenya tetap bisa  bersaing di pasaran.
Berangkat dari keinginan itu, akhirnya ia membagi empat klasifikasi kue produksinya, yakni kelas ekonomis, reguler, spesial dan istimewa.
"Saya tidak mengurangi mutu, tetapi saya membuat dengan komposisi yang berbeda sehingga harga lebih murah," terang Musa.
Dengan empat pilihan itu, konsumen bisa menentukan sendiri kualitas kue yang diinginkan. Saat ini, harga kue Puspa dibanderol mulai harga Rp 25.000 hingga Rp 100.000 per toples dengan bobot 400 gram.
Toples Rp 25.000 merupakan kelas ekonomis yang dijual khusus ke perusahaan ritel atau reseller. Sementara untuk konsumen langsung, harga kue Puspa kelas ekonomis dibanderol Rp 40.000 per toples. Selanjutnya ada kelas reguler yang dihargai Rp 60.000 per toples, kelas spesial Rp 75.000 dan kelas istimewa Rp 100.000  per toples.
Klasifikasi kue juga menentukan lamanya kue bisa disimpan. Kue kualitas spesial hanya bisa bertahan sekitar tiga bulan. "Karena kandungan bahan-bahan yang tidak tahan lama, seperti susu, telur dan butter di kue spesial ini cukup  tinggi," ujar Musa.
Sementara, kue kelas istimewa bisa bertahan hingga enam bulan. Kedua kue ini cocok untuk dikonsumsi langsung atau dijadikan hadiah bagi kerabat dekat atau rekanan.
Pada awal mengembangkan konsep ini, Musa kerap menemukan berbagai kendala dan hambatan.Salah satunya pernah ia ditipu seorang pelanggan. Kala itu, pelanggan memesan kue hingga 1.000 toples.
Pelanggan itu meminta kue pesanannya dikirim dan akan dibayar di tempat. "Sampai di sana, barang diambil, anak buah kami disuruh tunggu, ternyata mereka kabur," ujar Musa.
Musa mengaku, menderita kerugian cukup besar dari peristiwa itu. Makanya sejak itu, ia tak pernah lagi menerima pesanan yang tidak membayar di muka. (bn)

Jumat, 04 Oktober 2013

Berkat Ganti Konsep, Kini Omzet Bisnis Kuliner Rezza Capai Rp1,2 Miliar

Mom's Bakery & Cafe hadir di tengah masyarakat dengan berbagai jenis produk yang ditawarkan. Produk yang dimaksud meliputi aneka olehan roti dengan berbagai rasa, aneka makanan berat seperti pasta, nasi lada hitam, nasi ayam teriyaki juga nasi goreng.
Sedangkan aneka makanan ringan, Mom's Bakery & Cafe menyediakan seperti pancake, waffle, pempek disko serta sosis jumbo. Tersedia juga minuman pans maupun dingin yang telah diolah dengan baik.
Muhammad Rezza Hakiki, Direktur Mom's Bakery & Cafe alias si empunya Mom's Bakery & Cafe ini bercerita, dia memulai usaha ini pada tahun 2004. Saat itu, dia menjual beragam roti di depan rumah menggunakan etalase kecil. Selama empat tahun menjalani bisnis tersebut, pada 2008 kata Rezza, dirinya mulai menuai kemajuan dengan merubah bentuk usahanya menjadi cafe, dan sekarang bernama Mom's Bakery & Cafe.
"Karena kerja keras, pelan-pelan dari stay di rumah pas di pinggir jalan posisinya, dekat kampus juga. Di sana juga toko roti masih sedikit. Tahun 2004 lahirnya, dari etalase kecil, berubah menjadi 2008, outletnya sekarang dua, di Banjarmasin dua-duanya," ucap Rezza seperti dilansir Okezone.
Mengenai omzet, Rezza menyatakan saat bisnis usahanya masih menggunakan etalase kecil yang bertempatkan di teras rumahnya, dirinya meraup omzet Rp2 juta per bulan. Akan tetapi, capaian yang cukup membuat hati tercengang, saat bisnis usahanya berubah konsep menjadi cafetaria, saat itu juga Rezza dapat meraup omzet Rp90 juta per bulan, atau Rp1,2 miliar per tahunnya.
Mengenai laba, kata Rezza, dirinya mengakui meraup laba sekitar 50 persen-60 persen dari total omzet yang didapatkan dari bisnis usaha waralabanya tersebut.
"Pertama kali bisnis yang di depan rumah omzetnya Rp2 juta sebulan, kalau yang cafe sekarang udah Rp90 juta, sehari Rp3 juta. Minimal banget Rp2,5 juta, satu cabang segitu, Satu tahun Rp1,2 miliar. Labanya 50 persen-60 persen dari omzet," tambahnya.
Saat ini, lanjut Reza, Mom's Bakery & Cafe sudah dapat di waralabakan atau di Franchise. Para investor yang tertarik cukup dengan Rp250 juta, sudah dapat melakoni bisnis cafetaria Mom's Bakery & Cafe.
Kontrak franchise ini juga terbilang relatif lama, karena diberikan jangka waktu hingga lima tahun, sedangkan untuk membalikkan modal, Rezza memberikan waktu kepada investor atau calon mitranya itu selama satu tahun lima bulan untuk membalikkan modal.
"Kita franchise Rp250 juta include bakery equitment, mesin es krim, masalah roti kita ajarin, juga suplai bahan baku, kalau di kota itu tidak ada," ungkapnya.
Selain itu, Rezza menuturkan, dalam bisnis waralaba Mom's Bakery & Cafe, dirinya akan mengenakan royalti terhadap para mitranya sebesar 10 persen, asalkan mitra yang telah mewaralabakan Mom's Bakery & Cafe sudah balik modal.
"Kita minta royalti setelah franchise itu balik modal, sebulannya 10 persen. Target satu tahun lima bulan. Kalau tidak tercapai kita tunggu sampai kapan sesuai kontrak lima tahun, karena jika tidak dibina, mitra rusak nama kita juga rusak," sambungnya.
Sebelumnya, Rezza mengungkapkan sejak awal buka bisnis cafetaria yang lebih bertujuan untuk hang out dengan mengutamakan kenyamanan bagi pengunjungnya ini, mengakui pernah ditawari banyak investor untuk membuat cafe seperti saat ini. Namun, Rezza menolak lantaran Rezza masih menyadari mengenai sistem bisnisnya masih belum kokoh seperti saat ini.
"Pernah ada tapi kita belum siap, belum siap sistemnya, takutnya kontrolingnya gak teratur, autopilotnya belum siap, karena mereka tidak ribet, Kalau sekarang autopilotnya kita rekrut pegawai, buka lapangan pekerjaan juga," terangnya.
Tidak hanya itu, mengenai rata-rata harga makanan dan minuman di Mom's Bakery & Cafe juga terbilang relatif murah, pasalnya Rezza mengakui hanya membandrol harga makanan sampai minuman rata-rata di bawah Rp20 ribu. Cafe ini baru berjumlah dua, yang letaknya di Banjarmasin seluruhnya.
"Harga produknya di Banjarmasin di bawah Rp20 ribu, kalau di luar Banjarmasin bisa lebih mahal bisa lebih murah, untuk luar kota bisa 20 persen lebih mahal, sama lebih murah juga turun 20 persen," imbuhnya.
Mengenai sasaran pembeli, Rezza mengungkapkan tetap berfokus kepada para mahasiswa-mahasiswa angkatan baru maupun angkatan lama, para pekerja dan juga anak sekolah.
"Target pembeli anak kuliah, karena tiap tahun berganti, cafe kita kan deket kampus, karyawan untuk sekadar nongkrong, nikmatin fasilitas cafe ini, wifi-an untuk update status," tukas Rezza. (as)

Selasa, 01 Oktober 2013

Alim Suteja, Sukses Berbisnis Roti Setelah Berhenti Jadi Karyawan



Tak akan pernah ada kesuksesan tanpa ketekunan. Hal ini yang melandasi seorang pengusaha bakery bernama Alim Suteja. Bersama dengan istrinya, Nanik Sumiyati, mereka membangun sebuah usaha bernama Virgin Cake & Bakery yang sangat terkenal di Semarang. Sebuah contoh keberhasilan yang datang berkat kerja keras, ketekunan dan konsisten pada sebuah usaha yang dilakukan selama puluhan tahun.
Semua berawal dari kegemaran Ninik membuat kue dan roti yang mana ditahun 1999, ia memutuskan untuk mendirikan sebuah toko roti kecil-kecilan dengan memanfaatkan garasi rumah yang ia sewa sebesar 25 juta rupiah sebagai tempat usaha. Ninik pun lantas tidak hanya menjual roti dalam satuan saja, ia menawarkan kepada tetangga dan kerabatnya yang ingin memesan roti dalam jumlah yang banyak kepadanya. Tak disangka, bisnis kecil-kecilannya itu berhasil menarik minat masyarakat yang berada di dekat tokonya berdatangan untuk membeli kue buatan Ninik.
Perkembangan bisnis bakery yang cukup pesat tersebut ternyata membuat suaminya, Alim memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya sebagai pemasok bahan bangunan. Pria berkacamata itu memilih fokus mengembangkan bisnis bakery setelah melihat prospek berkembang usaha tersebut sangat baik. Ia juga beropini jika cash flow (perputaran uang) di usaha bakery lebih cepat ketimbang bisnis bahan bangunan yang notabene jangka waktu pembayarannya lebih lama.
virgin-cakeDitahun 2003, usaha virgin cake & bakery semakin dikenal luas oleh masyarakat luas. Alim tampaknya tidak menemui kesulitan berarti dalam memasarkan produknya karena ia sendiri berlatarbelakang sebagai seorang pengusaha. Selain kemapanan seorang Alim dalam mengembangkan usaha, ia juga pandai berinovasi. Gerai Virgin cake dan bakery ia buat dengan berkonsep swalayan, yang artinya para pengunjung diberi keleluasan memilih kue apa yang mereka inginkan.
Tak puas dengan kesuksesan yang ia raih. Alim dan Ninik membuka 1 gerai lagi yang terletak di Urangan, yang merupakan ibu kota kabupaten Semarang. Tak main-main, gerai barunya itu memiliki luas 1,1 hektare. Dalam waktu dekat juga mereka kembali akan membuka 1 gerai lagi di Semarang. Mereka juga kini memiliki lebih dari 200 karyawan tetap. Bayangkan saja, jika dengan dua gerai saja mereka bisa meraup omset hingga milyaran rupiah per bulannya, bagaimana dengan penambahan 1 gerai lagi? (bn/wartawirausaha)